Chapter 24

7.6K 955 4
                                    

Baby's breath 24

"Yang bisa kaulakukan hanyalah melupakan. Lupakan, lupakan, lupakan. Akan lebih mudah bila kau melupakan ingatan itu, mereka tidak akan menganggapmu gila."

Chanyeol tengah melewati salah satu ruang tahanan rumah sakit saat ia mendengar suara-suara itu di balik tembok. Para staf mengiranya tidak berbahaya dan patuh, jadi mereka tidak pernah membutuhkan perlakuan keras padanya atau mengawasinya setiap waktu. Meski diawasi salah satu pekerja setelah jam enam sore, Chanyeol bebas berkeliaran ke ruang rekreasi seorang diri untuk mengambil snack.

Ia membawa Chocopie dengan satu tangan, remah-remah belepotan di bibir bawahnya. Wanita ramah di ruang rekreasi bilang padanya bahwa Chocopie itu didapat karena sudah bersikap baik semingguan ini dan karena tidak menimbulkan masalah. Chanyeol tahu apa yang akan terjadi jika para pasien berulah sebab ada beberapa orang yang dikurung karena berada di ambang perilaku destruktif. Dia juga pernah dengar erangan dan sumpah serapah dari balik tembok di malam hari, tak peduli seberapa tembalnya tembok.

Maka dari itu, masih menjadi misteri bagi Chanyeol mengapa suara-suara semacam itu terdengar dari sebuah ruangan begitu awal, bahkan saat pasien lain belum tidur. Ia menoleh-noleh dan tidak melihat siapapun di lorong. Biasanya, setidaknya ada beberapa pasien yang berjalan-jalan dengan para pekerja dan beberapa yang juga mendapat kebebasan seperti dirinya, tetapi kali ini, tidak ada seorang pun dan lampu koridor juga sedikit temaram.

Penasaran, Chanyeol menempelkan telinganya ke daun pintu dan menguping.

"Kau tidak bisa ke mana-mana. Kalau kau ingin keluar, kau harus melupakannya."

Chanyeol mendengar suara seorang pria, kata-katanya entah kenapa terdengar menghipnotis di telinganya. Ia pikir ia mengenali suara itu di suatu tempat, kemudian ia ingat bahwa pria itu adalah salah satu staf yang menangani bagian pengobatan kejiwaan. Dia seorang ahli terapi jiwa bernama dr. Jung.

Dia mendekatkan diri dan nyaris histeris (ia terperanjat) saat terdengar suara teriakan yang memekakkan telinga dari balik pintu. Sayangnya, ia tidak sempat memulihkan diri saat pintu itu terbuka dan seorang pria berkacamata memandangnya dingin. Ada dua orang pekerja lain berseragam putih di belakangnya, tapi perhatian Chanyeol tersita oleh wanita yang diikat ke kursi interogasi dengan bekas hitam-hitam di kulit.

Chanyeol mengenalnya. Ia mengenalnya saat berjalan-jalan di luar. Ia mengenalnya sebagai Hwang Miyoung, gadis yang menunjukkan perilaku destruktif diri sendiri tingkat tinggi setelah dengan parah membakar adik laki-lakinya hingga ia diopname berbulan-bulan. Ia selalu mengira rumah sakit itu aneh mengecapnya berbahaya karena gadis itu sehari-harinya lembut dan pemalu; Chanyeol pernah saling bertukar sapa dengannya beberapa hari yang lalu dan dia bilang Chanyeol itu pintar karena mengetahui beragam jenis nama bunga. Chanyeol menyukainya.

Dan di sinilah ia sekarang, kaki-tangannya terikat ke kursi dan mulutnya diselotip. Rambutnya lepek karena terlalu banyak berkeringat dan ia memandangi Chanyeol dengan mata lebar sebelum pingsan, matanya mengarah ke atas sebelum kepalanya terkulai ke samping.

Chanyeol mengambil selangkah mundur, otaknya masih belum sanggup memproses apa yang terjadi maupun apa yang ia lihat. Ia tidak yakin apa yang telah mereka lakukan terhadap gadis itu tapi entah kenapa ia merasa gusar. Jantungnya berdebar, menghantam-hantam di dada hingga ia tidak bisa meredakan amarahnya. Di sisi lain, meski ia sangat marah (Chanyeol tidak pernah merasa semarah ini seumur hidupnya), ia juga sangat takut dan terus melangkah mundur hingga punggungnya menempel ke tembok di belakangnya.

Pria berkacamata itu menggumamkan sesuatu yang tidak jelas pada kedua orang lain yang memegangi lengannya dan menyeretnya ke ruangan bersama Miyoung. Tidak pasti apa yang terjadi setelah pintu itu tertutup karena mereka semua menakutkan, memori mengerikan yang ingin Chanyeol tahan.

Baby's BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang