DEWI MAUT - Serial Pedang Kayu Harum (3)
Episode 1 - Dewi Maut
Telaga itu amat luas sekali, dari tepinya tampak seolah-olah lautan bebas,
dengan pulau-pulau di tengahnya yang kelihatan subur penuh dengan
pohon-pohon lebat. Telaga itu dikelilingi pegunungan yang kaya akan hutan
sehingga merupakan cermin besar yang menampung bayangan pohon-pohon di
dalamnya, membuat air telaga kadang-kadang kelihatan hijau jernih. Di waktu
matahari naik tinggi, jika kita memandang ke telaga itu, seolah-olah kita
berhadpan dengan sebuah dunia ajaib di mana segala-galanya nampak terbalik,
dan telaga itu seperti sebuah mangkok wasiat vang menelan seluruh dunia,
pohon-pohon gunung-gunung, bahkan langitpun ditelannya!
Amat indah pemandangan di sekitar telaga, indah tenteram, penuh suasana
damai, sunyi-senyap dan tenang. Sepantasnya tempat seperti itu menjadi
contoh penggambaran taman sorga. Akan tetapi tidak demikianlah kenyataannya.
Keadaan di situ amat sunyi senyap karena memang orang-orang, para penghuni
dusun-dusun di sekitar daerah itu, tidak berani mendekati telaga ini. Telaga
Kwi-ouw (Telaga Setan), demikianlah telaga ini dinamakan orang!
Tidak ada yang tahu bagaimana riwayatnya mengapa telaga seindah itu
dinamakan Telaga Setan, akan tetapi puluhan tahun yang lalu, telaga ini
merupakan sumber nafkah bagi ratusan orang penghuni di sekitar daerah itu
yang setiap hari dan terutama malam mencari ikan yang banyak terdapat di
dalam air telaga. Akan tetapi semenjak pulau di Telaga Setan itu, sebuah di
antara pulau-pulau itu, yang terbesar, menjadi sarang para hek-to (golongan
jalan hitam), yaitu kaum sesat yang membentuk perkumpulan yang dinamakan
Kwi-eng-pang (Perkumpulan Bayangan Setan), maka tempat itu menjadi sepi,
menjadi tempat yang amat berbahaya sehingga tidak ada lagi penduduk yang
berani mendekatinya.
Belasan tahun yang lalu, perkumpulan Kwi-eng-pang yang bersarang di atas
pulau itu seolah-olah menjadi pemilik dan menguasai Telaga Kwi-ouw, diketuai
oleh pendirinya, yaitu seorang datuk kaum sesat wanita yang amat terkenal
dengan julukannya Kwi-eng Nio-cu (Nona Bayangan Hantu). Akan tetapi
perkumpulan yang terdiri dari kaum sesat dan amat ditakuti rakyat ini,
kurang lebih lima belas tahun yang lalu, telah dihancurkan oleh Pasukan
Pemerintah yang dibantu oleh orang-orang gagah (baca cerita Petualang
Asmara). Si Bayangan Hantu yang menjadi ketuanya tewas, para
pembantu-pembantunya yang merupakan pimpinan Kwi-eng-pang terbasmi habis,
bahkan sebagian besar anggauta Kwi-eng-pang tewas dalam pertempuran melawan
pasukan pemerintah, sedangkan sisanya melarikan diri cerai berai