Setelah aku keluar dari ruang pemeriksaan, aku disambut dengan wajah ayah yang khawatir. Aku pun menghampiri ayah,dan ia langsung memeluk diriku dengan erat.
"Kamu gapapa kan sayang? Gimana pemeriksaan nya?" tanya ayah.
"Gapapa kok yah," jawabku.
"Pak Hendra," suara dokter Lukman yang memanggil ayahku. Tanpa disadari ia sedari tadi dibelakangku.
Aku dan ayah pun langsung menoleh secara bersamaan.
"Iya,ada apa dok?" jawab ayah.
"Bisa ikut saya sebentar? Ada yang ingin saya bicarakan tentang Raina" ajak dokter Lukman.
Ayah pun mengangguk dan mengikuti dokter Lukman yang lebih dulu memasuki ruangan tersebut.***
Duh ayah lama banget sih.emangnya apa yang mereka omongin. Gumamku dalam hati. Sudah 30 menit aku menunggu di depan ruangan dokter Lukman,tapi tidak ada tanda tanda ayah keluar dari ruangan tersebut. Hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk masuk ke ruangan tersebut. Namun sebelum aku masuk,terdengar obrolan antara ayah dan dokter Lukman."Apa kamu yakin dengan hasil pemeriksaan itu Lukman?" tanya ayah.
"Dari hasil yang ada ditanganku memang begitu adanya." jawab dokter itu sambil membaca ulang hasil tes yang ada ditangannya.
"Lalu apa yang harus aku---" belum sempat ayah melanjutkan perkataannya, aku langsung memotongnya.
"Apa hasilnya dok? Apa penyakit saya sangat parah?" tanya ku penasaran.
"Raina,kenapa kamu masuk? Kamu tunggu diluar sebentar ya" ucap ayah sembari berdiri menghampiriku.
"Enggak yah, ini masalah penyakit aku. Jadi apapun yang terjadi aku harus tau."
"Tapi---" ucap ayah dan aku langsung memotongnya.
"Ayah, Raina udah besar. Jadi jangan ada yang ditutupin dari Raina ya"
Mata ayah berkaca kaca mendengar kalimat yang terucap dari bibirku. Ia pun mengangguk lesu,yang menandakan bahwa aku boleh mengetahui apa yang aku alami. Akupun duduk disamping ayah."Jadi apa penyakit saya dok?" tanyaku.
"Kamu mengidap penyakit Leukimia stadium 3"
"Saya juga kaget mengetahui ini. Namun kenyataanya memang seperti ini. Jika kamu tidak yakin,kita bisa melakukan pemeriksaan ulang" jelas dokter Lukman.
"Enggak usah dok, Saya percaya sama dokter. Dokter kan udah lama jadi dokter, jadi gak mungkin dokter salah mendiagnosa penyakit pasiennya" jawabku dengan menahan sesak di dadaku setelah mendengar penjelasan dokter.
"Jadi apa yang harus anak saya lakukan agar dia sembuh seperti semula?" tanya ayahku.
"Raina bisa melakukan kemoterapi sebanyak seminggu sekali" jawab dokter Lukman.
"Baiklah dok, aku setuju sama pilihan dokter. Karena dokter lebih berpengalaman dalam hal ini." jawabku.
"oke,saya akan mengatur jadwal kemoterapi kamu. Saya akan kabari nanti ya" ujar dokter.
Aku pun langsung memberi senyum kepada dokter Lukman. Lalu aku dan ayah berjabat tangan dengannya sebelum meninggalkan ruangan tersebut.
Saat keluar dari ruangan tersebut ayah kembali memberi ku pertanyaan.
"Re,kamu gapapa kan?"
"Gapapa kok. Ayah jangan cemas gitu ya. Rere pasti bisa sembuh"
"Ayah percaya kalo kamu kuat" ucapnya sambil mengusap puncak kepalaku dengan lembutnya. Kami pun berjalan menuju parkiran rumah sakit, untuk menaiki mobil yang akan membawa kami kembali ke rumah.JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA GUYS💕💕
SILAHKAN KASIH KRITIK DAN SARAN YAA. KARENA MASIH BANYAK KEKURANGAN DAN MASIH BELAJAR HEHEHE
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat senja mulai hilang
Teen Fictionaku akan tetap menyanyangimu walau langit rubuh di pundak ku aku akan tetap setia menunggumu walau gelap malam merusak mimpiku dan aku selalu mencintaimu walau aku lenyap bersama senja dari matamu