Disc: Naruto@ Masashi Kishimoto
Happy reading.
Sasuke melempar ransel besar yang tersampir di pundaknya ke lantai dan meninggalkan koper sedangnya dekat pintu sebelum melempar tubuhnya ke sofa panjang yang ada di ruangan apartment kecil yang baru disewanya. Rasanya lega bisa keluar dari rumah dan tinggal sendiri. Membujuk ibunya butuh usaha ekstra keras, padahal dulu saat Itachi, kakaknya, yang ingin tinggal sendiri seingat Sasuke tidaklah sedramatis ini.
Memang selama ini dia yang lebih dekat dengan ibunya dibanding kakaknya. Sedangkan kakaknya cenderung dekat dengan ayahnya.
Sambil terus berbaring di sofa, mata hitam Sasuke menjelajahi ruangan sekitar. Apartmentnya tidak besar. Dia sudah berkeliling seluruh ruangan saat pertama kali datang ditemani oleh si pemilik apartment. Seorang nenek tua bernama Chiyo yang tinggal bersama cucu satu - satunya, Sasori, kalau Sasuke tidak salah ingat, itu nama cucunya.
Gedung apartmentnya sendiri berupa bangunan tingkat tiga. Lantai bawah adalah tempat tinggal si pemilik apartment. Di lantai dua dan tiga, masing - masing terdapat dua unit apartment yang disewakan, jadi semuanya ada empat unit yang di sewakan. Hanya sedikit penghuni, dan Sasuke mensyukuri itu karena tidak akan terlalu ramai. Sasuke sendiri mendapat apartment di lantai tiga. Akses untuk ke lantai atas berupa tangga. Sementara untuk lingkungan sekitar cukup strategis. Dekat dengan halte dan ada sebuah mini market dua puluh empat jam di seberang jalan apartment.
⚫⚫⚫
Sinar matahari memasuki ruang tamu melalui celah jendela dan ventilasi. Cahayanya tepat jatuh ke wajah seorang pemuda yang masih tertidur lelap di sofa.
Wajah pemuda berkulit putih dan berambut hitam itu mengeriyit terganggu. Perlahan kelopak mata pucat itu terbuka, memperlihatkan warna mata hitamnya yang masih kuyu karena mengantuk.
Sedikit pusing, pemuda bernama Sasuke itu memijat pelipisnya pelan. Merasa asing dengan keadaan sekitar yang sepertinya bukan kamarnya di rumah. Berdecak kesal, begitu ingat bahwa ini memang bukan rumahnya. Sekarang dia tinggal sendiri di apartment yang baru di sewanya.
Kesadaran akan tempat tinggalnya sekarang, membawa pikiran baru di kepala Sasuke. Mata hitamnya menatap keluar jendela yang terlihat sudah sangat terang.
"Sial, aku terlambat'' dengan terburu Sasuke bangun dari sofa, karena terlalu terburu - buru kakinya sampai membentur meja di depannya.
Meringis menahan sakit, Sasuke tetap melanjutkan langkahnya ke kamar mandi dengan langkah terpincang.
Belum lima menit, Sasuke kembali keluar, dia lupa mengambil handuk yang masih ada di dalam koper. Sasuke menyeret kopernya sekalian masuk ke kamar mandi. Menyelesaikan mandi kilatnya, dan harus segera ke kampus. Reputasinya sebagai mahasiswa terbaik akan tercoreng kalau sampai dia telat.
⚫⚫⚫
"Yo, Sasuke, tidak biasanya kau datang sesiang ini?'' seorang pemuda berambut coklat menyapanya begitu Sasuke datang dan langsung duduk di kursi yang tepat depannya.
"Diamlah Kiba, aku sedang malas mendengar ocehanmu'' sahut Sasuke sinis.
"Wow, tenang sobat. Kau kenapa, belum sarapan?'' Kiba menaik turunkan alisnya yang dibalas dengusan kesal Sasuke.
"Aku memang belum sarapan, jadi diamlah atau aku akan mencincangmu dan kujadikan sarapan pagiku'' sahut Sasuke sadis.
Kiba sudah terlalu biasa menghadapi sikap temannya yang berambut raven itu, karenanya dia malah tertawa mendengar ucapan Sasuke, semakin membuat perasaan Sasuke yang memang sudah tidak baik semakin dongkol saja. Ingin rasanya dia menyumpal mulut temannya yang kini sedang tertawa keras dengan kaos kakinya yang sudah seminggu belum di cuci.
Tawa Kiba baru berhenti begitu melihat dosen mereka yang terkenal sadis memasuki ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide And Seek
FanfictionSemua berawal saat Sasuke memutuskan untuk tinggal sendiri di apartement sederhana dekat kampusnya. Bertemu dengan teman lama yang dulu pernah menyatakan cinta. Semuanya baik - baik saja, sampai sosok itu datang mengganggu hidupnya. Sosok yang be...