Tiga.

4 1 0
                                    

Hari ini aku bangun tidur lebih cepat dari biasanya. Aku sangat bersemangat, dan moodku sangat bagus pagi ini.

"Selamat pagi Pa." sapaku saat tiba dimeja makan.

"Pagi sayang, tumben bangun cepat." ucap papa.

Aku hanya tersenyum membalas ucapan papa "Bunda mana pa?" tanyaku.

"Tuh lagi didapur masak nasi goreng. Oh iya daripada kamu nunggu bunda kamu mending sekarang kamu bangunin adik kamu deh." ucap papa seraya menyeruput kopinya. Papa masih fokus dengan koran yang berada dihadapannya.

"Oke bos!" ucapku bersemangat.

Aku segera melangkahkan kaki menuju kamar Millo.
"Milloooooooooo" teriakku kencang seraya menggedor gedor pintu kamarnya.

Aku terdengar seperti bunyi ada yang jatuh dari dalam kamar Millo. Aku penasaran, lalu menggebrak gebrak pintu kamar Millo.

Pintu terbuka, dan menampilkan sosok Millo yang masih acak acakan baru bangun tidur. Ia memasang wajah kesal.
"Kakakkak!!!!!!!" teriaknya.

Aku tertawa dan menutup kedua kupingku.
"Lo tau? Gue jatoh dari kasur karena disebabkan oleh teriakan lo itu!!!!" geramnya.

Ia mengusap usap bokongnya yang sepertinya sangat sakit.

Aku hanya acuh dan pura-pura merasa tidak bersalah.

"Hah masa sih? Trus apa lo yang kena?" ucapku pura-pura panik.

"Tau" ia pun menutup pintu kamarnya.

Aku tertawa sejadi jadinya melihat ekspresi Millo.

Aku pun berjalan kembali menuju meja makan.
"Gimana?" tanya papa, tapi papa tidak menoleh sedikitpun padaku. Ia hanya berkutat dengan korannya.

"Udah bangun kok pa, tenang aja." ucapku.

Akhirnya bunda datang dengan semangkok besar nasi goreng. Baunya sangat enak.

"Uhhmmm, kayaknya enak banget deh bun. Aku jadi laper banget." ucapku.

Bunda hanya menggeleng mengerti.

Setelah sepiring nasi gorengku habis, barulah Millo datang dengan wajah kusutnya. Sebenarnya ia mandi tidak sih? Kenapa setiap pagi wajahnya selalu kusut.

"Mill, kamu kenapa?" tanya bunda saat mengetahui raut wajah Millo.

Millo hanya menatapku tajam, aku langsung memalingkan wajah.

"Millo berangkat dulu bun, pa." pamitnya.

"Kamu gak sarapan dulu Mill?" tanya bunda.

Millo menggeleng pelan.
"Disekolah aja nanti bun."

~

"Le, mood lo kayaknya lagi bagus ya sekarang" ucap Marsha.

Aku hanya mengangkat bahu acuh. Lalu melanjutkan mencatat penjelasan Madame.. Madame siapa ya namanya? Duh lupa. Madame.. Ah sudahlah, intinya madame ini mengajar dibidang bahasa perancis.

Bel tanda istirahat berbunyi. Semua murid langsung bergegas keluar kelas.

"Yuk kantin" ajakku.

"Bentar le, gue ada tugas dari Osis nih ngasih pamflet ini ke semua kelas 11ips. Udah 4 kelas yang udah gue bagiin, nah tinggal satu kelas lagi. Yaitu kelas 11ips4." terang iris.

Aku mengangguk.

"Yaudah, lo cuma sendirian?" tanyaku. Iris hanya mengangguk.

"Sini gue temenin." tawarku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang