Penat mungkin, melangkah tanpa bayang aturan
Runtuh amanat, racau amarah, itu polusi
Kebayang angan terwujud saja mengelak, bagaimana dengan langkah kecil baru?
Halah, hampa. Tengok diri siapa dan apa tujuan kau bernafas
Legakah?
Susut api dari Negeri Bumerang tak menuntun kau pulang. Hanya mengacau
Luluhkan saja tiap tokoh dan gambar dengan suka? Dasar, Pembual.
Cibir-cibir lembut manja tak sanggup menusuk dari depan
Oh, Pemuda
Kemana tegap mu berada? Kemana kepulan asap yang kau selipkan?
Kemana tatapan sengak yang selalu kau banggakan?
Apa aku hanyalah Klise?
Tertancap pun tidak, membekas pun hambar
*****
YOU ARE READING
DIORAMA ELEGI ABJAD
PoetryKetika kata merangkai pertemuan, itu diorama. Ketika melodi menyimpan sisi, itu elegi. Dan abjad lah yang paling akhir menyatu. Riuh sunyi ingin menikam rasa. Rasa rindu, hasrat nan gejolak, asa. Terbungkam biduan laras hati. Akankah peluk mu tersen...