Ify Is Mine Part 10

5.3K 287 9
                                    

Suasana rumah ini sepi sekali ketika Ify memasukinya. Padahal jam telah menunjukkan pukul empat sore. Berarti dua jam yang lalu bel pulang sekolah telah berbunyi. Namun Ify tak melihat bahwa ada Rio dirumah ini. Ify bergegas masuk kekamarnya dan membuka seragamnya. Tak lupa pula setelah itu ia mandi untuk menyegarkan badannya.

Setelah selesai melakukan semuanya. Ify bergegas kedapur untuk menyiapkan makan malam nanti. Ia akan membuat sup iga dan ayam sambal balado. Setelah menyiapkan semua bahannya, Ify segera meracik bumbu dan memulai aksi memasaknya. Sesekali gadis cantik ini bersenandung kecil.

Satu jam lamanya Ify memasak makanan tersebut, namun masih belum ada tanda-tanda Rio akan muncul, ia tak tau apa kegiatan yang Rio lakukan saat ini. Ia juga tak mau mencampuri urusan pria tampan itu, takut kalau pria itu akan marah padanya.

Untuk menghilangkan jenuh, Ify memutuskan untuk menonton televisi. Ia membuka acara kartun yang biasanya tayang jam segini. Sekali lagi Ify memperhatikan jam dindingnya, sudah pukul setengah enam sore namun Rio tak kunjung pulang. Membuat Ify sedikit cemas.

***

Shilla mendengar pintu rumahnya diketuk dengan cara yang begitu brutal. Ia bingung, sebenarnya apa fungsi bel kalau orang itu masih saja mengetuk pintunya. Setelah membuka pintunya Shilla dibuat kaget dengan kedatangan seseorang tak terduga, gadis itu diam beberapa saat, namun setelah mengontrol kesadarannya ia menyuruh pria ini untuk masuk.

Jantung Shilla seakan berhenti berdetak. Bingung juga, apa yang membuat Iyel menuju kemari, Shilla pun akhirnya bertanya "lo ngapain kesini Yel?" Shilla duduk tepat dihadapan Iyel.

Iyel menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia juga bingung. Entah apa yang membuatnya kemari. "gue..itu..anu..Shil—" belum tuntas Iyel berbicara Shilla lebih dulu memotongnya.

"ah, kayaknya lo dehidrasi deh. Bentar ya gue ambilin minum dulu. Lo mau apa?" Shilla telah berdiri dari duduknya dan menatap Iyel.

"yang dingin aja deh Shil, apa aja terserah"

"bentar ya" Shilla menuju dapurnya dengan jantung yang masih berdegup kencang. Namun ia selalu berkata dalam hatinya bahwa jangan kegeeran.

***

Via sedang berburu snikers di salah satu mall terbesar di Jakarta ini. Ia ingin membeli snikers model terbaru yang katanya akan ada dihari ini. Ketika memasuki tempat snikers itu, Via melihat Alvin yang berada ditempat yang sama. Ia tak terlalu peduli dan langsung mencari snikers yang ia inginkan.

Tanpa disangka oleh Via, Alvin ternyata menghampirinya dan menepuk bahunya "Vi" panggil Alvin dengan nada yang begitu datar.

Via menoleh dan menemukan Alvin si manusia es disebelahnya "apa?" tanya Via dengan nada ketus.

"menurut lo bagusan sepatu yang mana?" Alvin menunjukkan dua buah sepatu ditangan kanan dan kirinya.

Via cengo. Ternyata Alvin meminta pendapatnya. Ia tak habis pikir. Via pun melihat sepatu yang dipegang Alvin yang satu berwarna putih dengan garis hitam dibagian pinggirnya dan yang satu lagi berwarna biru polos.

Via mengetuk pipinya dengan jari telunjuk. Kedua-duanya bagus menurut Via. Karena sepatu itu memiliki model yang berbeda. Sedangkan Alvin dengan wajahnya yang datar terus menatap Via tanpa ia sadari.

"jadi yang mana?" tanya Alvin karena gadis itu terdiam begitu lama.

Via mendongak menatap Alvin "gue bingung. Dua-duanya keren. Tapi kalo menurut gue yang putih deh Vin"

Ify Is Mine [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang