4. C I N T A

36 5 1
                                    

Lihat Aku, Please

Dika selalu tau, cara membuat seorang Alya tersenyum.
Dika juga selalu tau, cara membuat seorang Alya Tersipu malu.

Dika juga selalu tau, cara membuat Alya tertawa.
Dika juga tau, cara membuat Alya memarahinya.
Cara membuat Alya ngambek seharian. Seperti hari ini, lagi-lagi Alya ngambek karena Dika telat jemput dia setelah kelasnya berakhir. Namun pada akhirnya juga Dika menjemputnya walau sudah agak telat.

Sekarang mereka berdua sedang berada di Caffe Bintang, mereka bukan nyantai, tapi mereka sedang bekerja.
Setiap hari Selasa, Rabu, Jumat dan minggu adalah Hari dimana Alya harus masuk kerja di Caffe. Sedangkan Dika, setiap Hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis.

Hari ini mereka pas Chif berdua, tepatnya ini hari selasa.
Namun berbeda dengan hari lain, yang biasanya Dika dan Alya selalu keliatan bercanda dan tertawa di sela-sela bekerja, malahan sekarang Alya terlihat menjauhi Dika dan tak mau menatap Dika.
Dika hanya bisa menghela napasnya dan mendengus kesal, ia mau marah pada dirinya sendiri, namun apa salahnya, dia memang masih ada kelas waktu itu. Mau marah sama Alya namun Alya juga gak salahkan?. Sungguh Dika seakan ingin membenturkan kepalanya di meja yang kini ia lap.

"Selamat datang di Caffe Bintaaang" teriak Alya saat seorang Pria baru saja memasuki Caffe Bintang. Mata Dika langsung menatap lekat Pria tersebut dan didetik berikutnya pula mata Pria tersebut melihat Dika yang berada di meja ujung dekat sebuah kaca besar.

"Hey Dik.. Lo, astaga.." kata Pria tersebut dan segera melangkah mendekat kearah Dika. Setelah dekat dengan Dika ia memeluk Dika sambil menepuk-nepuk pundak Dika. Dika pun juga melakukan hal tersebut.

Seketika mata Alya membulat tiba-tiba ia kaget, kenapa bisa pria tampan itu kenal Dika yah? Batin Alya sambil menatap mereka berdua dengan tatapan Aneh.

"Astaga Dika.. Lo kerja disini? Gue gak tau bro..sungguh" Kata Pria tersebut setelah melepas pelukan erat pada Dika.

"Iya, Lio.. Gue kerja disini, gue juga gak tiap hari ambil Chifnya.. Jadi lo jarang liat gue" jawab Dika sambil tersenyum ramah.

Dika tak sengaja menangkap Alya yang sedang menatap Dika dan Pria itu. Kini mata Alya dan Dika bertemu. Alya mengangkat tangannya sambil mengkode Dika untuk menemuinya. Dika kemudian berpamit masuk dan berlari menuju Alya yang pergi masuk ke dapur Caffe.

"Kenapa Al?" kata Dika sembari bersandar di depan Pintu masuk Dapur.

"Lo tuh yah.., kalo punya temen cowok ganteng tuh, kenal gue napa.. Gue jomblo tauu" kata Alya sambil mencubit pipi Dika dengan keras.

Dika meringis kesakitan, namun ia merasa senang bahwa sekarang Alya tak memarahinya Lagi. "Gak papa deh, gue dicubit lo Al, beribu kalipun, yang penting gue bisa liat lo senyum lagi" batin Dika sembari menatap Senyum Alya yang kini berusaha melihat Pria yang tadi dari arah dapur.

"Kenalin gue dong Dik.. Please yah yah yah" mohon Alya sembari menempelkan kedua tangannya didepan wajahnya dan mulai menunjukkan ekspresi kasihan.

Dika bisa apa jika lagi-lagi sahabat dekatnya ini meminta sesuatu.
Dika hanya bisa mengangguk dan membuat Alya jingkrak-jingkrak kesenangan.

"Dia bukan temen gue Al, dia sepupu gue, namanya Julio" kata Dika dengan ekspresi muka tak semangat. Siapa yang bisa semangat ketika orang yang ia sukai malah menanyakan orang lain dengan senyum yang tak habis-habisnya.

C I N T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang