Kyna menatap seorang pria dihadapannya dengan datar, sembari menikmati secangkir kopi pesanannya. "Aku ingin putus." Ucap kyna ke Frans, pria yang ia pacari selama setengah tahun belakangan ini.
Frans tampak tidak terima, sebab hubungan mereka walau terbilang singkat, tapi sudah sampai tahap saling mengenal keluarga.
Pembicaraan mengenai pernikahan pun bukan sekali dua kali mereka bahas. Ia tidak habis pikir apa yang menjadi alasan pacarnya Kyna membahas masalah putus tanpa ada sebab yang jelas.
"Apa masalahmu? Kita baik-baik saja kan?" Tanya Frans meminta penjelasan. Seingatnya, mereka bahkan tidak sedang bertengkar.
Kyna terdiam, berpikir sejenak alasan apa yang harus ia berikan ke Frans, harus kah ia jujur mengatakan alasan sebenarnya? Tapi apa Frans tidak akan shok jika mengetahuinya.
Hal ini menjadi perang batin tersendiri bagi Kyna, sementara Frans tampak tidak sabaran. Sekali lagi pria ia kembali bertanya, "Apa ada pria lain?" Kyna langsung mengeleng dengan cepat.
Pria lain? Mustahil buat Kyna yang bahkan menghadapi seorang pria saja sudah melelahkan. "Aku merasa tidak nyaman denganmu. Aku lelah berpura-pura mencintaimu sementara sekalipun aku tidak pernah meletakan kamu di dalam hatiku." Ujar Kyna, setengah jujur dan setengah lagi siapa yang tahu.
"Lalu apa yang kita jalani selama ini!? Aku bahkan berniat menikahimu!" Bentak Frans frustasi.
Pernyataan yang dilontarkan oleh Kyna benar-benar menghantamnya. Memberi kejutan yang sama sekali tidak menyenangkan.
"Maaf.." Balas Kyna sedikit lunak.
"Kita bisa mencoba, mungkin saja perasaan itu akan tumbuh." Ujar Frans.
Rasanya sulit baginya untuk melepaskan Kyna begitu saja, apalagi hubungan mereka sudah bisa dikatakan sangat intim. Kyna bahkan telah memberikan kehormatannya kepada Frans saat pria itu meminta dengan alasan pembuktian cinta. Tapi sekarang apa yang dia dengar? Kyna bahkan tidak pernah mencintainya.
"Maafkan aku Frans, aku tidak bisa. Aku tidak merasa bahagia saat bersama denganmu dan selama setengah tahun ini aku telah mencoba mencintaimu, namun gagal." Tegas Kyna sekali lagi.
Jujur saja kyna sedikit merasa bersalah pada Frans, tapi apa daya jika hatinya benar-benar lelah mencoba mencintai pria itu.
"Katakan alasannya, apa kamu mencintai pria lain?" Tanya Frans sekali lagi dan sekali lagi pula Kyna mengeleng.
"Tidak." Jujurnya. Sebab memang tidak ada pria lain dalam hidup Kyna.
Akhirnya Frans menyerah, ia merasa bahwa sia-sia saja jika hanya dia yang menginginkan kelanjutan hubungan mereka sementara Kyna sangat ingin mengakhirinya.
"Baiklah. Aku mengerti, kita berakhir." Final Frans seraya pergi meninggalkan Kyna dengan hati yang kecewa.
Melihat punggung Frans yang menjauh, Kyna menghela napas lega. Akhirnya ia bisa bebas dari ikatan yang membuatnya sesak selama ini.
Kyna sebenarnya tidak pernah ingin mempermainkan Frans, ia tahu mantan pacarnya adalah pria yang baik walaupun tidak peka dan sedikit egois.
Kyna hanya berusaha mencoba untuk mencintai seorang pria, berusaha untuk menjadi normal. Namun semakin dijalani, semakin hatinya terasa sakit, kakinya selalu terasa menyeret sebuah beban yang berat saat ia melangkah.
"Apa sebaiknya aku come out saja ya.." Guman Kyna.
Tapi keinginannya itu segera ia tepis jauh-jauh, masih terlalu cepat mengambil keputusan. Lagipula sejak awal keluarganya memang sudah tidak harmonis, rasanya jika ia memberanikan diri untuk berterus terang mendadak seperti ini, Kyna yakin bahwa ia tidak akan siap menerima penolakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyna [END]
ChickLitKyna Lucette, seorang wanita pekerja kantoran yang sudah lama bergelut dalam kebimbangan antara mencoba menjadi normal atau membuka dirinya. Akhirnya memilih untuk mengakhiri usaha menjalin cinta dengan Frans yang telah ia pacari selama setengah tah...