Kau pernah memintaku untuk menetap. Tapi kau justru menyia-nyiakan aku yang pada saat itu mau menetap untukmu.
Kau memintaku menetap, tapi kau mengabaikanku.
Kau memintaku menetap, tapi kau juga yang akhirnya ingin aku lepas darimu.
Mengambil keputusan ini, entah aku harus menyebutnya penyesalan atau sebuah kebebasan dari rasa sakit.
Merindukanmu, menyakitkan.
Mengingat senyummu, membuatku rapuh.
Aku kira, setelah ini akan baik-baik saja. Nyatanya tidak.
Aku tidak pernah membencimu. Namamu masih selalu terselip dalam doa pagi dan malamku.
Kau adalah yang terindah diantara yang terindah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak di Cakrawala
PoetryHanya sebuah sajak; yang dilantunkan, oleh seseorang yang sedang menunggu sesuatu.