Bab. 4

46.7K 1.3K 32
                                    

"Aku tidak bisa." Jawab Kyna.

Elysia langsung melepaskan pelukannya, ia mundur cukup jauh dari Kyna, menjaga jarak lantaran masih terpukul mendengar jawab Kyna. Elysia sungguh tidak mengerti, ia pikir Kyna memiliki rasa padanya, tetapi nyatanya Kyna malah menolaknya tanpa memberi jeda untuk mempertimbangkannya dulu.

"Kenapa?" Lirih Elysia setelah berhasil mengumpulkan keberaniannya kembali.

Kyna mengeleng, wanita itu membisu begitu saja. Kepalanya menunduk tanpa mau menatap mata Elysia, sementara airmatanya masih jatuh mengenangi pipinya. Hatinya kian berkecamuk, ia menyukai Elysia sungguh.

Hanya saja Kyna tidak yakin kalau rasa sukanya itu adalah cinta, ia juga tidak yakin kalau rasa yang Elysia ungkapkan padanya adalah cinta. Belum lagi rasa takut kalau dirinya lah yang membuat Elysia membelok menjadi penyuka sesama jenis.

Tanpa Kyna ketahui bahwa sejak awal Elysia memang sudah tertarik pada sesama wanita.

"Kamu nggak sayang ke aku Kyna? Lalu kamu anggap apa hubungan kita?" Sekali lagi Elysia bertanya.

Wanita itu kembali mendekati Kyna, diangkatnya dagu Kyna, membuat tatapan mata mereka bertemu. Mata sembab berkaca-kaca milik Kyna membuatnya merasa sakit. "Kenapa menangis?" Lirih Elysia, nyaris tidak terdengar jika saja jarak mereka tidak sedekat itu.

"Maaf." Hanya satu kata yang mewakilkan semua jawaban Kyna, dengan tubuh bergetar Kyna memeluk Elysia erat. Dalam hati pikiran logis dan egonya saling membentak, membenarkan keinginan masing-masing.

"Maaf buat apa? Karena udah nolak aku?" Elysia tidak membalas peluk Kyna kali ini, justru sebaliknya. Dengan tegas Elysia mendorong Kyna menjauh, rasa sakit ditolak Kyna membuat tidak sanggup memeluk wanita itu saat ini.

"Tidak, bukan begitu Ely. Aku.." Kyna mulai bingung harus berkata apa, pikirannya begitu kusut hingga sulit berpikir. Ia sungguh tidak siap dengan pernyataan cinta dadakan Elysia.

Ingin sekali Kyna membantah semuanya, menarik kembali jawabannya dan berkata kalau dia juga menyayangi Elysia. Tapi Kyna takut, takut kalau setelah mereka berubah menjadi 'kita' dan perasaan yang mereka kira cinta bukannya cinta yang sesungguhnya.

"Kalau bukan begitu lalu apa? Kamu maunya apa Kyna!?" Elysia mulai frustasi, rasanya saat ini ia sangat ingin membentak Kyna dan melampiaskan emosinya. Namun rasa sayangnya membuat ia mengurungkan niat itu, Elysia lebih memilih menahan diri dan bersabar menghadapi Kyna yang sulit dipahami.

"Aku nggak tahu Ely!" Jawab Kyna pasrah.

Ya, Kyna sungguh bingung dengan keinginannya sendiri. Di satu sisi ia merasa bahagia menerima pernyataan cinta itu, namun di sisi lain ia merasa takut.

Elysia menghela napasnya lelah, sekali lagi ia mencoba mencari kepastian dari Kyna.

"Katakan Kyna, kamu sayang sama aku?" Tanya Elysia pelan.

Kyna melirik Elysia ragu-ragu, setelah cukup lama merasa bimbang, Kyna menjawab. "Aku sayang kamu, sungguh." Tegas Kyna.

Digengamnya tangan Elysia, berusaha menyalurkan perasaan yang penuh membuncah. "Tapi aku ingin kita tetap bersahabat, kamu maukan Ely?" Sambung Kyna, lebih terdengar seperti permohonan dengan nada bicara amat memelas.

Elysia yang tadinya sudah merasa di atas awan mendengar kata sayang itu kembali merasa kecewa. Ia mengeleng seraya menarik tangannya dari gengaman Kyna, manik mata yang selalu terlihat hangat itu berubah menjadi dingin.

"Aku nggak mau. Aku sayang kamu, aku nggak mau menjadi sahabat kamu hanya untuk merasakan sakit jika suatu saat kamu memiliki orang lain di sisi kamu." Kali ini giliran Elysia yang menolak.

Kyna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang