II

467 46 6
                                    

Hakyeon sudah terbangun sejak tadi. Dan yang ia lakukan hanya menatap wajah Taekwoon yang tertidur di sampingnya. Wajah Taekwoon yang sangat tenang membuat Hakyeon terus tersenyum. Sesekali ia akan mengusap wajah Taekwoon dengan lembut.

Namun semua itu harus terhenti karena ketukan dari pintu kamarnya.

"Yang Mulia, sarapan anda akan datang dalam 30 menit." Ujar salah seorang penjaga.

Hakyeon memang meminta seorang penjaga untuk selalu masuk ke ruang kerjanya dan mengetuk pintu kamarnya 30 menit sebelum sarapan datang.

Hakyeon yang mendengar pemberitahuan itu langsung beranjak dari ranjangnya dengan perlahan. Tak ingin menganggu tidur Taekwoon. Hakyeon langsung berjalan ke arah pintu kamarnya. Ia kemudian membuka pintunya. Namun tidak sepenuhnya. Ia tidak ingin penjaga tersebut melihat keadaan Taekwoon yang bisa dibilang hanya menggunakan selimut untuk menutupi tubuh nakednya. Sedangkan Hakyeon sudah memakai piyamanya.

"Bisakah kau beritahukan koki kepala Kim untuk membawakan porsi lebih dari biasanya?" Tanya Hakyeon.

"Tentu Yang Mulia." Jawab si penjaga.

"Gomawo." Ujar Hakyeon yang kemudian menutup pintunya setelah si penjaga berjalan menjauh dari kamarnya.

Hakyeon kemudian berbalik untuk menatap Taekwoon yang masih tetap tertidur dengan nyenyak. Hakyeon kemudian berjalan mendekat ke arah Taekwoon dan berlutut di sebelah ranjang bagian yang ditempati oleh Taekwoon.

Hakyeon hanya bisa tersenyum melihat Taekwoon. Menurutnya, Taekwoon adalah sosok yang sempurna. Sosok yang selama ini ia cari. Permaisurinya tidak bisa membuat Hakyeon merasakan hal yang sama seperti yang ia rasakan saat ini.

Hakyeon kemudian mengusap pipi kiri Taekwoon lembut. Berusaha untuk membangunkannya.

"Taekwoonie..." Ujar Hakyeon.

Dan sepertinya Taekwoon merespon dengan baik. Taekwoon mulai terusik dengan tidurnya dan dengan perlahan membuka matanya.

"Hakyeon hyung..." Panggil Taekwoon dengan suaranya yang agak serak.

"Selamat pagi..." Sapa Hakyeon masih dengan senyumannya.

"Pagi." Balas Taekwoon yang kemudian langsung menguap. Sepertinya ia masih lelah.

"Sarapan akan datang 30 menit lagi. Aku akan membantumu untuk membersihkan tubuhmu." Ujar Hakyeon yang kemudian berdiri.

Hakyeon lalu mengangkat tubuh Taekwoon bersama dengan selimut yang dipakainya tadi. Hakyeon kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan juga Taekwoon.

30 menit yang hanya akan dilewati dengan tenang dan juga perasaan nyaman.

~0~0~0~0~

Hakyeon dan juga Taekwoon sedang menikmati sarapan mereka dengan tenang. Sesekali mereka membicarakan hal – hal yang tidak penting dan terkadang membuat Taekwoon tertawa. Dan tawa Taekwoon-lah yang selalu membuat Hakyeon tersenyum.

Dan setelah sarapan mereka selesai, Hakyeon kemudian membantu Taekwoon memakai hanbok-nya kembali. Mereka memang hanya memakai bathrob tadi saat sarapan.

Saat mereka selesai merapikan diri, Hakyeon dan Taekwoon langsung berjalan keluar kamar. Hakyeon duduk di kursi kerjanya, sedangkan Taekwoon berdiri di belakangnya.

"Aku sudah memanggil Sungjae dan Sohyun kemari. Kita akan membicarakan tentang dirimu" Ujar Hakyeon.

"Aku?" Tanya Taekwoon. Dia agak kebingungan.

Hakyeon kemudian memutar kursinya agar ia bisa menatap Taekwoon.

"Apa kau berpikir akan menjadi penjaga ruang pribadiku terus?" Tanya Hakyeon.

"Sepertinya begitu."

Dan jawaban Taekwoon membuat Hakyeon hanya bisa menghela nafasnya dan tersenyum.

"Taekwoon-ah, apa kau sadar kalau posisimu sekarang sudah lebih dari seorang penjaga?" Tanya Hakyeon lagi.

"Ani. Bagaimana bisa? Aku bahkan baru bekerja kemarin."

Sebelum Hakyeon bisa menanggapinya, pintu ruang kerja Hakyeon di ketuk dan masuklah seorang penjaga.

Hakyeon langsung memutar kembali kursinya agar bisa menghadap ke arah si penjaga.

"Yang Mulia, kepala pelayan Yook dan kepala pelayan Go sudah berada di luar." Ujar si penjaga.

"Suruh mereka masuk."

Sang penjaga kemudian membungkukkan tubuhnya dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Digantikan oleh Sungjae yang tersenyum dengan lebar karena Taekwoon juga ada disana dan Sohyun yang tersenyum dengan hormat.

Sungjae menyadari kalau Taekwoon tidak kembali ke kamarnya semalam. Jadi dia berpikiran kalau hyung-nya sudah meluluhkan hati sang raja tanpa melakukan apapun.

"Selamat pagi Yang Mulia." Sapa Sungjae sambil membungkukkan tubuhnya bersama dengan Sohyun.

"Selamat pagi. Bagaimana tidur kalian semalam?" Tanya Hakyeon sambil tersenyum.

"Sangat nyenyak. Terimakasih Yang Mulia." Jawab Sohyun.

"Tidak terlalu nyenyak karena yang dipikiranku hanyalah Taekwoon hyung yang sudah membuat Yang Mulia jatuh hati."

Dan jawaban Sungjae dihadiahi pukulan di kepala yang keras dari Sohyun dan tawa renyah Hakyeon.

"Ahhhh, noona. Itu menyakitkan sekali..." Ujar Sungjae sambil memegangi kepalanya.

"Kau tidak sopan." Ujar Sohyun.

"Gwaenchana. Sungjae memang seperti itu dari lahir." Ujar Hakyeon yang mengundang tawa kecil dari Taekwoon.

"Bahkan Taekwoon menyetujuinya." Sambung Hakyeon.

"Taekwoon hyung, kau jahat sekali..." Ujar Sungjae sambil merajuk.

"Mian... Tapi kau memang seperti itu sejak kecil." Balas Taekwoon yang kemudian menunduk dan tertawa kecil.

Setelah tawa mereka reda, Hakyeon kembali tersenyum ke arah Sungjae dan Sohyun.

"Aku membutuhkan bantuan kalian." Ujar Hakyeon kemudian.

"Apa yang bisa kami lakukan untuk membantu Yang Mulia?" Tanya Sohyun.

"Aku ingin kalian menjadi pembimbing Taekwoon mulai sekarang." JAwab HAkyeon.

"Pembimbing?" Tanya Sungjae dan Taekwoon bersamaan.

"Ya. Aku ingin kalian mengatur jadwal Taekwoon mulai dari sekarang. Kalian juga akan mengatur jadwal pembelajaran Taekwoon dengan Seo Eunkwang. Aku tidak tahu kapan, tapi Taekwoon akan menjadi seorang pangeran."

Dan jawaban dari Hakyeon membuat Taekwoon, Sohyun dan Sungjae hampir mengeluarkan bola mata mereka.

Sedangkan Hakyeon, ia masih tersenyum dengan manis.

Sepertinya Hakyeon terbentur dinding kamar mandi tadi.

.

.

.

To Be Continue

Love You Till In Heaven [N & Leo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang