Entah apa saja yang telah dilakukan Veranda dan Naomi malam hari tadi. Pagi ini, keduanya masih terlelap dalam balutan selimut hangat yang menutupi tubuh polos mereka.
Sinar matahari belum sepenuhnya masuk melalui ventilasi kamar Veranda, namun Naomi sudah mulai mengumpulkan kesadarannya. Tubuhnya masih dibalut selimut dan ketika ia hendak duduk, Naomi merasakan ada yang melingkar di tubuhnya. Ternyata lengan Veranda masih memeluk tubuh Naomi bagai bantal guling yang sangat empuk.
Naomipun mengurungkan niatnya untuk duduk karena takut akan membuat Veranda terbangun. Akhirnya Naomi memilih untuk kembali pada posisi awalnya, dan saat ia hendak melanjutkan tidurnya, tiba-tiba suara erangan terdengar.
Urrgghh eerhhh mmm...
Veranda mengendurkan pelukannya dari pinggang Naomi.
Merasakan pelukan ve yang merenggang, Naomi segera memejamkan matanya dan memposisikan dirinya senatural mungkin sehingga Ve tidak akan menyadari bahwa ia telah bangun mendahului Ve.
Naomi sengaja melakukannya berharap Ve akan memberinya morning kiss atau apapun itu yang bisa membuatnya terbangun, namun yang ditunggu tak kunjung datang karena Ve justru langsung turun dari kasurnya dan meninggalkan Naomi disana.
Sebelum meninggalkan kamar, Veranda memakai kamejanya asal agar dia tidak keluar dalam keadaan polos. Verandapun menutup pintu kamarnya dengan lembut, dan berjalan menuju dapur, berencana untuk membuat sarapan bagi Naomi
Sesampainya di dapur Ve terkejut melihat ternyata ada seseorang sedang menyiapkan sesuatu. Dengan segera, Ve menghampirinya..
"Aaron, ngapain kamu pagi2 kesini?" ujar Ve tepat di belakang telinga Aaron
"Eh kakak, sengaja kesini sih soalnya hari ini kan hari lbur, dan kakak abis ada kegiatan kemarin, pasti ngga sempet bikin sarapan hehe"
"Bisa aja kamu repot2 kesini. Emangnya kamu beli apa?"
"Eh ngga beli kak, ini aku lagi nyiapin aja, semalem aku masak buat kakak rencananya mau ngasi surprise tapi kakak malah udah bangun" ujar Aaron sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"Maaf ya kak aku berisik ya, jadi kakak kebangun.." ujar aaron sambil membalikkan badannya menghadap langsung ke arah Ve
"Ah, ngga kok. Kakak kebangun bukan karena kamu" Ujar Ve yang mulai mengikat rambutnya. Tiba tiba Aaron mendekatkan wajahnya ke leher Veranda dan tangannya mengusap leher Veranda
"Kak, kenapa badannya merah-merah? kakak sakit?" tanya Aaron
Wajah Veranda menjadi merah padam, perlakuan adiknya itu membuat jantungnya tidak normal. Bekas merah ini tentu saja bukan karena sakit yang muncul kembali, melainkan bekas permainan Veranda dan Naomi tadi malam. Namun secepat mungkin Veranda menetralkan kembali detak jantungnya dan berkata
"ehm... iya nih dek, kakak lagi kurang enak badan. mungkin ini juga efek kecapean sampe badan merah-merah gini" Veranda refleks mengusap2 lengannya sendiri
"kak, jaga kesehatan ya.. kalau kakak sakit lagi gimana?" ujar Aaron sambil merengkuh Veranda ke pelukannya
Ve terkejut dengan perlakuan Aaron, namun ia menikmatinya dan tidak ada niatan untuk menolak.
"iya, kakak akan selalu jaga kesehatan kok, makasih ya dek" veranda membalas pelukan aaron
"Yaudah, kakak makan yang banyak ya. Aaron udah bikinin salad sama di kulkas juga ada fettuchini, tinggal di angetin aja kalo mau makan. Aaron ke tempat latihan band dulu ya kak" ujar Aaron sambil mengusap rambut Veranda.
"hati-hati di jalan, dek" dengan sedikit mencubit pipi aaron.
Beginilah Aaron dan Veranda. Perbedaan usia yang cukup jauh tidak membuat Aaron menjadi canggung dengan kakaknya, ia justru menjadi pengawal yang selalu siap menjaga Veranda dalam kondisi apapun, dan Veranda bagai tuan putri yang selalu merasa aman dan nyaman memiliki pengawal seperti Aaron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shinta! Cheese!
FanfictionNaomi_JKT48 : Thanks for today, deg2an banget tadi.. Semoga kedepannya bisa lebih bagus dr hari ini ada foto bareng ka @veJKT48 https://t.co/N0NeyWQdo7