Denny's Prospect.

1K 95 2
                                    

James mengajak pergi Denny ke makam Amanda. James sengaja tidak memindahkan Amanda, karena di sana adalah tempat terakhir peristirahatannya. James telah merenovasi rumah sederhana itu, dan akan tinggal disana bersama keluarganya jika liburan tiba.

Di dalam mobil di kursi depan Denny sejak tadi memegangi robot baru yang di beli oleh James. Entah mengapa, Denny sangat menyukai robot di banding kakaknya. Dia bahkan selalu membawa benda kesayangannya itu kemana saja, bahkan saat dia tidur. James pernah bertanya kenapa Denny selalu membawanya, dia menjawab,

"Karena setiap Denny pegang robot ini... Ibu selalu muncul di hadapan Denny. Jadi Denny selalu memegangnya kapanpun..."

Jelasnya dengan senyuman polos.

Tentu saja Denny sangat menyayangi ibunya. Ketika ia semakin besar, ia baru mengerti bahwa ibunya takkan pernah kembali dan menemuinya. Namun James selalu meyakinkan bahwa Amanda akan selalu bersamanya.

.....

Saat mereka sampai Denny segera masuk ke rumah, dan pergi ke halaman belakang. Dia sangat menyukai tempat ini, sejuk dan nyaman.

Ia langsung duduk di depan makam Amanda, dan menunjukkan hasil ulangannya yang mendapat nilai A+.
"Ibu... Lihat, Denny dapat nilai bagus di kelas bu... Kemarin Denny belajar sama tante Gwen... Pusing... Tapi akhirnya Denny bisa dapat nilai bagus!" Ia mengatakannya dengan gembira. Di depannya hanya ada foto Amanda terpampang cantik.

"Sekarang Denny sudah kelas 2 bu! Sebentar lagi Denny akan balap kak Alex dan Kak Alvin! Heheh"

James memperhatikannya dari depan pintu.

"Denny, tidak mau bolos sekolah kayak kakak bu... Kata tante Gwen kalau bolos nanti tidak naik kelas... Kalau Denny tidak naik kelas, nanti Denny tidak jadi profesor..."

James menghampirinya, "Kenapa Denny mau jadi profesor?" Tanyanya.

"Soalnya... Denny mau buat robot... Robot itu akan Denny buat mirip ibu... Supaya ibu bisa hidup di dalam robot itu... Denny jadi punya Doraemon kaya ibuu!!"

James memeluk Denny, "Meskipun begitu.. Jangan pernah menganggap bahwa ibumu tidak ada. Ibu selalu akan ada di sini..." James menunjuk ke dada Denny.

"Iya.. Papa dan ibu do'akan Denny ya. Agar Denny bisa jadi profesor!"

"Memang kapan akan jadi profesornya?" Tanya James.

"Eum.. Denny kan tahun depan naik kelas 3... Berarti dua tahun lagi ya?" Jawab Denny lagi-lagi dengan kepolosannya.

James tersenyum geli melihat putera bungsunya ini.

......

Denny pulang ke rumah dan melihat kakaknya sedang duduk kelelahan di ruang keluarga.
"Kakak! Kakak! Tadi Denny mengunjungi ibu..." Ia langsung duduk di sebelah Alex, tetapi Alex menanggapinya dengan malas. "Hmmm..." Gumamnya.

"Uh..." Denny merasa kesal dan ia pun berkata pada kakaknya satu lagi. "Kakak... Tadi kan Denny bertemu ibu, lalu Denny kasih tahu ibu kalau Denny dapat nilai bagus kak!"
Alvin berbeda dengan Alex, dia lebih suka menghargai seseorang. "Wah.. Iya. Bagus sekali ya Denny. Tapi.. Kakak sedang lelah banget setelah seharian belajar dan ikut latihan.." Senyumnya dengan terpaksa sambil mengelus kepalanya.

"Kakak kenapa masuk sekolah? Kan hari libur..." Tanyanya.
"Sebentar lagi kakak mau menghadapi ujian akhir dan masuk sekolah baru.. Begitu.." Jawab Alvin.
"Oh... Lalu kakak belajar apa tadi?" Tanyanya lagi.
Alvin merasa capek, tetapi dia tak bisa menolak adiknya yang suka banyak bertanya ini. Alex tak menghiraukan mereka dan menonton TV.

Gwen yang datang dari dapur memberikan cookies dan susu untuk mereka. "Denny, sudah pulang? Bagaimana tadi mengunjungi ibu? Menyenangkan?" Tanyanya.

Daily Live Of Scott's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang