Switched

67 9 0
                                    

P.s : anggep aja Harry + Bradley seumuran.
P.s.s: ini cuma fiksi. Ha.

Leave votes after reading x

Chapter status : unedit

***

Udara di London pagi itu cukup dingin. Tapi hal itu bukanlah halangan untuk melakukan aktivitas pada hari Senin di pertengahan bulan Febuari ini. Pagi ini Stasiun Kingcross cukup padat. Menjelang hari valentine, banyak orang yang datang ke London untuk sekedar mengunjungi orang-orang terdekat yang dikasihi. Bukan rahasia publik lagi jika orang-orang yang tinggal di tanah Barat itu kebanyakan tidak terlalu mempedulikan sekelilingnya, terlalu individualis. Berbeda jauh seperti orang-orang di tanah Timur.

"Argh! Ah, ah... Perutku sakit!" Suara jeritan wanita berambut brunette itu dalam hitungan detik mampu mengalihkan perhatian banyak orang yang berlalu lalang di Stasiun Kingcross, beberapa orang mulai panik dan menghampiri wanita itu dengan tergopoh-gopoh. "Kemana suamimu, mrs?"

"Suamiku sedang dinas di luar kota! Bawa aku ke rumah sakit, kumohon!"

---

"911. Masalah apa yang terjadi?"

"Ibuku akan melahirkan, dia sedang menjerit kesakitan di dapur. Ak-aku tidak tahu apa yang harus kulakukan." Gadis kecil berusia enam tahun itu menggigit jari-jari tangannya, dia mendengar dengan jelas suara jeritan kesakitan ibunya. Hanya ia dan ibunya yang tinggal di rumah ini, ayahnya masih berada di kantor dan tidak dapat dihubungi sama sekali. Hal itu membuat kepanikan si gadis kecil ini semakin menjadi-jadi.

Dia ingat, pamannya pernah berkata bahwa jika kau berada dalam suatu masalah darurat, jangan pernah ragu untuk memanggil 911.

"Tenangkan ibumu dulu, kami akan segera meluncur kesana. Baiklah, Orchard Road 39 bukan?"

"Terlalu lama! Aku akan memanggil ambulans saja!"

---

"Woah, aku berani bertaruh bahwa tadi Mrs. Simpson hampir saja menendang selangkangan Dokter Will."

"Maklumi saja, suaminya sedang dinas di luar kota. Jika aku akan melahirkan tanpa suami berada di sisiku, mungkin aku juga akan seperti dia." Perawat berbadan gempal itu menggelengkan kepalanya dengan sedikit terkekeh, ia menyerahkan bayi mungil yang baru lahir di dunia itu pada temannya. "Kim, bisa tolong bawa bayi menggemaskan ini ke Jeanny? Dia belum dibersihkan. Aku harus mengurus data-data Mrs. Simpson."

"Baiklah, tampan. Kau aman bersamaku." Kim–nama perawat itu, mendekap bayi mungil putera dari Mrs. Simpson dan membawanya menuju ruang bayi dimana Jeanny bertugas. Disana, ia mendapati Jeanny barusaja menaruh satu bayi di tempat tidur tempat khusus. "Hey Jeanny, aku membawakan satu lelaki tampan untuk kau bersihkan."

"Kau ini tega sekali, aku belum selesai dengan Styles." Jawab Jeanny seraya menunjukan gelang identitas milik bayi Styles yang belum terpasang. Kim hanya mengendikan bahunya. "Itukan tugasmu. Lagipula kau lebih senior. Jika sudah, kau bisa panggil aku. Aku akan mengantarkan Simpson ini ke ibunya."

Pun Kim melenggang pergi dari ruang bayi. Jeanny membenarkan posisi kacamata berlensa tebal yang dipakainya, ia tersenyum ketika melihat kedua bayi yang ditempatkan berdampingan itu menggeliat. "Baiklah anak-anak, jangan nakal ya."

Jeanny melakukan tugasnya, dia membasuh tubuh kedua bayi yang baru lahir itu dengan penuh ketelitian dan kesabaran. Dia juga bertugas memasang kertas identitas pada boks bayi yang akan menjadi tempat tidur mereka. "Uh, kalian berdua lebih terlihat seperti bayi kembar non-identik. Tapi karena Styles lahir lebih awal daripada Simpson, aku akan meletakkan Styles lebih dulu di tempat tidurnya."

"Nah sekarang, aku akan memanggil perawat untuk mengantar kalian ke tempat di mana ibumu berada!"

Vote! Vote!

Are We Switched?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang