AMBIGU

381 10 0
                                    

                                                                                                                           1

   pagi itu, ribuan titik air terjun bebas ke bumi. menghadirkan suasana damai dikota itu. membuat jutaan makhluk bumi memilih kembali meringkuk kedalam hangatnya selimut. kembali membuat mimpi-mimpi indah yang terputus kembali bersambung. minggu pagi yang dingin dan cocok untuk bermalas-malasan bagi kebanyakan orang. namun berbeda dengan dia, laki-laki itu sudah dari pukul 5 terbangun. tidurnya tidak senyenyak 4 tahun yang lalu. mimpi-mimpi yang datang di tidurnya pun tidak lagi seindalh dulu.
   helaan nafas beratnya terdengar di dalam kamar itu tenggelam bersama derasnya hujan. bingung? ya dia bingng akan melakukan apa, akan bagaimana beberapa jam kemudian atau bertahun-tahun kedepan, akan seperti apa dia, apakah ada yang menerimanya? semua itu terus berkeliaran didalam otaknya. membuncah meminta untuk terus dipikirkan. terkadang dia merasaknnya, merasakan iri. ya! dia terkadang iri terhadap apapun dan siapapun. dan marah terhadap apa yang selalu ada dipikirannya.
   mengeluh dan merasakan kebosanan serta kehampaan. mungkin benar adanya yang mengatakan, bukan untuk berhenti selamanya tapi berhenti sejenak dan melihat yang berlalu. dia masih tetap duduk diujung kasurnya menatap luruh kedalam derasnya hujan. mengamati tetes demi tetes air yang membasahi bumi. hingga....
kriiiinggg...
   telepon canggih itu berbunyi tertera nama Faried seppupunya. yang dari kecil selalu menemaninya. dia angkat telepon itu.
""halooo dit, buka pintu! gua didepan rumah lo sekarang!" teriak sesorang diujung telepon.
   dengan mals dia keluar dari kamarnya turun menuju lantai bawah rumahnya membukakan pintu untuk sepupu tersayangnya.
"hallo sepupu gua!" suara Faried terdengar setelah pintu terbuka.
"ngapain lo kesini? mau curhat? gua lagi gak mood dengerin curhatan alay lo!"
   memang biasanya Faried sellau curhat tentang banyak hal mulai dari ini itu sampai masalah percintaannya hingga membuat Adit hapal dengan perilaku sepupunya itu.
"woyy slow bro. gua kesini karena mau bahas tentang sekolah kita besok."
"yasudah tinggal sekolah." jawabnya acuh.
"dasarr-,- ehemm minum dong." pinya Faried dengan gaya khasnya.
"ambil sendiri. lo gak lupakan semua sekat dirumah ini? udah sana!"
   dengan menggerutu Faried menuju dapur mengambil sendiri minumannya.
'masih tetap seperti ini tidak ada perubahan.' helaan nafas terdengar. mungkin seperti itulah yang ada dipikiran Faried.

~semoga suka

AMBIGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang