July sedang menyantap makanan didepannya dengan sangat-sangat tidak bernafsu. Jika bukan atas dasar permintaan ayahnya untuk makan malam bersama, dia mana mau duduk satu meja dengan perempuan berbisa itu dan jangan lupakan seorang pria tampan teman bisnis ayahnya yang memiliki aura dingin serta tatapan tajamnya.
Thalita -nama perempuan itu- anak jelmaan iblis, liat saja kelakuannya sekarang. Bagaimana bisa dia menggoda pria disampingnya itu dengan cara sesekali menyenggolkan dada hasil suntikan itu ke lengan pria itu? Satu kata untuknya murahan! Dan apa-apaan sikap pria itu? Menerimanya? Dasar pria brengsek.
Thalita, anak iblis yang ayahnya bawa pulang kerumah 13 tahun lalu waktu umurnya masih tujuh tahun. Thalita dibawa ayahnya kerumah sebulan sesudah ibu July meninggal. Anak itu diambil ayahnya dipanti asuhan pinggir kota yang bahkan jarang orang kunjungi.
Awalnya July mencoba menerima kehadiran Thalita dengan tangan terbuka, tapi semakin hari sikapnya semakin sombong dan selalu iri dengan July, membuat July muak sendiri dengan Thalita.
Bagi July, Thalita hanya aib untuk keluarganya saja. Selalu mempermalukan keluarganya dengan sikap jalangnya itu. July juga bisa memastikan kalau anak sialan itu juga mata duitan, pasti kalau nanti keluarganya bangkrut dia orang pertama yang lari dari sini meninggalkan July dan ayahnya.
July menarik nafas kasar. Menarik semua perhatian orang dimeja tersebut.
"Ada apa July? Ada sesuatu yang menggangumu? Kau tidak suka dengan makanannya sayang?" Tanya ayahnya.
Thomas Miller, seorang panutan untuk July. Ayah yang sabar dan sangat menyayangi anak-anaknya dan jangan lupakan sifat baiknya itu yang melewati batas maximum sehingga masih saja mau menampung anak macam Thalita.
"Tidak ayah, aku baik-baik saja. Sejauh ini kurasa,"
"Kapan kau akan kembali ke Aussie?" Tanya Thalita sinis
"Kurasa ingatanmu masih saja pendek ya? Bukankah sudah ku bilang aku sedang libur semester dan sedang mencari pengalaman kerja? Dan kenapa kau ada disini? Bukannya kau harus menyelesaikan semester 3 mu itu yang tak kunjung kelar?" Tanyaku tak kalah sinis
"Aku hanya ingin berlibur, sekaligus melihat keadaan ayah." kata Thalita sok manis
"Kuharap niatmu memang seperti itu, bukan untuk yang lain." kata July datar.
Semua orang dirumahnya sudah tahu bahkan ayahnya pun tidak bisa berbuat apa-apa karena Ia tahu kalau hubungan anak kandung dan anak angkatnya itu memang tak pernah akur.
"Lalu kau ingin cari pekerjaan dimana July?" Tanya Ayahnya yang mencoba mencairkan suasana yang tak enak tersebut.
"Belum tahu, lebih tepatnya belum menentukannya. Tapi aku berniat untuk mencobanya di London dan yang pasti bukan diperusahaan milik ayah,"
"Boleh saja, asal kau bekerja diperusahaan milik Andrew. Bagaimana Drew, apakah kau keberatan?"
"Tidak juga sir, aku akan sangat senang bisa membantuh anda. Lagipula sekertarisku baru resign beberapa hari yang lalu. Dia juga bisa tinggal bersamaku kalau sir tidak keberatan aku akan menjaganya"
"Ayah, aku bisa mencari pekerjaanku sendiri, aku juga bisa masuk perusahaannya El kalau aku mau!" July menyela dengan cepat seraya menatap Andrew dihadapannya seperti akan memakan pria itu.
"Sudahlah sayang, pilihanmu hanya ada 2, perusahaan Andrew atau tidak sama sekali. Ayah yakin Andrew bisa menjagamu dengan baik." kata ayah July tegas.
"Baiklah."
Bisa dilihat dari posisi July duduk sekarang, Andrew sedang menyeringai kepadanya. Baru kali ini July rasanya sangat membenci pria berwajah sedikit sentuhan latin tersebut. Rasanya July ingin mengubur pria bernama Andrew Parker itu hidup-hidup, jika saja tidak mengingat kalau dia rekan kerja ayahnya pasti itu sudah lama dia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EAGERNESS
Romance[18+] PART 8 DIPRIVATE "Ehh.. Aakhh.. Mpphhhh" Aku mengerang, menikmati setiap sensasi yang sedang pria itu ciptakan dengan gerakan pinggulnya yang semakin tak karuan. "Owwh.. Kau sempit sekali July! Ahh" "Shh.. Fuckkk.. Fuck me harder Drew! Akhh" ...