PROLOG

119 6 2
                                    

Malam pekat menyelimuti segala persaanku.

Tolong,tolong aku

Aku terlalu terjebak dalam semua drama ini. Aku terlalu bodoh untuk mengerti.

Perasaan ini terlalu enggan untuk ditampakkan.

Terlalu banyak waktu yang terbuang untuk memikirkanmu.

Apakah kau juga?

--------------------------------------------------------

Satu detik,dua detik,tiga detik telah berlalu. Karin menatap malas guru yang sedang mengajarnya. Bukan apa-apa,hanya saja saat ini tidak ada yang bisa ia ajak mengobrol,dikarenakan pengacakan murid yang diadakan sekolahnya membuat Karin tidak bisa sekelas lagi dengan sahabatnya.

Bel istirahat baru berbunyi 20 menit lagi,tapi Karin sudah tidak kuasa menahan rasa kantuknya. Karin sudah menangkupkan kepalanya diatas tangannya yang terlipat diatas meja.

"Karin."

"Karin Elvana Jasmine."

Karin tersentak dan langsung duduk dengan tegap.

"Maaf,Bu."

Bu Isti sang guru biologi,hanya geleng-geleng melihat kelakuan muridnya. Bu Isti melanjutkan lagi acara menulisnya yang sempat terhenti beberapa detik.
.
KRIIING KRIIING

Bel penyelamat Karin akhirnya berbunyi. Karin langsung bergegas ke kantin untuk mengisi perutnya yang dari tadi sudah meronta-ronta.

"KARIIIIIIIINN."

Suara yang memekakan telinga itu sedang memanggil nama Karin. Orang-orang yang sedang berjalan di koridor langsung menoleh ke asal suata tersebut begitu juga Karin. Orang yang tadi memanggil Karin tersenyum lebar kemudian betjaln ke arah Karin dan langsung merangkul Karin.

"Nes,bisa gak sih lo kalo manggil gue gak usah pake toa,bisa pecah tau gak kuping gue." Ucap Karin kepada orang yang memanggilnya tadi.

Orang itu adalah Agnes Tania Fadila,sahabat Karin sejak sekolah dasar.

"Hehehe sorry,terlalu semangat."

Karin hanya memutar bola matanya mendengar jawaban dari Agnes. Karin dan Agnes berjalan menuju kantin. Sesampainya di kantin Karin dan Agnes mencari tempat duduk.

"Rin,lo cari tempat duduk,gue yang pesen makan."

Karin hanya menjawab dengan anggukan. Karin menuju ke kerumunan anak-anak yang sibuk dengan makanannya. Karin menemukan meja kosong dan langsung menempatinya.

Beberapa menit kemudian Agnes datang dengan makanan.

"Gimana kelas lo Rin?" Tanya Agnes dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Nothing special." Jawab Karin datar.

Setelah menyelesaikan makanannya Karin dan Agnes kembali ke kelas masing-masing.
.
"Itu apaan Fir?"tanya Karin yang melihat Fira si ketua kelas membagikan kertas.

"Ini tugas kelompok dari Pak Harun,kan dia gak berangkat."

Karin mendapatkan kertas tugasnya.

"Ravano Azka Prasetya...."

.

Hai semua,ini cerita pertama. Dan cerita ini based on true story. Makasih yang udah sempet baca. Karena baru prolog jadi masih pendek. Part 1 bakal di post hari ini juga.
Vomment please.

-Rai

One Call AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang