1 minggu kemudian
Hari ini tepat satu minggu berlalu setelah kecelakaan itu terjadi. Dan di hari yang sama, Senin pagi ini juga berjalan sebagaimana harusnya; Bu Ummi yang berkeliling sembari mengawasi apakah para petugas upacara, siwa-siswi anggota PMR, serta osis yang akan menjaga ketertiban selama upacara berlangsung nanti sudah siap sedia menjalankan tugasnya, juga Pak Anton dan Bu Ida yang berbagi tugas untuk mengecek setiap kelas dan menyuruh para siswa-siswi yang masih berada di kelas maupun tempat lain selain lapangan untuk segera menuju lapangan, serta Pak Parli-- seorang satpam dengan badan kekar lengkap dengan kumis tebal dan kulit gelap-- yang siap meneriaki dan mengacungkan tongkatnya ke arah para murid yang masih menyeberang atau pun baru turun dari kendaraannya untuk segera masuk dan menuju lapangan.
Sementara itu gadis manis berambut ikal sebahu itu masih menyusuri koridor sekolah yang mulai lengang--karena sebagian besar para siswa sudah berbaris rapi di lapangan-- dengan langkah pincang akibat kecelakaan satu minggu yang lalu. Sementara bibir mungilnya tak henti-hentinya mengeluarkan sumpah serapah untuk seseorang yang ia panggil Kak Dona 'Cabe' yang tega menurunkannya di tengah jalan dalam kondisi kaki yang pincang sementara ini tanpa sepeser uang pun, saudara-saudara!
Karena merasa lelah ia menghentikan langkahnya untuk beristirahat sementara waktu. Matanya menyapu seluruh koridor sekolah dan ketika matanya berhasil menemukan bangku putih panjang di depan ruang guru, ia terseyum lebar dengan mata berbinar-binar. "Emang ya, anak sholehah itu rezekinya lancar! Udah ketemu tempat duduk, ada pizza sama coca cola dingin lagi. Makasih banyak Ya Allah," ujarnya semangat. Tidak sampai lima detik, pantat mulusnya sudah mendarat sempurna di bangku putih panjang depan ruang guru.
Ia meletakkan tongkatnya lalu meluruskan kakinya. Saat ia akan menyentuh pizza hasil temuan itu, ia mendecak dan memukul dahi lebarnya sendiri. "Oh iya, sebelum makan baca do'a dulu biar barokah kata Pak Ustadz," ujarnya pada diri sendiri lalu dilanjutkan dengan lantunan do'a sebelum makan secepat kilat dari bibir mungilnya. Setelah itu ia langsung membuka kotak pizza di depannya itu, saat makanan khas dari Italia itu akan masuk ke dalam mulutnya ia merasakan telinganya memerah karena jeweran yang sangat keras.
"Aduh, sakit bego! Siapa sih yang berani-beraninya ngejewer kuping seksi milik seorang Tya Ristiana Putri! Heh, siapapun lo yang dengan kurang ajarnya berani ngejewer kuping seksi gue ini lo bakal tahu akibatnya! Lepasin, atau lo bakal nyesel seumur hidup!" ujarnya penuh emosi pada orang kurang ajar yang berani menjewer kupingnya.
"Memang apa akibatnya kalau saya sudah dengan lancang menjewer kamu?" tanya orang itu pelan namun penuh penekanan pada setiap katanya, yang membuat membuat nyali gadis itu mulai menciut. Gak boleh, pokoknya gue gk boleh takut, batinnya berkata. Ia menggeleng-gelengkan kepala berusaha mengusir rasa takut yang menyerang.
Ia mulai meraba tangan pelaku penjeweran sadis itu untuk mencari tahu jawabannya.
"Dari kulit tangannya sih kasar terus keriput gimana gitu, beda banget ama kulit gue yang mulus plus lembab, kayaknya lo jarang pakai body lotion ya? Terus..., buset! Masa dari jempol sampai kelingking ada batu akik-nya semua, mana gede-gede lagi! Woy, aduh, kok malah ganas sih ngejewernya?! Sakit--," ujarnya terhenti saat melihat pemilik suara itu menunjukkan wajah marahnya lengkap dengan satu tangan memegang sapu ijuk berwarna merah.
Ketika matanya melihat wajah pelaku penjeweran sadis itu, ia menelan ludah,"Eh, ada Bu Ummi toh, pagi Bu. Hehe saya tadi cuma bercanda kok Bu." Gadis itu menatap Bu Ummi dengan senyum lebar yang dibuat semanis mungkin. Dalam hati ia berharap agar 'The Dangerous Teacher' itu mau memaafkannya dan melupakan kejadian kurang ajar tadi.
"Ngapain kamu senyum-senyum, hah? Mau berharap supaya saya memaafkan dan melupakan semua kata-kata dan kelakuan kurang ajarmu itu, atau bahkan menganggap semua itu tidak pernah terjadi sehingga kamu bisa lolos begitu saja? TIDAK AKAN Tya!" ucap Bu Ummi tegas pantang akan penolakan. Membuat harapan gadis itu hancur sudah.
"Tapi Bu...," ucapnya memohon sekali lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aditya
Teen FictionPerkenalkanlah Aditya Putra Wijaya; seorang 'playboy cap kakap' yang termahsyur seantero SMA Nusa. Walau berstatus murid baru, ia telah berhasil menarik hati para siswi dan guru wanita se-SMA Nusa dengan pesonanya. Tak tanggung-tanggung, sepuluh pri...