49 hari sebelumnya..
"Haloo sayang!" Tangan kecil Abel melingkar di pinggangku dari belakang.
Aku hanya membalasnya dengan senyum lalu melepas tangannya pelan-pelan dan kembali memantulkan bola basket yang ada ditanganku.
"Alva gak minum dulu? kamu keringetan tauu." Abel merogoh tasnya lalu mengeluarkan 1 botol air putih.
Aku bergegas mendatangi Abel dan duduk disebelahnya.
"Mana?" Tanyaku.
"Nih." Abel tersenyum sembari memberi minum yang sedari tadi ia pegang.
Aku meminumnya hingga habis lalu kembali bermain basket.
"Sayang, aku lagii kesel bangett." Cetusnya memanyunkan bibirnya yang dipoles liptint pink itu.
"Kenapaa?" Jawabku menghentikan permainan dan kembali duduk disebelahnya.
Abel mulai menceritakan sesuatu yang membuatnya kesal hari ini. Aku hanya tertawa mendengarnya sembari mengelus puncak kepalanya.
"Sabar sayang emang orang tuh suka nyebelin." Aku mengelus puncak kepalanya lagi.
"Alva--" Panggilnya dengan menatapku lekat-lekat. "Kamu jangan jadi nyebelin kaya mereka ya." sambungnya lalu memelukku.
Aku membalas pelukan hangatnya dan berkata "tenang aja. Aku pasti gabakal nyebelin."
"Abell..." Ucapku setelah flashback kejadian beberapa hari yang lalu.
Kali ini aku terbangun pukul 3 pagi. Memang biasanya ga kaya ini. Sejam selanjutnya baru aku akan bangun. Karena bangun cukup pagi, kuputuskan untuk sholat tahajjud dulu lalu menunggu adzan subuh.
"Haloo Abel selamatt pagii!" Aku mengirim pesan lewat line ke Abel.
Aku memang selalu menyapa pacarku setiap aku bangun tidur. Itu sudah menjadi kebiasaanku.
Setelah sholat subuh selesai, aku kembali tidur dengan menyelimuti badanku. Udara pagi memang dinginn sekalii!
"ALVAA BANGUNNN! TELAT NIH SEKOLAHH!" Teriak Bintang dari lantai bawah rumahku.
Iya, Bintang adalah kakakku. Kalian tidak akan mengiranya kan?
"ALVAA!" Suara beratnya itu mulai terdengar mendekati kamarku.
"WOI BANGUN KEBO!" Teriaknya lalu membuka pintu dengan kasar.
"Eh udah bangun." suaranya mulai kembali lagi ke semula.
Dari lo teriak-teriak pas awal juga, gue udah bangun kali.
"Mandi sono." perintahnya melemparkan anduk ke mukaku yang ada ditangannya.
"Iye. Sans aja kali." Cetusku lalu berjalan malas ke kamar mandi yang ada di kamarku.
Hampir 15 menit mandi, tapi rasanya malas sekali keluar kamar mandi, apalagi pergi ke sekolah.
"Woi gue berangkat duluan ya!" Teriak Bintang dari pintu kamar mandiku.
"Jangan tinggalin gue!" Ucapku merengek.
"Bodoamat."
Aku mendengar langkah kaki Bintang yang mulai menjauhi kamarku. Sepertinya dia benar-benar meninggalkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
A-L-VA : FIRST LOVE (UNCOMPLETE)
Fiksi Remaja(UNCOMPLETE) Aku tak pernah dibuat jatuh cinta. Maka percayalah, kau sangat luar biasa saat kau melakukannya. Copyright : 2016-All Right Reserved.