III

636 54 26
                                    

1 bulan telah berlalu sejak kejadian yang menurut Hakyeon sangatlah aneh, namun membuatnya tidak bisa berhenti tersenyum jika membayangkannya. Bayangkan saja, Hakyeon di buat jatuh pada pesona Taekwoon di hari pertama mereka bertemu. Dan kemudian Hakyeon memutuskan untuk menikahi Taekwoon 3 bulan setelah kejadian tersebut. Berarti 2 bulan lagi.

Hakyeon benar – benar gila.

Dan sekarang Hakyeon sedang berada di ruang kerja bersama dengan Seo Eunkwang. Seo Eunkwang adalah guru istana yang membimbing para Pangeran atau Putri mempelajari tentang Negara.

Dan kali ini, Eunkwang mendapatkan tugas dari Hakyeon untuk mengajarkan apa yang perlu dipelajari oleh Taekwoon jika ia menjadi Pangeran nantinya.

"Jadi bagaimana?" Tanya Hakyeon.

"Semuanya lancar. Dan Pangeran Taekwoon sangat cepat memahami apa yang aku ajarkan." Jawab Eunkwang.

"Taekwoon bahkan belum menjadi seorang Pangeran tapi kau sudah memanggilnya begitu." Ujar Hakyeon.

"Taekwoon sudah pasti akan menjadi seorang Pangeran. Jadi aku berlatih untuk memanggilnya Pangeran mulai sekarang." Balas Eunkwang.

"Lalu kenapa kau tidak memanggilku Yang Mulia?" Tanya Hakyeon lagi sambil memutar bola matanya.

"Ah... Kalau itu aku sudah bosan." Jawab Eunkwang yang kemudian tertawa.

"Baiklah, lanjutkan." Ujar Hakyeon.

"Aku tidak perlu bersusah payah untuk mengajari Pangeran Taekwoon karena Pangeran sudah membaca 85% materi yang akan aku ajarkan sejak dia kecil."

"Ah, begitukah? Jadi materi apa yang kau ajarkan saat ini?" Tanya Hakyeon.

"Hanya ketatanegaraan dan review materi – materi yang lainnya." Jawab Eunkwang.

Setelah Eunkwang menjawab pertanyaan dari Hakyeon, pintu ruang kerja Hakyeon terbuka dan masuklah Taekwoon sambil tersenyum.

"Eoh, Taekwoon-ah..." Sapa Hakyeon.

"Hakyeon hyung, selamat malam." Sapa Taekwoon masih sambil tersenyum. Kemudian ia menatap Eunkwang. "Selamat malam, seonsaengnim." Sapa Taekwoon pada Eunkwang.

"Selamat malam Pangeran." Sapa Eunkwang balik sambil tersenyum.

"Selamat malam. Masuklah ke kamar dan segera bersihkan tubuhmu." Ujar Hakyeon setelah menyapa Taekwoon.

"Eum!" Jawab Taekwoon yang kemudian membungkukkan tubuhnya dan kemudian masuk ke kamar Hakyeon.

Setelah Taekwoon masuk ke kamar Hakyeon, ia langsung mengalihkan pandangannya lagi ke arah Eunkwang.

"Kau masih merahasiakan tentang hal ini kan?" Tanya Hakyeon.

"Sebenarnya–"

"Appa! Dimana umma baruku?!" Ujar seseorang yang baru saja masuk ke ruangan pribadi Hakyeon tanpa pemberitahuan apapun.

"Pangeran Young Saeng, selamat malam." Ujar Hakyeon dengan ekspresi wajah datarnya.

"Selamat malam, appa. Hehe..." Ujar Pangeran Young Saeng yang kemudian tertawa kecil. Melupakan tata karma yang sudah diajarkan padanya sejak berumur 3 tahun. "Eoh, seonsaengnim. Selamat malam. Ku pikir seonsaengnim sudah kembali ke kamar." Lanjut Young Saeng.

"Ah, saya harus melaporkan perkembangan tentang Pangeran Taekwoon sebelum kembali ke kamar saya, Pangeran." Jawab Eunkwang menanggapi kalimat Young Saeng.

"Begitukah? Baiklah kalau begitu." Ujar Young Saeng dengan senyuman lebarnya yang tidak luntur sedari tadi.

"Jamkkaman! Jadi Young Saeng sudah mengetahuinya?" Tanya Hakyeon pada Eunkwang.

"Ah, Pangeran Young Saeng tidak sengaja melihatku sedang mengajar kemarin. Pangeran memintaku untuk menjelaskan semuanya. Aku tentu saja tidak bisa menolak." Jelas Eunkwang.

"Tentu saja, kau selalu lemah terhadap anak – anak." Ujar Hakyeon sambil memutar bola matanya.

"Appa~ Dimana umma?" Tanya Young Saeng lagi. Pangeran Mahkota ini sepertinya sudah tidak sabar.

"Permaisuri tentu saja berada di kamarnya, Young Saengie." Jawab Hakyeon. Yang dibalas dengan pout khas dari Young Saeng.

"Bukan permaisuri. Appa tahu maksudku kan?" Tanya Young Saeng tidak sabar.

"Ah... Kalau soal Taek–"

"Hakyeon hyung, air hangatnya sudah siap." Ujar Taekwoon yang keluar dari kamar Hakyeon dan sudah memakai piyama tidurnya. Memotong kata – kata Hakyeon.

"Ah! Umma!" Seru Young Saeng yang kemudian berlari ke arah Taekwoon dan memeluknya.

"Pa-Pangeran..." Ujar Taekwoon kebingungan.

Taekwoon langsung mengalihkan pandangannya ke arah Yong Saeng, kemudian ke arah Hakyeon. Seperti meminta penjelasan.

"Tanyakan saja pada anak nakal itu." Ujar Hakyeon.

"Umma, ceritakan tentang umma padaku." Ujar Yong Saeng setelah dia melepaskan pelukannya dari Taekwoon.

Young Saeng kemudian menarik Taekwoon memasuki kamar Hakyeon dan kemudian menutup pintu kamar tersebut. Sepertinya dia tidak ingin pembicaraannya dengan Taekwoon terdengar oleh Hakyeon maupun Eunkwang.

"Anak itu..." Keluh Hakyeon sambil memijat kepalanya. Entah kenapa dia tiba – tiba merasa pusing.

"Kau harus memakluminya. Pangeran masih berumur 10 tahun. Pangeran pasti akan sangat senang saat bertemu dengan Taekwoon." Ujar Eunkwang.

"Aku hanya tidak percaya bahwa ia akan menerima Taekwoon dengan sangat cepat." Balas Hakyeon.

"Sebenarnya Pangeran ikut saat pembelajaran hari ini. Ia sudah cukup dekat dengan Pangeran Taekwoon. Tapi baru sekarang aku dengar Pangeran Young Saeng memanggil Pangeran Taekwoon dengan sebutan umma."

"Pasti ia memanggil Taekwoon dengan sebutan hyung." Tebak Hakyeon.

"Tentu saja."

Hakyeon kemudian menghela nafasnya.

"Aku akan memikirkannya dan mengatasinya. Kembalilah ke kamarmu, Eunkwangie." Ujar Hakyeon sambil berdiri.

"Baiklah. Aku akan kembali lagi besok malam." Balas Eunkwang yang juga berdiri dari kursinya dan kemudian berjalan meninggalkan ruang kerja Hakyeon.

Setelah Eunkwang keluar dari ruang kerjanya, Hakyeon melepas kacamata bacanya dan meletakkannya di atas meja begitu saja. Beranjak menuju kamarnya dan membuka pintunya.

Tapi pemandangan yang ia lihat membuat Hakyeon tidak bisa menahan senyumnya.

Young Saeng sudah tertidur dengan kepalanya berada di paha Taekwoon. Dan Taekwoon yang mengusap kepala Young Saeng. Membuat Pangeran kecil tersebut makin terlelap.

Hakyeon kemudian masuk ke kamarnya dan kemudian menutup dan menguncinya. Ia berjalan menghampiri Taekwoon dan Young Saeng.

Hakyeon langsung menunduk untuk mengecup kepala Young Saeng dengan lembut. Kemudian Hakyeon beralih ke arah Taekwoon dan mengecup pelipisnya.

"Aku mandi dulu. Tidurlah jika kau sudah lelah." Ujar Hakyeon.

"Aku akan menunggu hyung." Balas Taekwoon.

"Baiklah." Hakyeon kembali mengecup kepala Taekwoon dan berjalan menuju kamar mandi.

Hakyeon tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya karena Young Saeng yang dengan senang hati menerima Taekwoon. Membuat Hakyeon sedikit lega.

Putranya yang manis, putranya yang berani, putranya yang hebat.

Putranya yang bahkan sepertinya bukan putra kandungnya.

.

.

.

To Be Continue

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love You Till In Heaven [N & Leo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang