Shidqi's calling..
tut, Deva menyentuh accept untuk menerima panggilan nya.
"halo, shid?"
"halo, dev."
"kenapa ngecall? ngga biasanya,"
"ngga apa-apa. kangen aja."
"ngga penting banget lo, sumpah."
"penting kok, love you."
"kehilangan aku nya tuh"
"yes, i miss you."
"ngga jelas banget, gue tutup ya call nya?"
"tunggu,"
"apa?"
"gue boleh.. ngomong sesuatu ngga sama lo?"
"of course, you can. why not?"
"kali aja ngga boleh,"
"jangan asal menyimpulkan,"
"o--oke. lo-lomaugajadipacargue?"
"ngomong apa sih? ngga jelas, can you repeat again? dan, jangan kecepetan k?"
"okey, lo-lo mau ngga jadi pacar gue?"
"duh, ngga romantis banget. nembaknya di call, em gi-gimana ya."
"so?"
"i-iya gue mau."
"sorry kalau ngga romantis, gue rasa udahn dulu call nya. lo harus tidur, good night, sleep tight, dont forget to pray."
"yea, you too. night."
tut--tut--tut--. sambungan telepon terputus.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
SOOOO! hai gaiz, gue harap lo suka sama cerita ini, k maaf kalau dikit. gue selalu berusaha untuk banyak. sorry kalau covernya jelek, mendadak si. sbnrnya udh ada covernya cuman... gambarnya ketinggal di fdisk, smntr gue ngetik di hp, k bye.udunnomez a.k.a zkzdvn
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose One
Teen Fictionhidup itu pilihan, mau pilihan nya sebanyak apapun lo hanya bisa milih satu, untuk nasib lo ke depannya.