The Padlocks
(Author POV)
“Jagi.. Jagiya..” Dedngan suara yang lembut, Thunder membangunkan kekasihnya, Yurin yang sedang tertidur di sebuah sofa. Ruangan tempat mereka berada berwarna putih, putih tanpa ada sesuatu lagi disana selain sofa yang sedang ditiduri Yurin.
Yurin mengerang kecil, kemudian mengucek-ngucek matanya. “Thunder, itu kau?”
“Ne, joyeyo (ya, ini aku).”
“Thunder, bogoshippeosoyo (aku merindukanmu). Jeongmal bogosippeoso (benar-benar merindukanmu).”
“Ne, nado (Ya, aku juga).”
Thunder memeluk Yurin erat dan Yurin bergelut manja dalam tiap inchi pelukan Thunder. “Yurin-ah, saranghaeyo (aku mencintaimu). Dan aku akan selalu mencintaimu.”
“Tak perlu kau katakanpun aku sudah tau.”
“Tapi kali ini harus kukatakan.”
Mata Yurin membelak. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan kekasihnya. Dilepaskannya pelukan Thunder kemudian ditatapnya mata kekasihnya itu tajam. “Waeyo? (kenapa)”
Sebuah kecupan mendarat di bibir Yurin. Thunder menciumnya dalam dan cukup lama seakan-akan itu adalah ciuman terakhir mereka. Mendadak Yurin meneteskan airmatanya, merasakan hawa perpisahan didalam ciuman mereka. Yurin memegang baju Thunder erat.
“Gajima. (jangan pergi).”
“Aku harus, Yurin-ah. Waktuku sudah habis.”
“Gajima..” Yurin mulai menangis meskipun dia belum sepenuhnya mengerti apa yang sedang terjadi.
“Jagiya.. uljima.. jebal.. (sayangku, kumohon jangan menangis).”
“Gajima..”
“Jagiya.. aku mengerti kalau kau tak mau melepaskanku. Tapi aku harus, waktuku sudah habis..”
“Gajima! Aku belum siap untuk kau tinggal pergi.. hikss.. hikkss..”
Thunder menarik napas panjang kemudian membuangnya. Kembali dipeluknya Yurin dan Thunder mengelus rambut Yurin penuh kasih sayang. “Aku tahu Jagi (sayang). Aku tahu kau belum siap. Kau harus menyiapkan dirimu karena aku akan pergi. Begini saja, kau ingat gembok yang kita pasang di namsan tower dua tahun yang lalu?”
Yurin mengangguk.
“Bagus! Begini saja, jika kau sudah siap untuk melepaskanku, maka kau harus melepaskan gembok itu sebagai tanda kau sudah siap.”
“Andwae! (tidak!) Aku tidak mau melepaskannya.”
“Yurin-ah.. kau harus.. cepat atau lambat aku akan segera pergi.. Kumohon mengertilah, Yurin-ah... Saranghaeyo..”
+++++
(Author POV)
“Yurin, kau sudah bangun?” Kali ini Yurin tersadar dari tidurnya setelah dia tertidur untuk beberapa saat. Yurin tertidur saat dia terlalu lelah menangis. Menangisi Thunder. Beberapa jam yang lalu Yurin mendapat kabar bahwa Thunder kecelakaan dan jatuh koma di rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Padlocks (TAMAT)
RomanceYurin tiba-tiba diberitahun bahwa kekasihnya, Thunder sedang koma di rumah sakit. Siang dan Malam, Yurin terus menunggui Thunder hingga akhirnya Yurin terlalu lelah dan tertidur. Didalam tidurnya dia bertemu dengan Thunder yang meminta sesuatu dari...