Sambil tersenyum, aku terus mendengarkan lagu Everything Has Changed secara berulang.
Ya. Everything Has Changed.
Kalimat sederhana namun berhasil melambungkan pikiranku jauh. Membuat ingatanku kembali membuka halaman-halaman yang tertinggal di bawah tumpukan halaman baru. Memutar ulang berbagai rekaman indah, bagai proyektor rusak yang selalu menayangkan namanya di dalam benak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa(ra)in
ПоэзияMaaf. Karena aku tidak bisa melepaskanmu meskipun aku tau apa yang menghalangi kita. Tapi, aku masih menyesali. Tidak menggenggam erat tanganmu, dan tidak memelukmu dengan erat. Dulu. Maaf. Karena ternyata aku masih sangat mencintaimu.