Baby's breath 12
.
Baekhyun lega ini hari Sabtu, bukan Jumat.
Dia sudah akan menduga seluruh sekolah mengetahui insiden tersebut sekarang, yang berarti lebih banyak gosip seputar dirinya dan Chanyeol. Satu-satunya berita baik dari seluruh kekacauan yaitu bahwa turnamen kali ini akan diundur, sepertinya karena sekelompok pemain Jeon-Il terlibat dalam kasus dan dua pelari dari tim Hye-Seong sedang menjalani perawatan medis (bukan berarti turnamen itu menjadi prioritas di pikirannya saat ini).
Baekhyun berangkat ke rumah sakit lain kali ini (lebih seperti klinik daripada rumah sakit) dan mengobati kakinya ke sana, diperban dengan baik. Dokter memberitahu ia beruntung tidak ada satu pun tulangnya patah setelah mendapat pukulan dari samping ke ototnya yang harusnya pasti menyebabkan kerusakan fatal seumur hidup. Ada memar di sekujur lutut yang sangat sakit bila ditekan, tapi untunglah tulang-tulangnya utuh. Andaikata Chanyeol tidak menghalangi, dia akan kehilangan kakinya. Dia akan bergantung pada kruk atau kursi roda selamanya.
Andaikata Chanyeol tidak menyelamatkannya, Baekhyun pastilah sudah kehilangan harapannya menjadi pemain sepak bola, yang mana... tidak adil. Menurutnya, tidak adil dunia ini berfungsi sedemikian besar hanya untuk orang-orang yang tidak pantas mendapatkan keajaiban. Menurutnya, dia tidak berhak berlari-lari setelah semua yang Chanyeol korbankan untuknya, karena dia.
Keduanya mulai berbicara lagi saat ibu Baekhyun berangkat kerja setelah membawa Baekhyun ke klinik, meninggalkannya bersama Chanyeol di rumah. Mereka tidak bertukar sepatah kata pun semenjak insiden (yang menurut Baekhyun lebih nyaman disebut kecelakaan) sehingga ketegangan jelas masih mengambang di udara saat Baekhyun masuk ke kamar Chanyeol lebh dulu.
Dia tidak ingat berapa kali dia menjejakkan kakinya di kamar Chanyeol selain tadi malam. Sebelum Chanyeol pindah ke sana, kamar ini biasanya dipakai sebagai gudang, jadi masih ada banyak kotak dan benda-benda lain dalam bungkus di depan dinding tipis. Tidak ada kasur, meja, ataupun cukup ruang untuk berjalan; hanya Chanyeol yang berguling dari selimut ke lantai yang dingin. Hujan deras bulan lalu membuat lantai rumahnya lembab. Baekhyun dapat mencium bau lumut juga.
Akan tetapi, meskipun buruk keadaan tempat tinggal yang harus Chanyeol pahami, dia masih sempat membuat kamar kotornya terasa lebih baik. Beberapa kotak kardus dibalik menjadi meja belajar Chanyeol, dan dia punya beberapa lembar koran diselipkan di bawah selimut supaya tidak basah. Chanyeol sedang duduk di "meja belajar"-nya dan Baekhyun duduk di sebelahnya, memberi sedikit jarak antara mereka.
"Apa kaki Baekhyun tidak apa-apa?" Chanyeol bertanya duluan, Baekhyun tidak menduganya (tapi ia lega).
Dari semua hal yang bisa Chanyeol tanyakan atau katakan, dia telah memilih untuk mengkhawatirkan Baekhyun lebih dulu.
Dia mengangguk, mengangkat kaki berbalut perbannya lurus supaya tidak ada tekanan atau ketegangan di persendiannya. "Tidak apa. Dokter bilang aku akan sembuh total dalam seminggu," katanya sesantai mungkin. "Terima kasih. Kau pemberani."
Chanyeol tersenyum malu, mengangguk-anggukkan kepalanya setelah beberapa saat jeda. "Baekhyun... akan melakukan hal yang sama untukku...," ia melipat ujung halaman buku yang sedang ditulisinya barisan kalimat, menekuknya karena gugup, "karena Baekhyun saudaraku..." Dia tersenyum lagi, seolah-seolah apa yang ada di pikirannya cukup mengharukan untuk menciptakan tawa di balik suramnya suasana.
Baekhyun mesti mempertanyakan kata hatinya di dalam. Apa ia benar akan melakukan hal yang sama untuk Chanyeol? Terlalu dini untuk mengatakannya, atau mungkin terlalu lama untuk mengakuinya. Jawabannya sudah tidak penting lagi.
Yang paling membuatnya sedih adalah bahwa Chanyeol tidak mengerti ia akan dibawa pergi dalam waktu seminggu. Chanyeol mengingatkan Baekhyun pada anjing tua yang tidak sadar akan disuntik mati sampai akhir hidupnya. Begitu ia kembali ke tanah, ulu hatinya terasa seperti diremas oleh tangan yang tidak terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby's Breath
FanficAnnyeong, fanfic yang kali ini aku post disini adalah fanfic buatan author yang amat sangat aku hormati karena tulisannya yang jenius. Mungkin kalian udah pernah baca ff ini di AFF. Tapi aku cuma pengen ngeshare lebih luas aja. Mohon perhatiannya