Di pagi ini, seperti biasa Alanza melakukan aktivitas yang rutin ia lakukan dipagi hari, yaitu menyesap kopi hitamnya di atas tangga rumah, dengan menikmati indahnya sunrise.
Ya, setiap pukul 04.00 Alanza sudah terbangun di pagi hari, kemudian ia melaksanakan ibadah shalat subuh.
Setelah itu ia pergi ke tangga atas untuk menunggu dan menikmati indahnya sunrise. Tak lupa, secangkir kopi hitam telah siap menemaninya untuk melihat guratan guratan matahari yang muncul perlahan. Entah mengapa ia sangat menyukai sunrise sambil menyesap kopi hitam. Mungkin dengan secangkir kopi, ia dapat melupakan khayalan tentang sang pangeran impiannya."Alanzaa... Ayo cepat turun nak, mamah sudah siapkan sarapan." Teriak mamah dari ruang makan.
"Hmm iya mah, ini bentar lagi Alanza turun ko." Jawab Alanza, sambil segera menghabiskan kopi hitamnya.
"Kamu lama banget sih, emang lagi apa di atas?" seru mamah.
"Biasa mah, Alanza habis minum kopi dulu sambil liat sunrise." Alanza berkata dengan santainya, sambil cengar cengir.
"Kamu tuh ya, mamah kan udah sering bilang JANGAN MINUM KOPI PAGI PAGI!!! mamah cape deh Al ngomongin kamu terus-terusan!" seru mamah dengan suara meninggi.
"Hihi iya maafin Alanza ya mah. Tapi mamah tau kan dari dulu Al suka banget minum kopi pagi-pagi kayak gini." jawab Alanza dengan nada bersalah.
"Yaudah tuh cepet dimakan nasi gorengnya, nanti keburu dingin."
"Iya.."
Ya, Alanza adalah anak tunggal dari sebuah keluarga yang sangat kaya. Tetapi kedua orang tuanya telah lama bercerai. Itu adalah pukulan yang sangat menyakitkan dan menyedihkan bagi Alanza. Sekarang ia hanya tinggal dengan mamahnya.
Dahulu ia adalah anak yang sangat manis, ceria, aktif, dan hidupnya berwarna. Ia memiliki hobi membuat buku buku fiksi disertai dengan ilustrasi/gambar yang luar biasa.
Ia juga memiliki seorang laki-laki yang sangat berharga selain ayahnya. Yakni, Dino. Dino adalah kaka kelasnya, sekaligus cinta pertama Alanza di masa SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiction Prince
RomanceCerita tentang seorang perempuan yang suka berimajinasi, berkayal, dan menunggu sang pangeran impiannya. Ia sangat percaya bahwa suatu hari khayalannya itu akan terwujud. Meskipun dia tau bahwa pangeran impiannya tak akan datang untuknya kembali.