Sudah hampir seminggu sejak kejadian berdarah itu terjadi dan disinilah July sekarang.July menggeliat kecil diatas tempat tidur besar itu, perlahan tapi pasti mata indah berwarna biru itu terbuka. Hari ini July resmi bekerja di KLines corporations sebagai sekertaris pribadi Andrew! Catat dan garis bawahi kata 'pribadi' yang berarti semua kebutuhan dikantor maupun diluar kantor July lah yang harus menghendlenya. Akan menjadi hari-hari yang melelahkan? Jawabannya pasti YA!
'Membuat breakfast dan membangunkan Andrew' gumam July dalam hati.
Kalian pasti binggung kenapa hal pertama yang harus dilakukan July adalah membuat breakfast karena tidak mungkin seorang CEO tidak mampu membayar maid bukan? Bukan masalah uang tapi memang Andrew memilih untuk tinggal dipenthouse berlantai duanya dengan alasan lebih dekat dengan perusahaannya daripada tinggal dimansion miliknya dan pria menjengkelkan itupun tidak mau ada orang asing mondar-mandir diapartementnya, trus aku bukan orang asing? Pikir July dalam hati.
Dan soal membangunkan Andrew, sebenarnya juga July tidak mau melakukan itu tapi apa daya semalam sehabis makan malam Andrew bahkan menulis apa saja yang harus July lakukan pada hari pertamanya bekerja, yahh jadi inilah akhirnya.
Daripada sibuk memikirkan hal-hal yang tidak penting, July memilih bangun dari tempat tidur dan berjalan memasuki kamar mandi untuk mencuci mukanya terlebih dahulu karena tidak mungkin July memasak dengan keadaan yang tidak manusiawi seperti itu. Eh manusiawi sih sebenarnya semua orang pasti pernah berpenampilan seperti itu kalau bangun pagi, tapi sudahlah.
July pun keluar kamar dengan wajah yang lebih fresh dan langsung melangkahkan kakinya menuju dapur, sesampainya didapur July segera membuka lemari pendingin dan melihat bahan apa saya yang bisa July masak.
'Mau masak apa kalau isinya cuman dua buah telur, bacon dan sosis. Typical English breakfast huh?' gerutu July dalam hati
Karena bahan makanan yang bisa dibilang terbatas itu July hanya membuat omelet dengan paduan bacon serta sosis yang dipotong kecil-kecil serta segelas hot cappuccino untuk Andrew dan segelas peppermint tea untuknya.
July berjalan dengan langkah gontai menuju kamar Andrew, sesampainya didepan pintu kamar, tanpa basa-basi mengetuk pintuh July langsung masuk berjalan kearah nakas, mengambil remote tirai kamar Andrew dan menekannya.
Seusai menekan remote itu, didukung dengan pencerahan kamar yang baik July mulai memperhatikan seisi kamar Andrew. Kamar yang tidak terlalu banyak perabotan hanya ada tempat tidur berukuran king size, dua nakas yang berada disamping kiri dan kanan tempat tidur yang diatasnya terdapat lampu tidur, tiga sofa berwarna putih dan meja kecil berwarna coklat berada ditengah ruangan yang berhadapan langsung dengan tv 48 inch, karpet beludru berwarna hitam menutupi sebagian besar kamar ini, wallpaper berwarna hitam putih monotiles dan lukisan abstrak besar hitam putih diatas tempat tidur serta pintuh yang berada disudut lain kamar.
Seseuai yang July liat, July mengambil kesimpulan kalau Andrew itu mempunyai hidup monoton dan penuh misteri sama sepertinya. Menyukai hitam dan putih.
"Andrew bangun, hey bangun sudah pagi nanti kita ter-"
Belum selesai dengan perkataannya, tiba-tiba Andrew langsung menarik tangan July yang membuat tubuh July mendarat dengan mulus dan rapat tanpa jarak dengan tubuh Andrew, "Tunggulah sebentar, biarkan saja begini." Andrewpun langsung memiringkan badannya dan memeluk July.
"Andrew kamu harus bangun sekarang!" July yang mulai gerah dan gugup dipeluk Andrew seperti itu mulai tidak tenang, bayangkan saja ini bahkan sudah hampir dua puluh menit Andrew belum bangun dan malah memeluk July dengan erat seperti memeluk guling.
Jujur July merasa nyaman didekapan Andrew seakan semua bebannya hilang begitu saja, July merasa aman dan damai karena bau mint yang kaluar dari badan Andrew seakan menariknya untuk terus berada didekapan Andrew. Tapi ini beda sekarang sudah terlalu banyak waktu yang terbuang, pernah mendengan kata 'Time is money'? Yah itu kata-kata klise yang sering orang prekfesionis katakan dan July salah satu penganut kata itu.
"Hmm, sebentar lagi July,"
"Tidak, bangun sekarang! Aku tidak mau terlambat dihari pertama aku berkerja." kata July mencari alasan
Andrew terkekeh kecil "Tak apa, kamu kan terlambat bersamaku. Memangnya siapa yang akan memarahimu?" Kata Andrew sambil menatap kelereng biru July lekat.
"Memang tidak ada, tapi kita akan terlambat sarapan, dan sebentar lagi itu akan dingin!" July bahkan baru ingat kalau breakfast yang Ia buat hanya diterlantarkan begitu saja dimini bar Andrew.
"Baiklah, tapi dengan satu syarat," kata Andrew dengan senyum mesumnya, July yang melihat senyum itu sudah tau kalau sebentar lagi Ia akan masuk sarang tikus, kenapa tikus? Karena July benci tikus.
"Apa? Cepatlah!"
Kelereng biru itu menatap jenaka July yang menatapnya berang "Cium aku, dibibir bukan dibagian lain." kata Andrew dengan nada menggoda.
July dengan cepat mengecup bibir Andrew dengan sedikit lama kemudian melepaskannya. Andrew yang awalnya hanya iseng ingin melihat bagaimana ekspresi July hanya bisa membulatkan matanya karena kaget, bagaimana bisa July melakukan itu? July yang melihat raut muka Andrew hanya bisa menahan tawanya. For God's sake, itu cuma ciuman! Andrewpun sudah pernah menciumnya dan yang pasti Andrew sudah biasa mencium wanita secara dia itu sering gonta-ganti pasangan, katanya.
Karena sangking terkejutnya, pelukan Andrew sedikit mengendur dan bahkan July sudah bangun dari tempat tidur Andrew.
"Kamu masih betah disitu?" Back to earth, Andrew yang merasa kikuk hanya mengikuti July keluar kamar dan menduduki kursi didepan July.
"Enak, kau belajar memasak dimana? Ku kira kau tidak bisa memasak," komentar Andrew
"Hmm, aku belajar masak sendiri. Yeah kamu memang tidak tau apa-apa tentang ku jadi berhentilah menilaiku dari luar." kata July dingin.
'Ada apa dengannya? Moodnya sering naik turun, kadang bisa sangat tenang, riang, dingin. Kepentok mejapun membuat semua orang dalam mansion panik.' Pikir Andrew
"Terlalu misterius." tanpa sadar Andrew baru saja mengucapkan kalimat itu dengan suara yang membuat July menatapnya dengan alis terangkat.
"Ekhem, aku sudah selesai nanti kalau kamu sudah selesai kau taruh saja piringnya dimesin cuci piring nanti aku yang menatanya sebentar malam. Aku siap-siap dulu." Seusai mengatakan itu Andrew langsung berjalan cepat masuk kekamarnya.
July yang ditinggal sendiri dimeja bar itu hanya memandang kepergian Andrew dengan senyum manis yang menghiasi wajah berparas cantik namun dingin itu.
'Sudah saatnya ya Davin? Baiklah kalau begitu.' July bermonolog sendiri dengan dirinya. Sehabis mengatakan itu July hanya menutup matanya yang mulai berkaca-kaca dan rawut wajah yang dingin itu berangsur-angsur menjadi sendu.
----
Key's
KAMU SEDANG MEMBACA
EAGERNESS
Romance[18+] PART 8 DIPRIVATE "Ehh.. Aakhh.. Mpphhhh" Aku mengerang, menikmati setiap sensasi yang sedang pria itu ciptakan dengan gerakan pinggulnya yang semakin tak karuan. "Owwh.. Kau sempit sekali July! Ahh" "Shh.. Fuckkk.. Fuck me harder Drew! Akhh" ...