Saat dimana gadis cantik itu menjatuhkan dirinya dan meringis kesakitan, terlihat dua pemuda di kelas itu mendekat padanya dan memegang lengan atas gadis itu, gadis itu melihat pemuda itu satu persatu, setelah itu salah satu pemuda diantaranya melepaskan tangannya yang tadi memegang lengan atas gadis itu dan mulai membuka mulutnya,
"Kamu manggil aku?"ucap salah satu pemuda itu, shawn.
"Em, tidak, aku hanya,-tak apa" jawab wanita yang tadi shawn tolong untuk berdiri bersama satu sahabat baiknya.
tentu jawaban ini bisa membuat siapapun gereget jika tahu apa yang sebenarnya gadis itu ingin katakan,"Lalu? Untuk apa aku disini?" Tanya Shawn dengan enteng, sebenarnya tidak sesuai dengan isi hatinya yang jelas kecewa, karena kenyataan tak seperti yang tadi ia inginkan,
Sedangkan pria satunya lagi bernama cam itu hanya bingung ingin berbuat apa, tapi percayalah cam tidak menyukai situasi ini, canggung, sangat amat tidak sesuai dengan kepribadian cam yang biasanya bertugas sebagai pencair situasi,
"Hm, aku manggil kamu shawn, karena tadi cam terlihat kesepian, siapa tau kamu bisa ajak dia main, get rich gitu misalnya" ucap gadis itu menimpal.
Bodoh. Kata kata yang memang pantas untuk wanita itu, awalnya ia anggap itu kebohongan yang pas, tapi tentu kata kata itu justru menusuk hati shawn, setelah mengatakan itu ia berjalan meninggalkan 2 lelaki tadi, dan duduk lesu di samping sahabatnya, camila. Dan bodonya lagi, Hailee baru menyadari kebodohan yang tadi baru ia lakukan, dan mulai bercerita ke pada sahabatnya.***
"Hai adikku yang kerjaannya galau setiap hari" ucap Nash hanya dengan memperlihatkan kepalanya di depan pintu, adikknya yang malas melihat kelakuan kakaknya yang sekarang sedang berjalan mendekat dengan sedikit bergoyang pun dengan wajah (liat mulmed)menghempaskan badannya ke kasur,
"Aku cape,"kata Haille yang sekarang merubah posisinya menjadi tengkurap dengan lengan kanannya sebagai penahan matanya agar tak menempel dikasur,
"Ada apa?" Kata Nash yang sekarang membalikan tubuh adiknya,
"Sangat sulit " kata Haille
"Ada apa?!" Ucap Nash yang sekarang dibuat gemas adiknya,
"Sangat sulit hanya untuk berbicara yang sebenarnya pada nya" ucap Haille dengan lesu,
"Shawn?" Tanya kakaknya setengah memastikan,
"Ya." Jawab adiknya singkat,
"Hahahaha" diluar dugaan adiknya,Nash justru tertawa, dan hasilnya adalah muka kerung Haille,
"Aku sudah mengatakan semuanya Haille.." Kata Nash yang membuat Haille berdiri tanda is antusias,
"KAPAN?" Tanya Haille yang begitu antusias,
"Barusan," tanya Nash enteng dengan tertawa sebagai selingannya,
"Barusan?kapan?" Tanya Haille bingung,
"Sebelum masuk kamar" kata Nash yang masih dengan suara tertawanya, sekarang adiknya membulatkan matanya tanda ia kaget,
"Kring kring" suara nyanyian handphone Haille,
"Tuh dia Shawn," kata Nash, Haille yang masih kaget berlari mendekat ke handphone nya, sekarang is merasakan ketakutan malu Dan bingung sekaligus, ia hanya melihat layarnya Dan membacanya 'incoming call shawn💜' menelan ludah pekerjaan rutin sejak tadi ia membaca kata kata itu memastikan bahwa semuanya benar,
"Angkat"kata Nash lalu meninggalkan adiknya sendirian, ia pun mengangkatnya walau tak yakin dengan keputusannya, ia takut ia Akan berbohong lagi nantinya,
————————-——------–––—
HALO PART INI MASIH PENDEK, SORRY MASIH CUPU WKWK, vomment yuk mentemen 😻😻, masih pendek karena besok UKK , doain yaa!
-caping

KAMU SEDANG MEMBACA
Theater
Fanfiction"Ibarat bermain tarik tambang, sebenarnya aku tak kuat lagi menahan beban nya, tapi jika dilepas maka kemenangan ta kan mungkin ada kemenangan dan perjuanganku akan sia-sia. Itulah diriku, ya dan mungkin takkan pernah berubah." Baca Shawn pada seca...