Aeera berjalan menghampiri ayah mertuanya setelah selesai membantu mamanya di dapur sambil membawakan secangkir teh hangat.
"Di minum pa, selagi hangat." Ucap Aeera sambil matanya menelusuri ruang tamu mencari seseorang.
"Kamu cari Danish Aee?"
"Iya pa, papa liat Danish?"
"Tadi dia kedapur tapi habis itu keluar mungkin di halaman depan."
"Kalo gitu Aeera cari Danish ke depan dulu ya pa permisi." Pamit Aeera.
"Tuh pa mantu kita baik ya beruntung deh Danish nikah sama Aeera."
"Semoga aja Danish cepet sembuh apa lagi kata dokter dia udah gak perlu terapi lagi... tapi kok papa heran ya dia masih sama gitu ma, harusnya kalo gak terapi lagi artinya dia bisa sedikit bersikap normal kan ma."
"Mungkin Danish lagi liat seberapa cintanya Aeera sama dia kali pa, papa inget kan Danish kecelakaan karna apa? Mama yakin Danish kita anak yang dewasa kok pa, insting seorang ibu itu gak akan salah. Mama seneng deh waktu Aeera bilang dia sayang sama Danish mama yakin Aeera tulus sama anak kita." Gunawan hanya mengangguk setuju lalu mendekap istrinya hangat.
-------------
Di luar Aeera tengah sibuk mengelilingi rumah mencari Danish dengan perasaan khawatir karna takut suaminya pergi sendirian tanpa dirinya. Aeera yakin Danish tak berada jauh dari sini perasaannya mengatakan begitu, ya memang benar dia sedang bersembunyi memperhatikan istrinya yang panik di balik pohon, sungguh sebenarnya dia tidak tega namun Danish ingin melihat seberapa khawatirnya Aeera jika Danish menghilang. Kekanakan bukan sikap Danish saat ini.
Hingga tiba - tiba.....
Grebbb....
Aeera terkejut ada yang memeluknya dari belakang dengan erat.
"Danish." Aeera menoleh tapi bukan Danish yang memeluknya melaikan Rafa kaka iparnya, segera Aeera berusaha melepaskan diri dari Rafa namun gagal karna tenaganya kalah kuat dengan Rafa yang kini tengah mengunci Aeera di balik tembok dengan tubuh atletisnya.
"Apa yang kak Rafa lakukan?" Tanya Aeera panik.
"Kenapa kau menikah dengan Danish Aeera kenapa?" Bentak Rafa membuat nyali Aeera menciut.
"Apa yang kaka bicarakan, tolong lepaskan aku kak." Aeera memohon pada Rafa.
"Tidak... sebelum kau jadi milik ku Aeera. Tak seharusnya kau mau dengan adikku yang idiot itu apa yang bisa dia berika padamu hah...." Aeera nampak marah dengan ucapan yang keluar dari mulut Rafa.
"Apa yang idiot itu lakukan? dia tidak dapat membahagiakan mu, dia tak dapat memuaskan mu dia hanyalah idiot tak ber.."
Plak....
Kata - kata Rafa terhenti karna tamparan Aeera di pipinya. Segera Aeera mendorong tubuh Rafa agar menjauh darinya.
"Apa kau seorang kaka? Kenapa menghina suamiku di depan ku. Dan dia adik mu, apa kau pikir dirimu lebih pantas untukku? jangan pernah kau menghina suamiku lagi." Bentak Aeera, dia sangat marah atas apa yang Rafa katakan tadi.
Tanpa membalas Rafa kembali menghimpit tubuh mungil Aeera, berusaha untuk mencium bibir Aeera secara paksa namun ia tak sudi jika tubuhnya di sentuh oleh Rafa sedikitpun.
Danish yang melihat itu semua geram atas apa yang kakanya lakukan dia berlari menghampiri Aeera sebelum masa lalunya terulang kembali pada Aeera.
"Kakak.... sedang apa kakak di sini?" Ucap Danish polos.
Seketika Rafa menghentikan aksinya dan menoleh pada Danish.
"Ah... kau hmmm... tidak aku hanya sedang berkenalan dengan adik ipar mengingat saat itu aku pergi karna ada pekerjaan yang harus aku selesaikan bukan, kalau begitu aku ke kamar dulu, ingin istirahat." Ucap Rafa sambil berlalu melewati Danish sambil menepuk pelan bahu sang adik dan menyunggingkan senyuman yang lebih tepatnya seringaian. Danish membalas dengan senyum polos layaknya anak kecil.
Sementara kini di lihatnya Aeera bersandar di tembok dengan tertunduk, bahunya bergetar karna menangis. Danish menghampiri Aeera dan memeluknya erat.
"Aiia khawatir ya? Maaf tadi Danish melihat bayi kecil yang ada di taman dan Aiia sedang sibuk bersama mama." Ucapnya sambil mengusap pelan punggung Aeera. Aeera tak menjawab hanya terus menangis sambil mempererat pelukannya.
"Di sini dingin Aiia bisa sakit Danish gak mau Aiia sakit." Danish pun menuntun Aeera ke dalam rumah menuju kamar mereka tanpa melepaskan dekapannya pada tubuh Aeera. Orang tua Danish yang melihatnya tampak bingung namun dia dengan polosnya menjawab jika Aeera takut danish hilang dan merindukan dirinya.
-------------
Setibanya di kamar Danish melepaskan dekapannya terhadap Aeera dan menyuruh istrinya duduk di atas ranjang."Minum dulu." Danish memberikan segelas air kepada aeera, dan langsung di teguk habis oleh Aeera.
"Itu air kran loh Aiia." Ucap Danish polos. Mata Aeera langsung melotot dan membuat Danish tertawa puas karna dapat menjahili istrinya.
"Danish bercanda mana mungkin Danish kasi Aiia minum air kran, nanti Aiia sakit gak ada yang main sama Danish lagi". Mendengar itu Aeera hanya bisa memanyunkan bibirnya sebal dan itu malah membuat Danish makin gemas.
"Jangan manyun gitu makin jelek muka Aiia kalo manyun." Goda Danish yang kini tengah berbaring dengan paha sang istri sebagai bantalnya.
"Aiia."
"Ya?" Balas Aeera sambil menatap Danish.
"Ciuman itu apa?"
"Ciuman? Dari mana danish tau yang begituan?"
"Jawab aja ih ciuman itu apa?"
Tanpa menjawab perkataan Danish tiba - tiba.Chuuu~
Aeera mencium bibir Danish sekilas membuat Danish terdiam sejenak mencerna apa yang baru saja istrinya lakukan terhadapnya. Sedangkan Aeera, pipinya mulai memerah kini dia yakin pasti wajahnya sudah seperti kepiting rebus, malu sangat malu tapi Aeera menyukainya.
"I..itu namanya ciuman, tapi Danish gak boleh ciuman sama perempuan lain nanti dosa kecuali sama Aeera, Aeera kan istrinya Danish jadi gak dosa." Ucap Aeera malu.
"Danish mau lagi." Tanpa menunggu jawaban dari Aeera, Danish langsung menciumi bibir milik sang istri jadilah malam ini mereka tidur sambil berciuman.
Duh danish nih sebenernya sakit nya udah sembuh belum sih cepet bikinin cucu buat mama papanya boleh dong ya wkwkwk
Maaf kalo ada yang gak suka. Makasi udah sempetin buat baca
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Husband [Terbit]
Random13 - 310516 [Tersedia versi cetak dan E-Book] Seorang gadis patuh yang menuruti semua permintaan orang tuanya hanya untuk membuat mereka bahagia. Hingga dia rela menerima perjodohan yang entah dengan siapa dirinya menikah kelak. Sedikit berbau dew...