Setelah pindah rumah, aku pindah sekolah. Kalau boleh jujur, sekolah baruku ini sangat beda dengan sekolah lamaku. Dari segi kelasnya, fasilitasnya, jumlah kelasnya, jumlah murid di setiap kelas, dan lain-lainnya. Tapi menurutku itu tidak masalah, yang penting aku masih bisa belajar. Toh di sini tidak banyak orang yang menggangguku karena saat perkenalan aku menyebut kenangan pahitku dengan wajah datar menahan rasa sakit akan kehilangan orangtuaku di depan mataku, setidaknya setelah perkenalan mereka tidak akan berani bertanya hal yang aneh-aneh kepadaku mengenai masa laluku. Dan ternyata....
Benar, selama istirahat mereka mengajakku ke kantin atau mengobrol tentang pelajaran, tidak ada satu pertanyaan pun mengenai sd lamaku dan yang lainnya. hanya obrolan biasa antar anak kelas 4 sd.
Kamar baruku juga menyenangkan, semua teman kamarku berisik, cukup lah untuk mengurangi bebanku. Tapi tetap saja, kejadian itu masih menyisakan trauma yang mendalam. Senyum? Hanya senyum palsu yang terukir di wajahku. Ha ha :')
Di Sd baruku aku lebih banyak diam, tidak tertarik untuk mencari teman baru atau sejenisnya. Lebih enak seperti ini, sendirian di kelas, apa-apa sendiri. Paling- paling kalau ada teman yang mengajakku mengobrol atau teman sekamarku yang menjemput, baru aku punya teman, sisanya aku hanya sendirian duduk di pojok kelas-- tempat dudukku berada di pojok kelas.
Aku belum hafal semua teman kelasku, paling cuma ketua kelas dan wali kelasku dan sebenarnya aku tidak tertarik untuk hafal semua nama teman kelasku. Selama mereka tidak menggangu waktu belajarku aku tidak peduli akan kesendirian, kemana-mana sendiri.. tapi yang terjadi malah sebaliknya. Aku sekelas dengan lili, anak yang langsung memberiku 1001 pertanyaan pada pertemuan pertama. Lili dan aku di kelas 4b, ayu di kelas 4c, dan Karin di kelas 4A.
"Kringgg Kringgg" bel tanda istirahat berbunyi, serentak seisi kelas dan bersorak sorai dan cepat-cepat pergi ke kantin agar tidak kehabisan jajanan yang ingin mereka beli. Lili mendatangi mejaku dan mengajakku ke kantin, awalnya aku menolak dengan halus, tapi--
"Ayolah Naddd.. Aku benar-benar lapar, tadi aku lupa membawa bekal dan tadi pagi aku kesiangan jadi gak sempet sarapan" bujuk lili padaku.
"NADIAAA AYOOO, ayolahhh... cacing di perutku sudah protes minta diisi makanan" bujuk lili sedikit memaksa
Aagghhhh aku mulai tidak tahan, dengan terpaksa aku menuruti keinginannya untuk ke kantin. "Okee, ayo ke kantin" jawabku singkat. "keberisikan" nya kumat lagi, dia dengan senangnya bersorak-sorai karena kutemani, tapi biarlah aku juga senang karena lili bisa meringankan bebanku. ternyata oh ternyata dari tadi kita ditungguin 2 orang yang juga udah kelaparan, ayu dan karin. Mereka menunggu di luar kelas karena canggung untuk masuk ke kelasku,
"Kurang lama li, nad. kenapa nggak sekalian pas bel bunyi masuk aja baru keluar" kata karin setelah aku dan lili keluar kelas dengan judes-- aku heran, padahal kita sama-sama kelas 4 tapi aku merasa kalau karin itu udah SMP dan udah pantes jadi kakak. Pikirannya dewasa dan selalu berfikir 1 langkah di depan kita bertiga. Kita pun pergi ke kantin dan membeli jajanan sesuai keinginan.
Bel masuk pun berbunyi, kami semua masuk kelas dan mengikuti pelajaran sesuai jadwal. Hari-hariku kulalui begitu saja dengan sedikit kebahagiaan dan lebih banyak kenangan juga trauma yang tidak mau pergi dari pikiranku. Kenangan itu sering muncul di mimpiku, menjadi mimpi buruk yang mempengaruhi waktu tidurku, membuatku sering keringat dingin setiap malam dan membuatku takut untuk tidur. Tapi entah mengapa, karin selalu sadar dan selalu bisa menenangkanku dengan berbagai cara
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hai Hai ^^
Maaf bisa update sekarang :" :" Niatnya habis UN bakal update, Ternyata oh Ternyata idenya mampet gitu aja.. efek habis UN kali ya :v <- harap abaikan kegajean ini
di tengah pr yang menumpuk author sempatkan buat ngelanjutin, masih nyari-nyari ide yang udah tenggelam juga. Doain aja biar author bisa stabil update nya, Apalagi ya '-' nanti kalau ceritanya agak gak nyambung harap dimaklumi yaa.
kalau mau ngasih saran/kritik bisa nulis di komentar ;)
Jangan lupa Vomment nya guys :)
Thanks for Reading :3
KAMU SEDANG MEMBACA
Bring Me To Happiness
Ficção AdolescenteBagaimana perasaanmu jika kamu merasa di puncak kebahagiaan tapi tiba-tiba semua kebahagiaan itu menghilang begitu saja? Apakah kamu masih bisa merasa bahagia? Atau malah mengurung diri dalan kesedihan?