Dua

25 2 0
                                    

Masih disekolah. Masih dengan keramaian bercengkerama di dalam kelas. Mengenal satu-persatu orang dengan kriteria yang berbeda. Bisa aku pastikan aku akan bersahabat dengan sinta,Nisa dan Zahwa.

Jam istirahat tiba. Murid-murid yang tadi nya sedang bercengkrama tiba-tiba serempak menghambur keluar untuk istirahat. Sebenar nya sejak tadi juga istirahat tapi belom sah jika bel belom berbunyi. Banyak orang yang sudah berkumpul beramai-ramai dikantin dan mengantri jajanan.

Satu hari berkenalan dengan orang yang agak asing emang canggung. Zahwa yang memilih ke kantin bersama-sama teman nya yang dulu. Begitu juga sinta dan Nisa. Dan akhirnya akupun begitu memilih ke kantin bersama Nadine. Tidak usah disuruh Nadine selalu menjemputku duluan.

"Yundaa keluar" kata Nadine di seberang kaca.

Mendengar ajakan itu aku langsung keluar dan mengajak Nadine ke kantin.

Kantin hari ini sangat ramai. Sedari dulu kantin selalu seperti ini. Bangku-bangku di kantin selalu di kuasai oleh kaum adam yang sangat bangga nya menyandang menjadi senior. Serta senior-senior eksis di sekolah ini. Tidak dengan aku yang hanya senior biasa tidak cantik, tidak mudah akrab juga, tapi aku ramah ko sebener nya. Sudah jadi tradisi semenjak zaman dulu dimana banyak anak baru yang masuk tapi sudah menjadi buah bibir para senior banyak yang ngegosip ini ganteng, itu cantik, itu alay, itu lebay. Sungguh hal kurang kerjaan.

Melihat suasana kantin seperti ini membuat aku ingin cepat-cepat pergi.

"Din ke kelas yuu" kataku memelas.

"Iya nih udah" katanya.

Setelah selesai jajan dikantin, aku dan nadine duduk di teras kelas.

"Yun gue sekelas loh sama Rizki" kata nadine yang memulai percakapan.

"Gila. Nanti kelas itu bakal runtuh ngedenger lo berantem terus" kataku yang meledek.

"Hmm.. Iya sih tapi gapapa gue ada temen nya. Ada irgi,seka juga loh" katanya

"Jadi lo cewe sendiri dari kelas kemaren??" kataku

"Iya" katanya menjawab santai.

Selama disekolah tidak ada percakapan serius diantara aku dan nadine hanya sekedar membahas teman-teman kelas baru, wali kelas, engga suka sama siapa dikelas. Pokonya masih dalam lingkup kelas dan sekolah.

Siang yang sangat panas rasanya kulitku terbakar. Banyak sekali sinar ultraviolet siang ini yang dipancarkan matahari membuat banyak orang mengeluh kepanasan.

***

Waktu berganti dengan sangat cepat nya hingga sore hari melihat cahaya matahari yang mulai pergi meniggalkan bumi dan digantikan oleh bulan dan bintang-bintang.

Hari pertama sekolah 'cukup' menyenangkan banyak kejadian yang aku tak duga dihari ini. Apalagi pas nabrak Dirga rasanya saat itu aku ingin lenyap. serem banget Dirga itu pokoknya aku takut untung saja aku tidak satu kelas.

Aku sedang duduk disini di meja belajar dikamarku yang bernuansa pink memutar lagu kesukaan ku sambil mengingat-ingat kejadian hari ini dan sesekali melihat jam yang tiba-tiba sudah menyita waktu luangku. Mencoba memejamkan mata dan bertopang dagu sambil menghayati lagu-lagu yang aku putar. Namun, rasanya sulit sekali untuk beralih ke alam mimpi. Sebentar aku memejamkan mata sekitar 1 menit cukup untuk merilekskan hati dan dikagetkan dengan suara handphone yang bergetar bertanda bahwa ada BBM. kulirik sebentar handphone ku ternyata hanya pesan-pesan ga penting. Ku tutup buku diary ku yang aku sempat merangkai kata tentang hari ini, tentang kejadian hari ini. Kulepas juga headseat ku menaruh nya di meja belajar ku. Tujuan ku kini beralih pada kasur pink ku untuk membuat mimpi dan berfantasi di ruang ilusi. Ku pejamkan mata ku perlahan hingga akhir nya larut kedalam kesunyian yang mengundang untuk tidur lebih lelap dan kini aku sudah tidur sangat lelap dan bermain dalam dunia fantasi

***
Kring..kring..kring
Jam beker ku berbunyi yang membuat mataku langsung dengan enggan nya membuka sedikit demi sedikit melihat celah-celah jendela yang belum merambatkan cahaya. Jelas saja ini masih jam 5 subuh waktu ku untuk sholat dan berdoa pada tuhanku berharap sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan.

Waktu terus berjalan hingga matahari akan muncul dari asal nya membuat dunia terang benderang karena cahaya nya. Aku yang masih males-malesan tiduran sambil mengotak-atik handphone akhir nya beranjak dari kasur setelah melihat banyak cahaya yang sudah merambat lurus melewati jendela dan di tangkap oleh kedua mataku. Aku hidup di dunia yang selalu dipenuhi kesibukan. pagi ini saja jalanan sudah ramai dipenuhi orang-orang yang ingin bekerja, sekolah atau hanya bapak dan ibu tua yang sedang mencari udara segar.

Kulirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul 06.30. Sebelum ibuku memanggil dengan teriakan khas nya aku lebih dulu turun ke lantai bawah untuk mencicipi sebuah roti bakar buatan nya. Langsung saja aku makan hanya 1 lembar roti dan diredakan oleh air putih. Dengan riang nya kaki ku terasa tidak ada beban hari ini. Menuju keluar berpamitan dengan ibu dan ayahku memohon doa terbaik untuk ku di hari ini.

"Yunda berangkat yah,bu" kataku berpamitan.

"Iya" jawab ayah ibuku.

***
Beradaptasi adalah hal paling utama yang dilakukan aku. Mencoba beradaptasi dengan kelas baru, teman baru dan guru-guru baru. Tanpa beradaptasi juga kalau tentang guru aku tau sedikit kira nya mana guru killer dan mana guru yang baik.

Pagi ini aku tidak menemui nadine ke kelas nya. Aku tidak mau ke kelas nadine karena aku masih malu akan kejadian kemarin aku menabrak dirga. Aku takut dirga marah atau apalah. Jadi, lebih baik aku menunggu nadine saja yang ke kelas ku. Pagi ini aku sedang bercengkerama bersama kawan ku. Mencoba membahas guru-guru baru dan sifat-sifat nya. Membahas anak-anak kelas juga mana yang paling pinter mana yang paling nakal. 'Berkomunikasi' adalah salah satu hal yang bisa mendekatkan aku dengan yang lain mencoba saling sapa-menyapa hanya dengan senyuman atau menanyai nama nya dan dulu kelas berapa. Jujur saja pasti bagi sebagian orang kelas 9 adalah kelas dimana kecanggungan akan berkurang karena kita sudah hampir menginjak 3 tahun bersekolah di tempat yang sama namun hanya kelas nya saja yang berbeda. Tidak dengan aku, aku adalah orang yang mungkin agak sulit untuk melakukan komunikasi dengan orang yang tidak di kenal. Tapi, kelama-lamaan aku bakal tunjukin ko bahwa aku itu mudah bergaul dan ga jutek-jutek amat.

Kring..kring..kring
Bel sekolah berbunyi membuat semua siswa langsung berhamburan untuk duduk kembali ketempat masing-masing dan menunggui guru bahasa inggris yang akan pertama kali mengajar di kelas ku ini. Aku, zahwa, nisa, sinta dan seluruh siswa di kelas yang sedang asyik nya masih sedang bercengkerama tiba-tiba dikagetkan sebuah suara dari guru yang masuk mengucapkan assalamualaikum dengan semangat nya. Namun, seketika wajah buguru tiba-tiba tidak berselera untuk mengajar dikelas ini karena banyak anak lelaki di kelas ku ini adalah anak suka cari masalah sejak kelas 7 yang membuat guru-guru jadi repot.

"Ini ko kelas isinya tukang rusuh semua ya??" kata bu siti yang bukan lain adalah guru bahasa inggris di kelas 9c ini. Oh ya, bu siti ini masih guru kelas 8 ku dulu. Entah mengapa ini guru bisa ngajar aku lagi. Bu siti adalah guru yang paling suka curiga menurutku dia adalah salah satu kriteria guru yang mungkin aku sebut 'guru killer'.

Semua murid terdiam hingga salah satu suara meladeni bu siti ini.

"Kita ini sejoli bu jadi ya ga bisa ada yang misahin kita" kata nya dengan nada yang santai yang lain tidak bukan salah satu anak lelaki yang di sebut bu siti adalah anak tukang rusuh.

Mendengar perkataan anak itu serempak satu kelas tertawa pecah hingga membuat bu siti seperti nya frustasi.

"DIAM KALIAN! ibu ini guru yang mau ngajar bukan pelawak yang mau stand up" kata bu siti dengan suara medok khas jawa nya.

Mendengar perkataan itu semua murid terdiam namun banyak sekali yang menahan tawa termasuk aku.

Bu siti langsung saja menuliskan sebuah materi-materi baru yang akan dibahas tanpa berkenalan atau bercanda.

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang