AMBIGU

68 6 0
                                    

4

   bel istirahat terdengar keseluruh penjuru sekolah. membuat kepenatan-kepenatan serasa mencekik kini terbayar sudah dengan terdengarnya suara bel. kelas 11 mia 1 keadaannya begitu heboh. banyak siswi-siswi kelas itu bahkan yang diluar kelas pun berdesakan memasuki kelas. ada apa? sudah tentu jawabannya 'siswa baru'.
   mereka semua ingin berkenalan atau hanya penasaran ingin melihat wajah siswa baru yang dari kabar burungnya sangat tampan. mulai dari adik kelas, kakak kelas, bahkan yang setingkat mereka penasaran terhadap wajah tampan Adit dan Faried.
   Faried yang terkenal sanagt ramah terhadap banyak orang, hari ini juga dia merasa risih dengan perlakuan siswi-siswi SMA KARASUNO ini. bahkan dia sempat berpikir bahwa uncle Tobio salah memilih sekolah. Adit yang biasanya terlihat dingin dan tidak perduli kini ia pun merasa seperti Faried risih dan gak banget. 'ini gila' dua kata itu yang terpampang di dahinya. hingga...
"permisi! awas! minggir!" terdengar suara-suara itu dan muncullah 3 siswi yang dandanannya waw menghampiri Adit dan Faried.
"kalian anak baru. kenalin nama gua Ervina Sakti.": ujar siswi bernama Ervina yang kerap disapa Vina. siswi kelas 12 ips 3. suka menggencet adik kelas bersama kedua temannya. selalu ingin terlihat sempurna dimata siapapun, namun terlihat sangat menjijikkan bagi Adit dan Faried. menjulurkan tangannya kepada Adit lalu ke Faried secara bergantian.
"ehem kita permisi dulu." ujar faried pergi meninggalkan suasana dikelas bak seperti neraka diikuti Adit. terdengar seruan-seruan kecewa dari mereka semua, dan bahkan ada yang mengejar-ngejar mereka berdua. mau tidak mau lari adalah jalan terbaik dari pada tertangkap. menyebalkan memang. mereka berhenti disebuah ruangan berlebel 'PERPUSTAKAAN'. Yang mereka masuki. ruangan itu sesak dengan rak-rak yang menempel didinding ruang tersebut dipenuhi oleh buku-buku didalamnya, serta bau debu yang memenuhi ruangan itu.
"gak salah apa nih uncle Tobio masukin kita kesini. ini mah neraka bukan sekolahan!" gerutu Faried dengan mengatur nafasnya yang masih memburu akibat berlari.
"bener banget! sumpah ini gila!" ujar Adit pelan membenarkan ucapan sepupunya.
"perpustakaan Dit!" ucap Faried yang baru menyadari dimana mereka berhenti.
   dengan saksama Adit melihat buku-buku dirak -rak yang menempel pada dinding tersebut, tanpa memerdulikan Faried yang masih tetap menggerutu atas kejadian tadi.
"dasar nih uncle tobio, salah banget nih masukin kita kesekolah macam kandang srigala. sampe kita harus kabur kayak gini dan sekarang kita malah berhenti disini, perpustakaan. ya gak Dit? Adit?! oh shitt! emang gak bisa ketemu buku-,-"

                                                                                                                          --

"udah gua bilangkan, pasti dipanggil!" gerutu Yogi didalam perjalanan menuju ruang BK, sementara Agri dan Robby hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka melihat sifat buruk Yogi yang selalu menggerutu akan apapun. mereka berhenti tepat didepan pintu ruang BK dan mengetuknya, terdengar suara dari dalam yang menyuruh mereka untuk masuk dan duduk dikursi yang tersedia dihadapan bu Sena guru BK sekolah itu dipisahkan oleh meja.
   bu Sena memandang ketiga murid itu pelan. ingin sekali ia menendang ketiga murid ini keluar dari sekolah sekarang juga, namun apalah daya ia karena mereka mempunyai prestasi yang membesarkan nama sekolah ini. entah hukuman apa lagi yang akan ia kasih untuk mereka. sepertinya hukuman seberat apapun atau skorsing selama apapun juga tidak membuat mereka jera membuat ulah. 'tapi apa hukuman yang bisa membuat jera mereka, ahh lelahnya aku'. pikir nya sambil memijit kepala yang mendadak sakit memikirkan ulah mereka semua.
   mereka bertiga duduk dengan berbagai ekspresi yang mereka tunjukkan. Yogi dengan mengeluarkan cengiran andalannya bila berhadapan dengan bu Sena. Agri dengan wajah tenangnya, ini andalan dia selalu dan setiap saat dengan berbagai kondisi. serta Robby dengan ekspresi acuh tak acuh, memang dia selalu tidak perduli dengan apapun disekitarnya. dan semua ekspresi itu yang membuat bu Sena muak melihaitnya.
"pusing ibu karena ulah kalian ini! kapan sih kalian berbuah?! kalian tidak kasihan apa denga guru-guru disekolah ini yang selalu kesal dengan ulah kalian. entah kalian jailin mereka, tidak mengerjakan tugas, tidur didalam kelas dan masih banyak kelakuan kalian. mau jadi apa sih kalian?" ujar bu Sena menekan setiap kata-kata yang dia ucapkan.
"ya mau jadi orang sukses lah bu, masa mau jadi gembel-,-" celetuk Yogi asal yang justru makin memancing emosi bu Sena.
"berani kalian menjawab kata-kata saya?!" bentak bu Sena yang sudah kehabisan kesabarannya.
"lah kan tadi ibu nanya mau jadi apa kita, ya kita jawablah mau jadi orang sukses bukan gembel. kok malah jadi ibu marah. aneh.' celetuk Yogi lagi, sementara Robby dan Agri hanya menahan tawa mereka agar tidak pecah.
"KURANG AJAR KAMU BILANG SAYA ANEH?!" ujar bu Sena dengan nafas yang sudah mencapai ubun-ubunnya.
"bisa stoke ibu meladeni tingkah kalian ini. sana kalian bersihkan semua toilet disekolah ini dari gedung kelas 10 sampai kelas 12. 1 minggu! dan kalian harus mencabuti rumput dihalaman sekolah. san panggil orangtua kalian datang menghadap ibi! pusing ibu dengan kalian, entah mau jadi apa kalian ini." ucap bu Sena dengan memijat kepalanya yang sedari awal sudah sakit itu. mereka bertiga masih duduk diam didepan bu Sena dengan tampang bloon akibat hukuman yang diberikan bu Sena. memang muadah bagi mereka karena ini termasuk hukuman yang ringan. hanya membersihkan toilet di tiga gedung sekalian serta mencabuti rumput halaman itu semua termasuk gampang, tapi untuk masalah membawa orangtua menemui bu Sena adalah hal tersulit bagi mereka. mau jadi apa mereka kalau orangtua datang. selama ini kenakalan mereka tidak diketahui orangtua masing-masing dan hukuman yang mereka dapatkan tidak pernah menyangkut orangtua, tapi sekarang.... huuuuuhhh.
"ngapain kalian masih disini cepat pergi kerjakan semua hukuman yang ibu berikan dan jangan lupa bawa orang tua kalian besok menghadap ibu." ujar bu Sena dengan tegas dan tak terbantahkan sehingga membuat Yogi dan Agri yang sempat membuka mulutnya akhirnya mengatupkan lagi mulut mereka, lalu beranjak meninggalkan ruang bK tersebut.



~semoga suka

AMBIGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang