6,5 JAM KEMUDIAN...
''Don, don, don, aduh sakit tahu! Pelan-pelan dikit kagak bisa apa? Lo tuh Kakak gue, tapi masa ngolesin minyak aja kayak mau cabut nyawa!'' gerutu Tya sebal kepada Kakak 'kesayangannya'.
''Hahaha, pftt..., bego banget sih Don. Ngapain sih lo sampai bela-belain mijetin orang bego stadium akhir macam dia? Udah damai ceritanya?'' Kania menghina dengan tampang innocent.
Sementara itu dua kakak beradik yang sedang disindir pun berusaha tak mengakui keberadaan Kania yang tiba-tiba dengan tidak menghiraukannya. ''Kaya ada yang ngomong, ya, Kak Don?'' Tya bertanya pada Dona, Kakaknya dengan sok akrab. ''Iya nih, dek. Gak tau juga ya, bulu kuduk Kakak kok mulai berdiri semua?'' tanya Dona balik kepada Tya dengan tidak kalah sok akrabnya. ''Tai kambing lo berdua, udah kalau lo, Tya Ristiana Putri yang kalau ada maunya doang ke gue gak jadi curhat ya ga-pa-pa. Lagian gue gak butuh!'' Kania yang amarahnya tersulut beranjak pergi namun segera ditahan oleh Tya.
"Aduh, jangan ngambek kali Kan. Gitu doang juga, jadi kok curhatnya. Ya, Kan, ya? Jangan marah ya? Gue kan cuma becanda. Ayolah Kan...,'' ujar Tya memelas pada Kania. ''Haduh, iya monyet cebol bawel. Kagak usah sok imut deh loh! Gue bantu kok, tenang aja. Tapi lo masih ingat kan syaratnya?'' Kania mengiyakan dengan menanyakan apakah Tya masih ingat syaratnya. Dan sebagai jawabannya Tya hanya bisa memutar bola mata malas sambil berkata;''Ya.''
1,5 JAM SETELAHNYA...
Sekarang yang bisa Tya lakukan hanyalah dua hal yang dimiliki oleh orang beriman; "SABAR dan PASRAH''. Sabar menunggu hasil kerja dan juga menuruti perintah dari Kania. Serta pasrah menghadapi tingkah dan permintaan aneh bin ajaib yang Kania minta.
Tapi yang jelas sepatuh apa pun Tya memenuhi perintah Kania yang luar biasa menguji iman itu, sebagai balasan Kania hanya berbaring cantik di kasur hello kitty kesayangan Tya dan memainkan gadget canggih ber-body slim sembari mengeluarkan ekspresi berbeda tiap detiknya. Dan jangan tanya bagaimana reaksi Tya melihat perubahan ekspresi setiap sepersekian detik dari sepupunya itu, Tya melongo dengan mulut membuka lebar dan dahi berkerut, yang jelas Tya speechless. ''Gila kali, ya, nih bocah satu. Sedetik ketawa kayak mak lampir, sedetik lagi mukanya kayak emak-emak hamil muda yang bawaannya pingin muntah mulu. Ya Allah, nasib amat gue punya sepupu kayak gini,'' Tya menggerutu meratapi nasibnya memiliki sepupu seperti Kania.
''Woy, Ty! Ke bawah sekarang juga dan cepet lo buka pintu. Dan lo harus sabar ngelihat kejutan yang bakal bikin lo jantungan!'' Kania memerintah. ''Haduh Kan, sumpah gue pegel banget. Jangan aneh-aneh dong kalau nyuruh! Ini yang terakhir ya, kalau sampai kerja lo gak ada hasilnya, udah kita bye!'' Tya berkata dengan penuh emosi. ''Ty, HP jangan lupa!'' Itulah kata-kata terakhir dari Kania kepada Tya yang hendak beranjak ke lantai bawah rumah mereka.
Jangan berani kalian bertanya kepada seorang Tya Ristiana Putri yang sedang memasang wajah garang ala Kak Ros--di film kartun favorit segala usia yaitu upin&ipin--tentang hal apapun. Jangan coba-coba. Dan jika kalian masih kekeuh untuk mencoba mengeluarkan sepatah kata saja di depannya, maka kalian akan mengalami hal yang sama seperti salah satu korban kurang beruntung ini.
Plak!
Jrot-jrot-jrot
Gedebug
Cikidaw yek, awek-awek
Help me, everybody...
Emak tolongin Pa'i..., ah..., aduh, busettt
![](https://img.wattpad.com/cover/71606019-288-k821565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aditya
Teen FictionPerkenalkanlah Aditya Putra Wijaya; seorang 'playboy cap kakap' yang termahsyur seantero SMA Nusa. Walau berstatus murid baru, ia telah berhasil menarik hati para siswi dan guru wanita se-SMA Nusa dengan pesonanya. Tak tanggung-tanggung, sepuluh pri...