Pria itu menatap gedung-gedung lewat dinding kaca ruangan kantornya. Ia tersenyum sinis dan puas dengan apa yang sudah ia capai. Ya, tujuannya untuk merampas kembali perusahaan Connor inc telah tercapai. Sambil meneguk winenya Rudolf bangga akan segera menghancurkan keluarga Connor.
Terdengar suara ketukan pintu ruangannya."Masuklah" jawab Rudolf
"Mr Lewis, Deep Collector sudah siap untuk menyita aset-aset Mr Connor, apakah cukup Deep Collector saja yang mengurusinya atau anda berkenan ikut?" Gisele sebagai sekretaris Rudolf memberikan penjelasannya.
"Aku akan ikut, terima kasih Gisele" jawab Rudolf dengan penuh ambisi.
"Saya permisi Sir" Gisele berpamitan kepada Rudolf.
Rudolf bersiap dengan Lambhorgini hitamnya, lalu ia meluncur dengan kendaraannya tersebut menuju rumah Mr Connor untuk menyusul para Deep Collector.
---------------
"Katakan pada Bos kalian tidak bisakah dia memberikan waktu untuk besiap, Bosmu sungguh sialan!" pekik Jane ketika para Deep Collector menyita aset-aset yang ada di rumahnya."Maaf Nona, ini perintah" jawab salah satu dari mereka.
"Lanjutkan saja, jangan terganggu dengan gadis itu" suara bariton Rudolf tiba-tiba menggema di ruangan.
Dengan kesal dan mengepalkan tangannya Jane menghampiri Rudolf.
"Tuan, apakah anda tidak punya hati hah?" dengan wajah memerah dan sedikit genangan air mata sudah mulai tampak. "Apakah anda tidak bisa memberikanku sedikit waktu, setidaknya aku akan memikirkan dimana aku tinggal" lanjut Jane.
"Kau sudah menandatanginya", jawab Rudolf singkat.
"Sialan kau!" Jane pasrah dengan apa yang dialaminya saat ini.
Setelah selesai menyita semuanya termasuk mobil pribadi Jane, Rudolf pergi tanpa berpamitan. Jane hanya tidak menyangka mengapa ia harus bertemu dengan Rudolf.
---------------
Jane menghentikan taksi dan mengatakan pada supir taksi tersebut untuk mengantarkan dirinya ke alamat yang dituju yaitu rumah neneknya. Nenek Jane tinggal sendiri di sebuah kota kecil. Di sepanjang jalan Jane masih terisak, memikirlan nasibnya saat ini."Granny" Isak Jane sambil langsung memeluk neneknya setelah turun dari taksi, nenek Jane langsung menyambutnya dengan senyuman kaaih sayang.
"Oh sayang, aku merindukanmu, kumohon jangan menangis, kau sudah bertemu granny-mu ini" ucap nenek Jane.
"Maafkan aku granny" balas Jane
"Ayo kita masuk, kau butuh minuman hangat" ucap nenek Jane sambil menggiring Jane masuk ke rumahnya.
Rumah nenek Jane tidak ada yang berubah, foto-foto masa lalu masih terpampang di dinding serta suasana yang begitu hangat. Hal tersebut makin membuat Jane tak mampu untuk tidak meneteskan airmatanya, ia teringat akan masa kecilnya dahulu ketika kedua orang tuanya sering mangajaknya kesini untuk berlibur.
"Oh sayang, aku mohon berhentilah menangis, doakan kedua orang tuamu bahagia disana, kau tidak sendiri masih ada granny disini" nenek Jane berkata sambil memeluk Jane yang sesenggukan.
"Aku akan membuatmu minuman hangat, kau masuklah di kamar biasa letakkan barang-barangmu" tukasnya sambil melerai pelukan mereka.
Setelah itu Jane menuju kembali ke ruang makan, matanya sembab.
"Granny, maafkan aku harus merepotkanmu, aku akan mulai mencari perkerjaan besok, granny sudah mengetahui masalah kami kan" jelas Jane.
"Sayang, jangan khawatir kau pasti akan bisa melalui ini dengan baik" balas nenek Jane sambil menggenggam tangan cucunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance Me
RomanceJane tak pernah menyangka bahwa hidupnya akan mengalami masa sulit sepeninggal kedua orang tuanya. Rudolf seorang pengusaha ulung harus menyita seluruh harta kekayaan yang dimiliki oleh mendiang orang tua Jane. Jane dan Rudolf dipertemukan dalam sit...