|2|

286 7 6
                                    

Hari ini keadaan hati Bou sangat baik. Kenapa? Karena tadi pagi ia berhasil mendownload album penyanyi favorite-nya. Tidak bosan Bou mendengarkan lagu itu berulang kali.

Bou menatap taman sekitar, sepi. Biasanya yang lain sudah berkumpul di sana. Ini terbilang masih terlalu pagi Bou datang ke rumah Agashi. Karena ini masih jam sembilan. Biasanya jam segini Agashi, Noah, dan Seno masih pada guling-guling di kasur, apalagi ini hari libur.

Bou menekan bel, tidakk lama pintunya terbuka dan muncul lah Agashi dengan rambut yang masih acak-acakan sembari menguap.

"Ya? Carhi shapa?" Nadanya khas seperti orang mengantuk.

Tuh kan, yang punya rumah saja baru bangun.

"Gas, lo belum sikat gigi ya? Bau naga lo. Mandi dulu sana, ih jorok." Bou mendumal sembari menutup hidungnya,

"Eh, Bou? Sudah dateng aja sih, lo? Emang gue bau jigong, ya? Hah, hah," ucap Agashi, lalu mengecek nafasnya wangi atau tidak.

"Ih, Bagashi jorok ah."

"Hehe, ya sudah gue mandi dulu. Lo nonton TV aja gih, sambil tunggu yang lain datang."

Bou mengangguk, lalu masuk dan duduk di sofa ruang tamu.

Bou selalu yang pertama datang dan tepat waktu dibandingkan yang lain. Apalagi Noah, dia yang paling sering terlambat, terlambatnya bukan main. Agashi menentukan waktu pukul sepuluh untuk kerja kelompok di rumahnya. Tetapi, Noah pasti datang dengan waktu yang jauh dari yang sudah dijanjikan. Dia sampai rumah Agashi jam 12. Bayangkan, dua jam teman-temannya menunggu. Kebiasaan Noah, buang-buang waktu.

Omong-omong tentang Noah, Bou mencoba melupakan kejadian kemarin di kantin. Bou berusaha sebiasa mungkin dengan Noah. Meskipun sebenarnya dia masih sakit hati.

Suara bel rumah Agashi terdengar, berhubung yang punya rumah lagi mandi, jadi Bou-lah yang membukakan pintu.

"Pagi Bou!" sapa Seno

Bou tersenyum kecil. Berharap lelaki yang disebelah Seno juga mengatakan itu. Tetapi, apa daya Bou?

"Pagi," balas Bou yang berusaha ceria seperti biasa.

"Tumben kalian berdua bareng?" Bou menatap Seno dan Noah bergantian.

"Si Seno yang nyamperin gue, gangguin gue tidur aja," ucap Noah lalu sedikit menggerutu.

Bou tertawa, "Ya sudah, masuk, yuk. Bagashi lagi mandi."

Entah apa yang dipikirkan Seno dan Noah, mereka saling bertatapan.

Kulkas.

"Kalian kenapa? Kok pada diem di situ sih?"

Satu

Dua

Ti-

Mereka berdua melesat berlari ke arah dapur. Membuat Bou menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkahnya.

"Gue duluan!"

"Sen, ini jatah gue," ucap Noah tidak mau kalah

"Gue."

"Gue, lo yang itu aja tuh." Noah menunjuk buah pisang yang berada di dalam kulkas di rak ke dua.

Dua cowok rebutan pizza. Di kulkas Agashi memang selalu sedia pizza. Makanan kesukaan mereka bertiga itu pizza. Nah, dari mereka bertiga yang paling rajin nyetok pizza ya cuma Agashi. Seno sama Noah sih, doyannya yang gratisan. Hanya Bou yang tidak suka makanan jenis itu. Diet katanya.

"Woi! Masih pagi makanan gue sudah mau dicolong. Kembalikan ke tempatnya nggak? Atau handuk ini gue jadiin rotan buat mukulin kalian?!" Agashi yang baru saja keluar dari kamar mandi tidak kalah heboh melihat dua tuyul biadab itu.

My BouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang