Kembali ke sekolah lalu mengambil tas dan pulang. Tidak ada yang perlu dicemaskan. Semua orang sudah pulang, jadi tidak ada yang mengira aku dan Alva sedang dekat atau sudah tidak bermusuhan lagi.
"Oitt." Seru Alva.
Aku tidak menyeru panggilan Alva. Lebih baik aku pergi meninggalkan Alva. Bukannya tidak tau cara berterimakasih, tapi aku masih dendam dengannya karena tragedi tahun lalu. Ya, memang aku seperti kucing yang tiba-tiba berubah jadi singa. Yang tiba-tiba baik dan kemudian berubah 180'.
••••
Kurebahkan badanku dikasur kesayanganku. Sudah hampir 1 minggu masuk ke tahun ajaran baru, aku masih belum juga rela. Rela karena kejadian yang menimpaku setahun lalu. Kejadian yang melibatkan Alva dan membuatku malu setengah hidup.
23 Januari 2015
Hari ini adalah hari yang tidak pernah ku duga. Karena aku, Dami, Bintang, dan Jaja/Javier diundang ke acara prom kelas 12. Sebagai anak kelas 10, sudah pasti menjadi kebanggaan bisa tampil di acara seperti ini. Sebetulnya aku disini karena harus menjadi vokalis band sekolah yang menggantikan Dian yang sedang sakit cacar saat itu. Bintang bilang, aku harus menyanyikan 3 lagu. Lagu yang pertama ialah Untitled - Maliq & The Essential, lagu kedua ialah Over and Over Again - Nathan Skyes dan lagu ketiga itu All of me - John Legend.
Berbalut pakaian berwarna putih, aku dan teman-teman satu bandku memulai penampilan kami.
Lagu pertama sukses kami nyanyikan. Dan sekarang waktunya lagu kedua, ini lagu yang cukup romantis. Jadi aku harus menghayatinya.
Bunyi instrumental dari lagu Over and Over Again mulai terdengar. Lantunan suara piano yang dimainkan oleh Dami sangat indah.
From the way u smile🎶
To the way you look🎤
u captured me🎵
unlike no other
From the first hello
Lantunan-lantunan bait lirik bisa kunyanyikan dengan penghayatan. Sampai tiba-tiba seseorang datang dan merusak performanceku.
And I won't leave you
Always be true
One plus one, two for live
Over and over again
Seseorang membuatku berhenti menyanyi, dan sekarang dia yang menggantikanku menyanyi. Bukankah itu menyebalkan? Dan tentu, tepuk tangan dan histeria dari para siswi disini semakin menjadi-jadi.
So don't ever think I need more
I've got the one to live for
No one else will do--
"Harusnya gue yang nyanyi! Bukan lo!" Seruku kepada orang itu membuat semua terdiam.
Dami menghentikan permainan pianonya. Semua orang menatapku yang sedang berargumen dengan laki-laki di depanku. Laki-laki yang memakai pakaian putih sama sepertiku.
"Gue kesini karena disuruh tampil!" Orang itu tak mau kalah. Dia ikut membalas argumenku.
"Asal lo tau aja, gue kesini karena diminta pihak sekolah buat tampil! bukan lo!" Cetusku dengan nada meninggi.
"Bos, gue tuh ditelepon sekolah seminggu yang lalu buat kesini. Tuh liat fans-fans gue langsung histeris." Orang itu menunjuk para siswi yang tadi berteriak histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
A-L-VA : FIRST LOVE (UNCOMPLETE)
Ficção Adolescente(UNCOMPLETE) Aku tak pernah dibuat jatuh cinta. Maka percayalah, kau sangat luar biasa saat kau melakukannya. Copyright : 2016-All Right Reserved.