Broken Vow 2 -End-

6K 553 61
                                    


Butuh satu bulan penuh bagi Olivia untuk menerima semuanya. Kenyataan yang sangat melukainya. Dan selama itu, yang bisa Olivia lakukan adalah sebisa mungkin menjauh dari Aiden. Bangun tidur lebih pagi, menyiapkan sarapan untuk pria itu dan segera kabur ke kantornya. Pada akhir minggu, Olivia akan memutuskan untuk pergi dari pagi dan pulang larut malam.

Dia belum siap berhadapan dengan Aiden. Dia masih membutuhkan waktu untuk memutuskan segalanya hingga kemudian dia siap membicarakan semuanya kepada Aiden. Memutuskan akhir dari hubungan mereka. Apakah berpisah, atau tetap melanjutkan.

Aiden bukan tidak tahu bahwa Olivia berusaha menjauhinya. Dia amat sadar bahwa istrinya itu menjauhinya selama satu bulan ini. Dan dia sudah berusaha untuk mencairkan suasana diantara mereka jika ada kesempatan. Pulang kerja lebih awal agar bisa melihat wanita yang diam-diam dia rindukan itu, mencoba membuka pembicaraan yang hanya dibalas satu atau dua buah kata oleh Olivia.

Mengingat semua hal yang dilakukan nya kepada Olivia membuat dia semakin merasa bersalah. Dan malam ini, Aiden bertekad untuk membicarakan semuanya. Meluruskan semuanya, karena Aiden sudah mulai muak dengan keadaan mereka yang seakan tidak saling mengenal satu sama lain.

"bisa kita bicara?" tanya Aiden begitu melihat Olivia yang baru keluar dari kamar mandi.

Olivia hanya diam dan memandang Aiden. Seakan Aiden tidak pernah berkata apa-apa, Olivia berjalan menuju meja rias dan mulai menyisir rambutnya dengan pelan.

"jangan acuhkan aku—"

"then, talk" potong Olivia dengan suara yang dingin.

Aiden menghela nafas lelah kemudian mengusap wajahnya dengan kasar. "kenapa kau menjauhiku?"

"kenapa memangnya?" tanya Olivia balik.

"just answer that damn question" seru Aiden yang sudah mulai tersulut emosinya.

Olivia kemudian berbalik dan menatap Aiden dengan wajah datarnya. "should you ask me that question? You know exactly what you did to me, right? Then, what should i do? Act like i didn't know?"

Aiden tidak bergeming. Beberapa detik setelahnya, barulah dia membuka suaranya. "aku khilaf" ujarnya pelan. Sangat pelan hingga menyerupai bisikan. "aku minta maaf. Aku tahu aku salah, membiarkan orang lain masuk diantara kita. I know, i shouldn't let this happen."

"khilaf? Setelah selama ini kau menjadikannya kekasih mu kau bilang hanya khilaf?" tanya Olivia. wajahnya terlihat datar. Tangannya terlipat didepan dadanya, namun matanya memancarkan kesedihan dan luka yang dalam, membuat Aiden menundukan kepalanya. Enggan menatap mata itu terlalu lama tanpa ikut merasakan terluka.

"aku... aku tahu aku salah. Sangat bersalah. Aku sudah mencoba untuk memulai kembali bersamamu, tapi yang terjadi kau malah semakin menjauh dan itu membuatku kesal. Aku tidak ingin kehilanganmu. I'll do anything to fix you" Aiden menatap mata Olivia dalam-dalam. Mencoba meyakinkan wanita itu jika dia bersungguh-sungguh atas ucapannya.

Olivia segera membuang muka. Dia tidak ingin menatap Aiden, karena hanya dengan menatap pria itu membuat luka di hatinya semakin terbuka. Baginya, maaf dari Aiden sudah tidak ada gunanya. Hatinya sudah beku dan terluka. Biarkan dirinya sendiri yang menyembuhkan luka itu. Aiden tidak perlu mencoba menyembuhkannya.

"pada saat pertama aku tahu bahwa kau memiliki wanita lain di hidupmu, maka pada saat itu pula aku memutuskan udah keluar dari hidupmu" seru Olivia tanpa emosi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Broken VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang