Chapter 1- prologue

283 9 2
                                    

Biggest Confession Of Blinx Winston

Jam dinding itu mulai berdetik kembali saat Mr. Jhonson mengganti baterainya. Kutatap jam itu lekat-lekat dari meja kantorku, rasanya jam itu tidak bergerak sama sekali bahkan setelah baterainya diganti.

Aku melihat sekitar ruang editorial ini rasanya waktu melambat seperti biasa. Tumpukan pekerjaan kantor yang seperti kitab kehidupan, bahkan aku bisa melihat masa depan ikan masku Medusa yang kubeli beberapa hari lalu, suara langkah kaki semua orang di kantor yang mondar-mandir kesana kemari seakan mereka sedang melakukan Runaway padahal mereka hanya mencoba terlihat sibuk.

Suara langkah kaki yang mengema membuat jantungku perlahan berdetak lebih kencang, tentu saja siapa yang tidak bisa mendengar suara pointy heels christian loubountine yang memenuhi seluruh ruangan. Padahal sepatu itu sangat manis dengan hak 10 inchi, detail keemasan di ujungnya dan sol merahnya yang bisa membuat semua gadis merasa istimewa. Sungguh sepatu itu sangat seksi jika bukan bosku, Miss. Sue yang memakainya dan menjadikan langkah indah sepatu itu bak suara malaikat kematian.

Dan dipojok ruangan, seorang gadis dengan rambut terikat yang memakai sweatter kelabu dan celana hitam longgar memasang wajah tersiksa saat menatap komputernya. Slipper keluaran werehouse yang dipakainya bahkan tidak mampu membuat stressnya hilang. Ya gadis disana adalah aku, kalian pikir Blinx Winston adalah wanita seksi dengan hidup mewah bak kaum sosialita ? tidak, ia hanya gadis kumal di kantor yang hampir gila dengan tugas kantornya yang benar-benar menyebalkan.

Bayangkan aja, atasan gendutku yang terus menghinaku dengan sebutan anaroxic padahal Miss. Sue saja yang tidak terima melihat tubuh mungilku ini, teman-teman kantor menyebalkan dimana diriku selalu dianggap aneh, dan yang paling menyebalkan adalah aku benci pekerjaanku.

Kantorku adalah tempat paling brengsek, aku bekerja di majalah perkebunan di London sebagai editor dan aku bhakan gagal merawat kacang hijauku saat masih di sekolah dasar,bisa dibilang berkebun adalah hal yang paling tidak kukuasai. Ibuku seorang sosialita di New York, dia bercerai dengan ayahku saat aku berusia 3 tahun. Aku tinggal bersama ayahku dan kami pindah ke London , aku bahkan tidak ingat seperti apa wajah ibuku dan aku juga tidak ingin menanyai ayah karena takut menggangunya.

"Winston , tolong fotokopi ini!" seru Miss. Sue , sambil melempar tumpukan kertas ke mejaku.

Aku segera menggambilnya dan beranjak dari bangkuku,tiba-tiba Imelda meletakkan setumpukan dokumen kepadaku.

"Sekalian saja ya dear," ucapnya dengan wajah melas menjijikan penuh makeup yang dimataku seperti semen berwarna yang menutupi wajah iblisnya.

Kemudian Dom, budak si iblis Imelda yang gila olahraga memberikan senyum liciknya sambil menambahi setumpukan data konyol yang aku tidak tau apa itu sebuah pekerjaan,atau hanya cara bodoh yang dia lakukan untuk menindasku. Aku memutuskan untuk segera pergi dari mereka bukannya aku merasa takut hanya saja aku lelah berdebat dengan jasad berotak tupai seperti mereka.

Dan saat aku berjalan di lorong aku baru menyadari bahwa ada sesuatu yang mengganjal, yah di slipper werehouseku tersangkut permen karet menjijikan,sial padahal aku baru saja membelinya 2 hari lalu. Aku berusaha menyingkirkannya dengan kakiku yang lain tapi permen karet itu malah berpindah, aku mencoba untuk menariknya dengan tanganku, saat aku mencoba menariknya terdengar suara dari belakang yang memanggilku "hey Blinx, apa yang sedang kau lakukan ?"

Ya suara itu....suara yang selalu membuatku merasa berdebar setiap kali aku mendengarnya. Yah itu adalah suara Jacob, manager marketing kantorku, seorang pria bermata kelabu dengan tinggi 184cm, berkulit coklat menggemaskan dengan pahatan sempurna di tubuhnya yang tidak berlebihan seperti Dom, dengan rambut ikal seksi-nya yang selalu dipotong rapi, bahkan dia lebih terlihat sebagai selebriti Hollywood atau pacar baru J-lo.

Biggest Confession Of Blinx WinstonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang