"Removing a loved one far more difficult than accept a new love."
-anonymous -
- -- -
PAGI ini, butiran air turun ikut membahasi pohon-pohon di halaman rumah. Langit seolah mengerti perasaannya yang sedang menangis pilu karena seorang lelaki.
Orang-orang bilang, ada banyak lelaki didunia bukan hanya dia, jadi cepat lupakanlah dia. Tapi, melupakan seseorang tidaklah semudah yang kamu bayangkan. Melupakan seseorang lebih sulit daripada mengerjakan soal-soal fisika ataupun matematika yang penuh dengan aljabar.
"PIPIT CEPAT TURUN KEBAWAH, KITA SARAPAN!"
Pipit yang sedang memakai dasi bergegas menyelesaikannya lalu turun ke bawah.
"Pipit ikut kakak Mah hari ini?" Pipit bertanya sembari mengoleskan selai coklat kacang di roti. Walaupun kemarin dia baru saja mengalami insiden putus yang tragis, bukan berarti hari ini dia masih menangis di atas bantalnya hingga mata bengkak, Pipit bukan tipe perempuan yang lebay ataupun berlebihan dalam hal asmara.
"Iya, kamu hari ini ikut ojan,"
Pipit hanya mengangguk-angguk mengerti. Setelah menuntaskan roti, dia salam kepada orangtuanya.
"Loh, kak Ojan nya mana mah?" Dia mengernyit bingung, daritadi dia tidak melihat kakaknya sedang sarapan.
"Kakak kamu belom bangun, bangunin gih!" Jawab ibunya santai.
Gila! Kalau tahu kakaknya belum bangun harusnya daritadi Pipit bangunkan. Bukannya asik santai menikmati sarapan.
"LOH MAMAH KOK GA BILANG DARI TADI?!"
sial, sial, sial, Pipit akan telat hari ini!
- -- -
"WOI, KALIAN GILA INIMAH REKOR SI PIPIT DATENG TELAT!"
Teriakan yang khas lelaki menyambut telinga Pipit saat kakinya memasuki kelas.
"WOI! ANJIR PIPIT AING KUDU DAPET PAJAK TELAT DARI MANEH!" *(wow! Anjir pipit saya harus dapet pajak telat dari kamu)*
"HAHA AING OGE PIT KUDU DAPET AH GOCENG GOCENG," *( haha saya juga harus dapat ah 5 ribu 5 ribu)*
"Bacot ah kalian tai," Pipit lebih memilih membalas singkat daripada memperpanjang masalah. Teman sekelasnya ini memang suka bermasalah kejiwaanya. Mana ada orang telat dimintaiin pajak?
"Eh Pit, lo putus dari Ka Daffa ya?" Pipit terdiam mendengar suara salah satu teman sekelasnya, bagaimana dia bisa mengetahuinya?
"Lo tau darimana?"
Teman sekelasnya mendadak hening, mungkin terkejut. Karena selama ini Pipit dan Daffa biasa dijuluki couple goals. Bukan tanpa sebab mereka dijuluki seperti itu. Bagaimana tidak? Setiap pagi Daffa rutin datang ke kelas Pipit membawa dua bungkus nasi kuning lalu makan bersama kadang Pipit yang akan membawa makanan dan ke kelas Daffa. Bukan pagi saja, setiap pulang Pipit akan menunggu Daffa didepan kelasnya. Karena jam belajar kelas XII lebih banyak dibandingkan kelas X atau XI.
"Lo asli putus sama Kak Daffa, Pit? Ih anjir gue kan udah nge-ship kalian! Kenapa sih harus putus, 'kan gue yang ga rela jadinya," Sinta, teman Pipit menyuarakan kekesalanya, "Emang udah takdirnya gitu sih Ta, lagian kenapa lo yang harus kesel coba?" Pipit menjawab ucapan Sinta dengan ringan. Seolah putus dari Daffa bukanlah masalah.
Tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut, teman sekelasnya memang sudah peka dengan keadaan. Dan..
Sejujurnya, putus dari Daffa itu masalah. Masalah besar untuk keadaan hati Pipit.
- -- -
Lain suasana didalam kelas tempat Daffa menuntut ilmu.
"Woi Daf, masih pagi muka lo udah ditekuk aja," Sapa Randi, teman sebangku Daffa saat melihat dia sedang duduk terdiam tanpa melakukan apapunm
"Bisa diem ga lo?"
Randi mengernyitkan kening bingung, tumben sekali sifat Daffa langsung gaik (nggak santai) begini. Pasti ada masalah. Terakhir kali Daffa dalam keadaan mood buruk seperti ini adalah saat dia pertama kali bertengkar dengan Pipit.
"Napa deh lu, ada masalah sama Pipit?"
Daffa memilih diam menelungkupkan kepalanya dalam lipatan tangan yang dia buat. Menjawab pertanyaan Randi hanya membuatnya semakin merasa bersalah, semakin membuatnya terpelosok dalam jurang rasa penyesalan.
"HALOO DAFFA!" suara cempreng membuat ketenangannya menghilang. Tergantikan dengan rasa marah. Perempuan inilah yang membuat dia dan Pipit berpisah.
Perempuan inilah yang membuatnya kehilangan sumber kehidupannya.
Jika membunuh tidak dosa, boleh kah Daffa membunuh perempuan yang sudah tiba disampingnya?
- -- -
a/n
1.02 P.M.
Kamis, 14 Desember 2017
Bandung, Jawa Barat, Indonesia*edited

KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali
Short Story[SUDAH TAMAT] Ini kisah dua insan yang memilih berpisah dibandingkan bersatu, memperjuangkan hubungan mereka yang sudah di ujung tanduk. Tentang sang wanita yang sudah tidak tahan dengan segala sikap acuh sang lelaki. Dan Tentang lelaki yang berusa...