Kontradiksi

8.2K 1K 207
                                    

Dega termenung dengan kedua tangannya menopang dagu sembari menatap rintik hujan dibalik jendela kamarnya.

Minggu pagi itu Dega menyambangi kediaman Putri berniat mengajak gadis itu menonton film AADC 2. Namun ketika ia tiba disana, gadis itu tidak ada ditempat. Menurut penuturan adiknya, Putri dijemput cowok vario merah. Siapa lagi memang pemilik vario merah selain Arya?

Hah!!! Dega mendengus kesal. Dia merasa kalah start. Tapi kalah start untuk apa?

Ada untuk berjalan sejajar
Tapi tak bisa maju lebih depan
Terlihat nyata dimata
Tapi maya bagi semesta

Beteriak sekencangnya
Tertawa sepuasnya
Bisu tak terdengar
Tapi selalu setia mendengar

Bukan pemeran utama
Tapi ada dalam cerita
(Unspoken Words)

Wong lanang ojo mlempem, Maju terus jendral. Dewi batinnya seolah berteriak menyemangati. Dega masih membisu menatap air yang gugur membasahi tanah, sambil sesekali menyeruput kopi torabica dicangkirnya.

---

Tiga anak remaja di batas umur belasan itu tengah duduk di kantin. Putri duduk di hadapan Wikhi dan Dega yang sedari tadi menatap intimidasi seperti tersangka pencurian ayam.

"Lo kemaren beneran jalan sama Arya?" Wikhi bertanya sakartis. Menatap Putri.

"Salah ya gue jalan sama Arya?" Tanya Putri balik seolah tak takut dengan tatapan Wikhi dan Dega.

"Lo mau viral karena jadi pelakor, perebut laki orang," Wikhi bertanya kembali. Kali ini dengan suara lebih keras.

"Nggak mungkin. Lo pikir gue artis apa?"

"Pelakor itu kalau milih mangsa juga pikir-pikir kali, yang jelas hartanya nggak habis sampai 17 turunan. Nah elu, belum jelas masa depannya kek apa," seloroh Wikhi.

"Masa depan itu kita nggak tahu. Lagian gue juga nggak mau jadi pelakor. "

Dega yang melihat memalingkan muka, menahan tawa. Kesalnya tiba-tiba menguap acap kali menatap kelakuan ajaib Putri yang seolah santai dari tekanan yang di lontarkan Wikhi.

"Wikh, gue sama Arya tu nggak ada apa-apa. Gue jalan sama dia sama kaya kalo gue jalan sama Dega. Nggak salahkan?" Gadis itu balik menatap Wikhi sambil mengaduk es tehnya.

"Nggak gitu, lo kan suka sama dia Put. Nggak mau gue lo kena PHP"

"Selama Arya nggak ngasih harapan. Gue masih berjalan di jalan lurus"

Wikhi memilih percaya ucapan sahabatnya itu. Putri tak akan berbuat nekat. Dia pasti tau mana yang salah mana yang benar.

Dega menatap Putri yang sedang memakan ayam penyetnya seolah tak terjadi apa-apa di antara mereka. Hatinya seperti tertimpa beton. Telak. Hancur. Tak bersisa. Pukpuk Dega.

Wikhi menatap lelaki disampingnya. Dega memalingkan wajahnya, menatap balik Wikhi. Tetapan mereka bertubrukan seolah sedang berbincang.

Yang sabar ya, Dega!

Nggak butuh belas kasihan lo,

Halaah, pukpuk ya Dega

Kampret,

Tak ada Putri, Vera pun jadi Deg!

Wikhi kemudian memaling wajahnya memutus percakapaannya dengan Dega. Kembali menatap Putri.

Dega menarik napas ringan, mengisi rongga paru-parunya dengan oksigen. Menguatkan kan hatinya. Lalu menatap jalanan padat di belakang Putri. Dari banyaknya motor, kenapa harus vario milik Arya si, Put?

Korelasi HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang