5. Dalam hati saja

2.1K 302 78
                                    

Putri segera melangkah menuju ruangan Keiza. Setelah mendengar kabar dari salah satu karyawannya, bahwa Keiza baru saja datang. Hampir sepuluh hari lebih Keiza tidak pernah tampak di cafe. Selama itu pula Keiza sangat susah untuk dihubungi. Setiap kali Putri mengunjungi apartemen Keiza, tak pernah sekali pun pintu terbuka untuknya. Membuat Putri menjadi semakin khawatir dengan Keiza yang tak lain adalah sahabat baiknya sekaligus adik ipar sepupu dari suaminya, Aka.

Keiza mengangkat wajahnya, menatap pintu ruang kerjanya yang terbuka dengan kasar. Ia terdiam menatap sahabatnya, Putri, yang sedang melempar senyum manis kepadanya. Membuat Keiza menyunggingkan senyum simpulnya.

"Ya Allah, Kei. Kamu kemana saja sih? Dihubungi susah banget, di apartemen kosong. Kamu baik - baik saja kan?" gerutu Putri cemas.

Keiza tersenyum, "Keiza baik ko, Kak," ucap Keiza tenang.

Putri menghampiri Keiza yang sedang duduk di kursi kerjanya. Lantas menatap kedua mata Keiza tanpa berkedip. Membuat Keiza memundurkan kepalanya ke belakang.

"Kamu anggap Kak Putri ini siapa, Kei, selama ini? Bukankah Kak Putri ini kakak kamu sekarang?" cerca Putri menatap kedua mata Keiza.

Keiza terkesiap mendengarnya. Ia menatap Putri dengan tatapan sendu. Lantas kembali menyunggingkan senyumnya. Menutupi gemuruh hebat yang terjadi di hatinya saat mendengar ucapan Putri. Mengingat bahwa semuanya akan segera berubah sebentar lagi.

"Iya, sampai kapanpun Kak Putri akan selalu menjadi Kakak untuk Keiza. Apapun yang terjadi," balas Keiza sedih.

Keduanya pun saling berpelukan. Air mata Keiza menetes. Ia berharap hubungannya bersama Abyan yang sudah hancur tak akan mengubah pertalian saudara antara dirinya dan Putri.

"Keiza kangen sama Kakak," ucap Keiza saat dirinya mulai menangis.

"Ada apa, Kei? Apa Abyan menyakiti hati kamu lagi?" tanya Putri saat melihat sisa - sisa air mata Keiza yang baru dihapus.

Keiza menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Putri. Putri mengangguk ragu.

"Oke, kalau kamu belum mau cerita sekarang. Sepertinya kamu memang butuh waktu sendiri. Kakak pergi dulu ya," pamit Putri sebelum beranjak meninggalkan ruangan Keiza.

"Keiza yang sudah membuat Abyan marah, dan pergi meninggalkan Keiza," ucap Keiza yang membuat langkah Putri terhenti.

"Maksud kamu?" tanya Putri bingung.

Keiza menyandarkan kepala di kepala kursi kerjanya. Ia memejamkan matanya ketika rasa pening kembali dirasakannya.

"Kakak tahu bukan, bagaimana Abyan selalu menolak bantuan dari Keiza untuk membantu perusahaannya?" tutur Keiza yang dijawab dengan anggukan kepala dari Putri.

"Tapi Keiza tetap nggak berhenti untuk terus berusaha membantu Abyan dengan cara sembunyi - sembunyi. Keiza mencoba bernegosiasi dengan Doni untuk bisa menutup semua pinjaman Abyan kemarin," cerita Keiza.

"Doni?" seru Putri terkejut.

"Semua karena ulah Doni. Entah apa yang membuat Doni selalu mengganggu Keiza. Dan kemarin, Abyan memergoki Keiza dan Doni di dalam kamar hotel bersama Keenan,"

"Kenapa bisa sampai ke kamar hotel? Kamu nggak sebodoh itu kan, Kei?"

"Pikiran Kak Putri pasti sama dengan apa yang sedang Abyan pikirkan saat ini. Ditambah lagi, Abyan sudah mengetahui jika dalang dibalik hancurnya perusahaan dia adalah Doni. Dan itu juga yang membuat Abyan semakin berpikiran buruk kepada Keiza,"

"Kalian cuma salah paham bukan?"

"Kesalahpahaman yang sudah mendarah daging. Abyan sudah memperingatkan Keiza untuk tidak ikut campur dengan masalah Ally Inc, tapi apa yang Keiza lakukan? Keiza tak mengindahkan semua ucapannya, dan membuatnya marah hingga pergi membawa Keenan,"

YOU Extended VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang