Behind The Cold Rafa & Leyya

26 3 0
                                    

"Ck! Apaan sih, kebanyakan nonton sinetron, lo!" kata Leyya santai tapi sedikit ngotot, karena Leyya sudah menepi sebelum Rafa berteriak. Kemudian, Leyya langsung melanjutkan jalannya. Leyya juga sebenarnya tahu, kalau Rafa sangat panik, bisa dilihat dari ekspresinya yang hampir seperti orang idiot.

Rafa sudah lega, karena Leyya tidak kenapa-kenapa. Kemudian, Rafa kembali menghampiri Leyya.

"Gue anterin, yuk" tawar Rafa. Leyya tetap berjalan, tak menjawab ucapan Rafa

"Lo bakal jadi cewek pertama yang gue boncengin" kata Rafa yang berbarengan dengan suara petir.

"Tuh, udah mau ujan, ayo.. sekali-kali dinginnya dipending du ̶ " belum selesai Rafa mengakhiri kalimatnya, Leyya langsung duduk dibelakang Rafa. Beruntung, Leyya menggunakan celana, jadi dia bisa duduk menghadap depan, karena Leyya tidak bisa duduk menyelempang. Melihat tingkah Leyya, Rafa hanya geleng-geleng kepala

Disepanjang jalan, Leyya memberi jarak antara tubuhnya dengan tubuh Rafa. Agak sulit, karena yang dinaikinya adalah motor ninja.

CIIITTT!!!!

Tiba-tiba Rafa ngerem mendadak. Yang membuat Leyya maju kedepan.

"Bazeng, Rafa! Modus lo!" kata Leyya, marah.

"Maaf, ada kucing... bentar," ucap Rafa lembut, kemudian dia turun dari motornya dan mengambil kucing yang hampir ditabraknya untuk ditaruh ditepi jalan.

Itu, Rafa yang udah ndobrak hati gue?

Itu, Rafa yang udah buat hati gue yang beku jadi cair?

Itu, Rafa yang dibilang dingin, cuek, ketus satu sekolahan? ̶ kata Leyya dalam hati hingga tak menyadari, bahwa Rafa sudah berada dihadapannya

"Udah, bengongnya?" tanya Rafa. Leyya yakin, pasti kini wajahnya sangat aneh. Biar tak makin panjang, Leyya menjawabnya hanya dengan anggukkan

Baunya wangi banget... ̶ kata Leyya dalam hati

Sesampainya dirumah Leyya yang megah, mereka pun langsung memasuki ruang tamu, Leyya mempersilakan Rafa untuk duduk disofa.

Rafa berteduh di rumah Leyya, karena diluar sudah gerimis

"Anggep aja rumah sendiri." kata Leyya, kemudian Leyya mulai melangkah menuju kamarnya yang berada dilantai dua.

Rafa melihat-lihat seisi ruang tamu, dan dia menemukan sebuah album yang ukurannya tidak begitu besar. Saat Rafa mulai membuka album itu, dihalaman paling depan, dia mendapati seuntai kata yang mungkin itu merupakan judul album tersebut, "V-J"

"Taroh." Kata Leyya bernada datar, yang membuat Rafa dengan cepat langsung menutup album itu. Kemudian, berjalan menuju sofa

"Sekali lagi gue liat lo buka album itu, gue ngga segan-segan buat nyembeleh lo." ancam Leyya

Leyya menaruh secangkir cokelat panas diatas meja, kemudian dia menuju sofa yang sangat berjauhan dengan Rafa, tapi Rafa mencengkeram tangan Leyya, "Disini aja, gue ngga akan apa-apain lo, kecuali kalo lo mau gue apa-apain,"

"Otak mesum," kata Leyya sambil menjatuhkan dirinya untuk duduk disebelah Rafa. Leyya melirik Rafa dengan ekor matanya, dan Rafa sedang menampakkan senyum kemenangan

Semoga Rafa budeg, ya Allah, jangan izinkan telinga Rafa mendengar suara detak jantung hamba ya Allah, aamiin... ̶ pinta Leyya dalam hati

Karena Leyya tidak mungkin memulai pembicaraan dengan Rafa, Leyya memutuskan untuk bermain Aircraft Plane Simulator 3D di iPad-nya.

Di ruang tamu benar-benar hening, yang terdengar hanyalah suara gemricik hujan dan game yang dimainkan oleh Leyya. Suasananya sangat awkward.

Leyya gengsi, jika harus memulai pembicaraan, apalagi dengan laki-laki. Ditambah lagi, dia tidak bisa menahan detak jantungnya yang makin cepat

"R-Rafa," kata Leyya gugup. Rafa pun menghentikan aktivitas minumnya, dan mengangkat satu alisnya.

Rafa, lo ngga tau, gue harus ngumpulin semua keberanian buat nyebut nama lo ̶ batin Leyya

"Bukannya lo juga cuek dan dingin kayak gue?" tanya Leyya

"Satu sekolah juga mungkin udah tau, kita secuek apa, tapi gue juga ngga tau, hari ini gue lagi kenapa" jawab Rafa

"Oh iya, makasih, Rafa" kata Leyya seraya tersenyum pada Rafa, ini pertama kalinya Leyya tersenyum pada laki-laki

Yak! Jangan senyum gitu ke gue, Leyy... Lo ngga tau, gue sengsara banget nahan detak jantung yang maksa mau loncat keluar... ̶ batin Rafa

"Kembalii" jawab Rafa seraya tersenyum juga seperti Leyya. Tapi, Leyya tidak tahu, apakah itu pertama kali diperlihatkan untuk Leyya atau bukan

"Saking cueknya lo, lo ngga pernah nampakin dekik lo, itu. Kalo di sekolah pada tau, pasti pada terpanah. Ditambah lagi mata lo gede sama bulu matanya lebat plus panjang," kata Rafa yang sedang menatap layar ponselnya. Leyya yakin, sekarang mukanya seperti kepiting rebus. Dengan cepat, Leyya langsung menangkup kedua pipinya dan memunggungi Rafa.

"Leyya, gue mau numpang mandi, boleh ngga?" pinta Rafa pada Leyya. Leyya mengangguk dan berjalan untuk menuju kamar mandi yang diikuti oleh Rafa

Selagi Rafa mandi, Leyya memutuskan untuk memasak omelet, untuk dirinya dan Rafa.

Selesai Leyya memasak, dan piring juga sudah siap di meja makan, Rafa juga sudah selesai dengan aktivitas mandinya.

"Buat apaan, Leyy?" tanya Rafa pada Leyya yang sedang mencari sesuatu di kulkas

"Omel ̶ " jawab Leyya menggantung seraya berbalik badan dan melihat Rafa yang membuat Leyya membulatkan matanya

Kenapa lo selalu buat hati gue jingkrak-jingkrak sih, Raf... ̶ batin Leyya

"Leyya, lo kenapa?" tanya Rafa yang membuyarkan lamunan Leyya

"Eh, iya, sorry, sorry. Eh, mana baju lo. Buruan pake," kata Leyya sedikit gagap.

"Bilang aja, lo suka kalo gue ngga pake baju," bisik Rafa yang membuat Leyya merinding dan bergeming

"SHIT! RAFAAA!!!" teriak Leyya yang membuat Rafa dengan cepat meninggalkan Leyya.

Selesai Rafa mengenakan pakaian, Rafa langsung bergegas menuju meja makan. Kemudian mereka menyantap makanan mereka

Kalo aja masa depan gue itu lo, Leyy... ̶ batin Rafa sambil menatap lekat wajah Leyya yang sedang sibuk dengan makanannya

Si Rafa ngapain ngliatin gue sebegitunya, coba ̶ ucap Leyya dalam hati dan berlagak pura-pura tidak tahu

"Leyy,"

"Hng?"

"Gue..." kata Rafa menggantung

"Idup lo itu emang bener-bener dramatis banget, ya. Tinggal ngomong, ih"

"Gu ̶ "

"Eh, bentar. Kayaknya mamah gue pulang" kata Leyya, memotong perkataan Rafa

Yaampun, gue udah nahan ini dari tadi... ̶ gumam Rafa

"Lo mau ngomong apaan? Terus ngapa muka lo keringetan gitu?" tanya Leyya setelah kembali ke meja makan

"Leyy, gue minta aer putih yang dingin, gue udah nahan dari tadi..." kata Rafa dengan bernada seperti tenggorokannya tercekik.

"Yaampun, maafin gue... nih" kata Leyya panik, seraya memberikan segelas air putih pada Rafa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Secret FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang