Spin Off : This Yael

774 49 9
                                    

Disclaimer

Fanfiction challenge dari univers milik kak shooastrif dengan judul My Darling Psycho

[YAEL]

Bagi yang tidak mengenalku mungkin melihat ku sebagai budak korporat Madrim Crop yang hidupnya hampir satu dekade terakhir mengabdi pada Zenobia Madrim.

Mungkin lagi bagi sebagian orang khususnya wanita bekerja bersama Zenobia Adalah anugrah, memang anugrah namun di sisi lain hidup di bawah bayang-bayang Zenobia tidak selalu baik apalagi kalau sudah menyangkut pekerjaan amoral yang harus ku kerjakan -selain pekerjaan yang terkadang keluar dari Job description aku juga punya masalah lain, menjadi orang yang bersama Zenobia sedari remaja membuatku tanpa sadar membangun kepribadian skizoid, -tidak memiliki keinginan untuk intim atau menjadi bagian dari kelompok sosial, dan sering kali memilih sendirian daripada bersama dengan orang lain, tidak menunjukkan emosi secara penuh, dan kebutuhan akan afeksi yang kurang.

Asumsiku kepribadian ini timbul karena aku terlalu sibuk bekerja hingga melupakan aspek 'hidup bersosial' juga menjadi tangan kanan Zenobia membuatku harus tangguh dan kebal- termasuk menyembunyikan semua yang aku rasakan.

Kabar baiknya kepribadian ku ini aku unggul dalam membentuk relasi baik yang berfokus pada pekerjaan, aktivitas intellectual dan ekspektasi tanpa fokus dengan kedekatan emosional.

Aku tidak menyalahkan Boss ku kok, ini adalah murni pilihanku jadi apapun resiko kedepannya aku harus menanggungnya.

Zenobia Madrim buatku sudah seperti orang yang paling penting di hidupku aku berutang budi karena kemurahannya padaku kalau bukan karenanya aku tidak mungkin bisa sejauh ini.

Nah, kepribadian skizoid memang membuat ku tidak ingin berinteraksi dan tertarik dengan orang lain tapi celakanya ada satu orang yang membuatku tertarik untuk pertama kalinya namanya Tamara Widowati mungkin aku bisa menyebutnya milik 'boss' ku, aku tidak tahu bagaimana permulaannya tapi yang jelas aku mulai memperhatikan Tamara saat Zenobia Madrim memberiku tugas-tugas yang berkaitan dengan Wanita-nya dan tanpa sadar aku mulai memberinya perhatian lebih dan akhirnya aku menyerah dengan perasaan ku.

Tamara adalah ketidakmungkinan buatku, aku tidak bisa mengkhianati boss ku- kesetiaan ku lebih besar kepada Zenobia hingga aku memutuskan untuk mundur.

Tapi sepertinya kali ini keteguhan ku kembali di uji, melihat Tamara yang rapuh dan menangis di depan ku membuatku ingin merengkuhnya aku mengertakan pegangan ku ke stir mendengarkan alasan Tamara menangis malam itu dari yang kutangkap setelah cerita panjangnya dia menangis karena pengacara probono untuk panti asuhannya memilih mundur.

"Tamara..." panggilku pelan "maaf kalau aku lancang. Tapi sudahkah, kamu mempertimbangkan untuk meminta bantuan bapak?" tanyaku hati-hati.

Kertekejutan di wajahnya membuat ku menghela nafas pelan jujur saja pikiran Tamara terlalu complicated untuk dimengerti, dia bisa saja meminta bantuan Zeno, kepekaan Tamara akan value nya memang noll besar.

Wanita itu sepertinya tidak bisa melihat dengan jelas, kalau saja ia berbicara dengan Zeno ia tidak perlu bersusah payah seperti ini pastilah Zeno akan mengabulkan segela permintaan wanita itu karena Zeno bisa melakukan segalanya untuk Tamara -kekasihnya, miliknya.

Kalau wanita lain mungkin akan langsung mengambil jalan mulus dan memohon kepada Zeno agar dipermudah kan segalanya, tapi aku tahu Tamara bukan tipe 'wanita lain yang seperti itu' dia adalah Tamara dengan segudang hal yang menarik.
Aku memberinya pemahaman sebagai ajundan Zeno yang paling setia, mencoba memberikan idealis baru untuk Tamara.

"Yael..."

"Antarkan aku kerumah Zeno"

"Your wish is my command"

Selesai mengantarkan Tamara ke tujuannya aku pulang ke Apartemen ku, tubuhku rasanya berat sekali dan aku tahu, i am not okay at all.

Setelah membersihkan diri aku ingin berbaring dan tidur saja tapi suara deringan keras dari ponsel ku membuatku mengurungkan niatku -Zenobia Madirim, ID caller nya terlihat jelas di layar ponselku sebelum dering ke dua aku mengangkat ponsel itu dan menunggu perintah yang mungkin akan di berikan pria itu.

Zenobia tidak mungkin menelpon tanpa ada alasan -dia adalah pria yang tidak ingin menyia-nyiakan waktunya.

"Selamat malam bapak ada yang bisa saya bantu?"

"Kamu benar Yael"

Aku mengerutkan kening ku tidak paham apa yang dikatakan pria itu sebagai kalimat pembukanya.

"Aku keliru, dan kamu yang benar Mara terluka dan aku yang menyakitinya Yael"

"Oh-"

Agaknya memang sedikit demi sedikit Zeno mulai lebih membuka mata akan Mara, pikiran pria itu mulai rasional kembali dan aku bersyukur.

"aku ingin Mara memakai gaun terbaik di gala Yael, buat Maraku lebih bersinar dan percaya diri"

Ah- mungkin tebakan ku salah, dia belum paham, Zenobia belum paham! Apa yang Mara butuhkan sekarang.

Astaga! Semua orang kalau di posisi Zeno bakal peka apa yang di butuhkan Mara! Tamara hanya butuh dia tidak berhubungan dengan Shakira bukan gaun terbaik tapi sebagai asisten yang bukan siapa-siapa aku berusaha tidak melebihi batas ku dan meneriaki Zenobia Madrim.

"Baik pak, ada referensi khusus?"

"tidak berlebihan, sesuatu yang tidak tampak murahan, sepatunya juga"

"ada lagi pak?"

"Tidak, beristirahat Yael selamat malam"

"Malam Pak"

Dan sialnya malam itu aku harus tidur terlambat lagi karena harud membuat list, clothing store untuk mencari gaun yang diminta Zenobia Madrim.

____

Dibuat murni untuk mengikuti fanfiction Challenge dari kak shooastrif bilamana ada bahan yang sama seriously ini bukan pelanggaran hak cipta.

TRAP | SPIN OFF ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang