Apakah kamu bisa mendengar seluruh kata cinta yang tidak ku ucapkan dengan semestinya, Kinal?
Lihatlah jauh ke dalam mataku.
Bisakah kamu melihatnya?
Bisakah kamu merasakannya?
Aku...
Mencintaimu...
Kinal.
-Jessica Veranda-
Seorang gadis anggun berparas cantik sedang duduk di kursi halte dengan senyum mengembang. Sambil menunggu bus yang di tunggu datang, hatinya masih berbunga-bunga, ketika matanya kembali menatap selembar brosur sebuah café yang menyajikan berbagai makanan dan minuman.
Siapa yang tidak senang? Gadis cantik yang sedang mengenakan sweater rajutan tangan buatan sang mama berwarna biru muda ini telah mendapatkan pekerjaannya malam ini. Bibirnya terus tersenyum, sambil bersyukur karena Tuhan masih begitu baik padanya hingga detik ini. Mendapatkan pekerjaan sebagai pegawai café karena secara tidak sengaja bertemu dengan anak dari sahabat mamanya, Shania.
Suara decitan rem terdengar oleh telinganya, pertanda ada pergesekan antara aspal dan ban kendaraan yang sejak tadi ia tunggu. Memang jarak toko dengan apartemennya tidak begitu jauh. Mungkin hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit di tempuh dengan sepeda kayuh yang telah di belikan sang kakak untuknya sebelum dia kembali ke Negara asal meninggalkan sang adik seorang diri. Namun karena gadis cantik ini belum begitu menghafal salah satu kota yang berada di Negara Australia ini, dia memilih bus sebagai kendaraannya malam ini. Mungkin besok atau lusa, dia akan menggunakan sepeda kayuh itu untuk mengantarkannya bekerja pada malam hari dan kuliah pada pagi harinya.
Gadis cantik bersweater itu berdiri dari duduknya, kemudian masuk ke dalam bus dan memilih kursi yang kosong. Duduk di pinggir jendela sambil melihat jalanan yang mulai sepi. Gadis itu memasang earphone pada telinganya kemudian memutar lagu yang bisa membawanya selalu dalam kondisi mood yang baik. Matanya terpejam, kepalanya mengangguk-angguk pelan mengikuti alunan musik yang terputar. Bibirnya tersenyum, memikirkan hari esok yang akan ia lewati akan lebih berat dari sebelumnya. Hari pertama perkuliahannya, kemudian mejalani aktifitasnya sebagai pelayan di sebuah café.
Gadis cantik ini merasakan busnya berhenti, tanpa membuka mata, dia tahu bahwa bus ini berhenti pada halte berikutnya. Waktu dua minggu sudah cukup untukknya mulai menghafal rute bus yang sedang ia naiki ini.
Suara pintu bus tertutup kembali, menandakan penumpang baru telah masuk ke dalam bus. Namun sayang, ketenangan dan segala imajinasinya tentang esok hari harus buyar karena kehadiran seseorang yang datang dengan sedikit kasar.
Bruk!
Mata indah itu harus terbuka ketika seorang gadis dengan dres hitam yang cukup minim menubruk tubuhnya. Mungkin niatnya memang hanya duduk di sebelahnya, namun gadis cantik ini faham apa yang membuat gadis dengan dress hitam ini tidak bisa duduk dengan benar. Hidungnya mencium bau alkohol yang begitu menusuk. Menandakan bahwa orang yang baru menjatuhkan badan di sebelahnya ini sedang dalam pengaruh alkohol.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lalu gadis dengan dress hitam itu menyerahkan secarik kertas kecil ke tangan si gadis cantik.
"this is addres of my house"
"I have some trouble with my car. please take me home, to my house"
Tanpa menunggu jawaban dari si gadis cantik, gadis dengan dress hitam itu langsung pingsan bertumpu pada lengan si gadis cantik. Helaan nafas keluar dari bibir si gadis cantik. Kemudian dengan pelan tangannya merubah posisi gadis mabuk itu untuk tertidur pada pangkuannya. Sweater rajut kesayangannya ia lepas, kemudian menutupkannya pada paha si gadis mabuk. Risih, karena kaki itu sudah menajdi pusat pemandangan bagi laki-laki hidung belang disitu.