Alanza sekarang sudah mencapai tahap akhir di masa SMAnya. Hari ini adalah kelulusan bagi murid kelas 12 SMAN 2 Jaya Baya. Semua murid kelas 12 dikumpulkan dilapangan sekolah untuk mendengarkan pemberitahuan tentang kelulusan mereka.
"Duh, gimana dong.. Gue lulus ga ya?" ujar Alya.
"Udah lo tenang aja, kita semua pasti lulus. Gue yakin!" jawab Lidya dengan lantang.
"Aamiin.. Tolong kabulkan doa temen gue ini ya allah" ujar Alya.
"Heh! Lo kok dari tadi bengong aja Al. Lo lagi mikirin apa? Kelulusan? Yakin deh lo pasti lulus!" ujar Lidya, dengan nada menyentak, membangunkan lamunan Alanza.
"Eh en..engg..engga ko. Gue.. gue ga ngelamun. Gue lagi mikir aja, setelah lulus dari sini gue mau lanjutin kemana." jawab Alanza asal.
"Oh kirain lo lagi mikirin gue hahaha." sambar si Alya.
Sebenarnya yang difikirkan Alanza bukanlah soal ingin melanjutkan study kemana, karena ia sudah tau kalau dia telah mendapatkan beasiswa ilmu Kedokteran dari salah satu universitas yang ada di Germany.
Yang ia fikirkan saat ini adalah, DINO. Ya, Dino hanya Dino.
"Anak-anak, alhamdulillah pada hari ini kita dapat berkumpul ditempat yang telah menorehkan banyak cerita ini.
Pada kesempatan kali ini, saya selaku kepala sekolah SMAN 2 Jaya Baya, ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh warga sekolah, dan mengucapkan 'selamat' kepada anak anak kelas 12 yang telah melangkah sejauh ini dan sebentar lagi akan meninggalkan sekolah ini demi menggapai cita cita yang luhur." seru kepala sekolah .Prok..prok..prok semua bertepuk tangan atas penyambutan bapak kepala sekolah.
Itu adalah pembukaan dari kepala sekolah SMAN 2 Jaya Baya."Bapak akan mengumumkan tentang kelulusan untuk kalian semua."
Deg..deg!!! Ini saatnya! Seketika lapangan mendadak hening!
"Bahwa.. Siswa/i SMAN 2 Jaya Baya tahun pelajaran 2015/2016 dinyatakan......
..
..
..
......
...
LULUS SEMUA!!!"Horeee!! Semua murid yang hadir di lapangan bersorak girang karena mengetahui bahwa tak ada satu siswa/i yang tidak lulus.
"Oh iya, bapak hampir lupa. Ada berita baik lagi bagi anak2 bapak tercinta, bahwa ada beberapa teman kalian yang mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Nama-namanya adalah:
°Anorra Terani XII IPA 3
°Delinda Nurfajriani XII IIS 1
°Maulana Raka XII BAHASA 2
dan
°Alanza Nur Kholifah XII IPA 1""Silahkan untuk yang tadi namanya disebut untuk maju kedepan"
Alya, Lidya, dan teman sekelasnya sontak membelalak, mata mereka tertuju pada 'Alanza'. Mereka lantas memberikan selamat kepada Alanza.
"Wih gila lo sis, lo dapet beasiswa ke luar negeri. Lo emang pinter!" ujar Alya.
"Lo keren banget bisa dapetin beasiswa ke luar negeri. Gue salut Al, perjuangan lo gak sia-sia" sahut Lidya
"Hehe.. Iya temen-temen gue ngerasa beruntung banget, alhamdulillah..
Tapi, sebenernya gue udah tau duluan kalo gue dapet beasiswa ke luar negeri." jawab Alanza, sambil tersenyum."Kok bisa? Lo tau darimana?" selidik Alya.
"Soalnya waktu itu gue dipanggil ke kantor sama bu Marlina, gue dikasih amplop gitu. Pas gue buka , ternyata isinya surat undangan dari salah satu universitas yang terkenal di Germany. Di surat itu dijelesain kalo gue selama kuliah disana bakal dibiayai oleh univ tsb. Terus gue dapet uang saku tiap bulannya. Gue langsung nangis di depan bu Marlina, saking terharunya."
"Al gue iri deh sama lo. Gue pengen kayak lo, hiks" ujar Alya
"Iya Al, gue juga pengen deh dapetin beasiswa. Apalagi di luar negeri. Ah.. Alya lo beruntung banget." tambah Lidya
" hehe, kalian kenapa sih? Kalian pasti bisa kok dapetin beasiswa kayak gue. Asalkan punya semangat belajar yang tinggi, tekun, rajin, dan tentunya rajin beribadah kepada Allah SWT. Karen segalanya Allah yang mengatur."
"Hmm iya Al." jawab Alya
"Eh, itu buruan maju kedepan. Nama lo disebut kan tadi. Jangan sampe gue yang maju nih haha" canda Lidya
"Oh iya gue sampe lupa, kalian berdua sih ngajakin ngobrol. Gue maju kedepan dulu ya"
Akhirnya murid-murid yang mendapatkan beasiswa tsb maju kedepan dan diberikan ucapan selamat oleh para guru dan siswa.
Setelah selesai pengumuman, semua murid berhamburan meninggalkan lapangan sambil berlarian. Terlihat rona kegembiraan diraut wajah mereka, juga tawa, dan senyuman yang tersungging di bibir mereka.
Alanza, Lidya, dan Alya berjalan menuju mobil Lidya yang ada di parkiran. Mereka berencana akan pergi ke pantai untuk merayakan kelulusan mereka.
"Eh gue gak nyangka loh bisa dapetin beasiswa keluar negeri. Ini tuh bener-bener kaya khayalan gue waktu duduk di bangku smp. " ujara Alanza membuka percakapan diantara mereka bertiga.
"Iya, padahal lo kan ga pinter pinter amat haha" celetuk Alnya dengan enteng.
"Kampret! Gue belajar siang malem, mati-matian, ikut les sana sini, privat dirumah. Ya mungkin allah ngeliat perjuangan gue selama ini" jawab Alanza tak mau kalah.
Tetapi belum sempat sampai di parkiran, ditengah-tengah perbincangan mereka bertiga, tiba-tiba ada yang menarik lengan Alanza dari belakang. Sontak, Alanza langsung menepis tangan tsb.
Begitu Alanza melihat wajah yang menarik lengannya itu, ia langsung terdiam, tak berkutik."E..eloo??" akhirnya satu kata terucap dari mulut Alanza yang sedari tadi hanya mematung.
"Hmm iy Al ini gue Dino." ucap laki-laki itu dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiction Prince
RomanceCerita tentang seorang perempuan yang suka berimajinasi, berkayal, dan menunggu sang pangeran impiannya. Ia sangat percaya bahwa suatu hari khayalannya itu akan terwujud. Meskipun dia tau bahwa pangeran impiannya tak akan datang untuknya kembali.