Jung yerin Pov ...
Pantulan sinar matahari yang sangat terang membuatku terbangun dan ingin membuka kaca jendela kamarku, aku pun segera membuka jendela kamarku dan menghirup udara yang sangat sejuk dari jendela kamarku.
"Yerin" teriakan eomma yang membuat mataku terbuka sangat lebar.
"Nee" teriakku untuk menjawab teriakan eomma aku pun bergegas turun kebawah untuk menemui eommaku "ada apa eomma?kenapa teriak begitu keras"tanyaku pada eomma yang sedang duduk didapur.
"Apa kau sudah mendapatkan gajimu?beras kita sudah habis" tanya eomma yang membuatku berkaca kaca.
"Yerin,kau tidak mendengarkan ku?"
"Mianhee eomma,aku belom mendapatkan gajiku. Tapi aku masih mempunyai uang sedikit tunggu sebenar" aku pun berlari ke atas dan mengambil uang yang ada didompet.
"Ini uangku hanya tinggal segini eomma belikan saja beras dulu. Untuk nanti eomma, appa dan naeun makan nanti"
"Baiklah, eomma kewarung dulu. Apa kau tidak bekerja hari ini?ini sudah pukul 7"
"Aku bekerja eomma, aku keatas dulu untuk bersiap siap"
Eomma hanya mengangguk pergi meninggalku yang terduduk dan menangis melihat penderitaan keluargaku.
"Aku harus bekerja dan tidak boleh bermalas malasan sekarang" aku pun berdiri dan menghapus air mataku yang terus keluar. Akupun bergegas keatas untuk siap siap kerja.
-
Saat dalam perjalanan ke tempat kerjanya yerin melihat seorang wanita paruh baya sedang didorong dorong oleh seorang laki laki yang berusaha mengambil dompetnya.
Yerin pun berlari menuju wanita itu dan memukul laki laki itu yang sedang ingin mengambil dompet wanita tua itu.
"Ya" teriakku pada pria itu sambil memukul punggung pria yang berusaha mengambil dompet wanita tua itu aku pun berusaha keras tapi dia tetap tidak ingin berhenti dan mendorongku sampai terjatuh.
Aku pun melihat ada kayu disamping jalan, aku berlari untuk mengambil kayu itu dan memukul pria itu dengan kayu yang aku ambil dan akhirnya pria itu pergi meninggalkan aku dan wanita tua itu.
"Nyonya, kau tidak apa apa?"tanyaku pada wanita tua itu yang masih merasa takut "kau jangan takut nyonya dia sudah pergi dan tak akan kembali lagi kesini" lanjutku untuk meyakinkan wanita tua itu .
"Benarkah" tanyanya padaku dan aku hanya mengangguk dan tersenyum kearahnya.
"Terimakasih telah menolongku, nona kau sangat berani dengan ukuran tubuhmu yang kecil tapi nyali mu besar sekali"
Aku tersenyum mendengar perkataan wanita itu padaku.
"Ini untukmu" wanita itu mengeluarkan uang dari dompetnya dan menaruh ditanganku
"Tidak jangan nyonya,aku tidak ingin imbalan apapun aku senang membantumu"aku pun mengembalikan uang itu padanya dan berpamit dengannya.
"Aku harus pergi bekerja nyonya,kau tidak apakan kalo ku tinggal sendiri?"
"Aku tidak apa apa,kau pergi bekerja saja. Sekali lagi terimakasih nona"
Aku tersenyum dan pergi bekerja.
"Sepertinya aku sudah sangat terlambat" aku pun berlari kearah restoran yang aku bekerja
"Annyeong haseyo"aku pun menundukan kepalaku kepada bos sekaligus eomma sahabatku hani.
"Kau darimana saja yerin?kau tidak apa apa bukan?aku menelponmu berapa kali tapi tak ada jawaban"tanyanya dengan nada cemas dan membuatku tersenyum
"Aku tidak apa apa bibi,mianhee aku tidak mendengar panggilan telephon darimu"
"Yasudah tidak apa apa yang penting kau baik baik saja,masuklah dan bersiap sebentar lagi restoran kita akan dibuka"
"Siapa bosss"
Perkataan ku yang membuat bibi tersenyum dan memukul pantatku dengan pelan. Aku heran kenapa bibi suka sekali memukul pantatku, yasudahlah tak usah dibahas aku harus bersiap untuk membuka restoran kami.
Vote and comment ya bagus atau gak ceritanya. Thankyou !!!