Chapter 4

899 68 0
                                    

VOTE SEBELUM BACA !!

***

Aku lebih memilih untuk bertemu dengan Justin dibanding Julianna harus datang ke rumahku. Siang ini aku memutuskan untuk pergi ke hutan seberang sendirian. Berharap tiba-tiba saja Justin datang untuk menemaniku dan mengabulkan permintaanku untuk menemaniku ke kedai Julianna. Sejuknya angin hutan ini mengembus menyentuh tubuhku. Samar-samar matahari masuk ke dalam hutan ini, menyilaukan pemandanganku untuk menikmati sejenak hutan seberang. Setelah usaha pertamaku telah rusak karena kedatangan Theo. Oh ya ampun, Theo. Ia pernah bilang padaku untuk tidak datang lagi ke hutan ini.

Itu adalah renungan bagiku. Apa orang yang mengejarku tadi ada hubungannya dengan Kerajaan Kidrauhl? Mengapa ia menginginkan aku mati? Bagaimana caranya ia dapat membunuhku? Tentu saja ia beraroma vampire, aku juga punya penciuman yang bagus. Aku tahu yang mana manusia dan bukan. Dan vampire itu tidak dapat membunuhku. Sesama vampire tidak dapat membunuh kecuali dengan api atau memenggal kepala namun tidak memakai tangan vampire itu sendiri. Satu pertanyaan di benakku sekarang adalah, bagaimana caranya orangtua Justin membunuh Ayahku? Menarik kepalanya lepas? Memukulnya? Vampire bisa saling memukul, tapi tidak dengan senjata. Pistol tidak ampuh untuk membunuhku kecuali dengan peluru perak. Jadi, bagaimana orangtua Justin membunuh Ayahku? Aku sungguh penasaran. Ibuku hanya bilang bahwa Kerajaan Kidrauhl berbahaya dan aku harus menjauhinya, apa dia membenci Kerajaan itu karena Ayah telah terbunuh? Tapi, itu adalah peperangan. Akan ada yang kalah dan menang. Meski aku juga kesal karena mereka aku tidak dapat mendengar suara Ayahku sendiri.

Lenyap dalam renungan, kudengar suara langkahan dari belakang tubuhku. Semakin mendekat, dan itu adalah vampire. Ia mengendus-endus, suara endusannya terdengar sampai telingaku! Apa dia adalah monster? Well, menurutku, vampire adalah monster. Berarti aku adalah monster yang membunuh hewan-hewan.

"Kau tidak perlu jauh-jauh datang ke sini untuk meminta maaf padaku," suara familiar masuk ke dalam gendang telingaku. Aku membalikkan tubuhku, sigap. Lalu mendapati Justin berdiri di belakangku dengan mulut yang penuh dengan darah. Apa dia baru saja memangsa seseorang? Mata emasnya! Aku jadi tidak dapat membedakan dia baru saja meminum darah dari siapa. Pakaiannyapun kotor dari noda darah. Aku heran, apa dia sadar sekarang adalah siang hari? Matahari bahkan sekarang sedang marah pada vampire hingga aku merasa begitu kepanasan.

"A-aku tidak ingin meminta maaf padamu, aku tidak -"

"Jadi, apa yang kauinginkan? Kau sudah tahu hutan ini berbahaya bagimu. Setelah aku tahu ada vampire yang mengikutimu sepanjang perjalanan di hutanmu, apa kau tidak takut kalau ia akan datang kembali?" Aku terdiam. Diamku meredamkan rasa terkejutku!

"Kau mengikutiku?" terkaku.

Ia mengejekku dengan tawaannya. "Pft! Mengikutimu? Tidak, Theo memberitahuku. Dia menyukaimu, kau tahu. Maksudku, hei, sadarlah! Kau tidak lebih dari perawan murni dengan jiwa yang suci yang baru saja kugigit. Dia lebih baik dibanding dirimu, aku heran. Apa kelebihanmu sampai-sampai ia dapat menyukaimu?" Justin mengejekku, meminta untuk bertengkar. Apa sekarang akan terjadi Perang Dunia III? Kuharap tidak, aku harus memenuhi janjiku terlebih dahulu untuk Julianna sebelum ia datang ke rumahku.

"Dengar, Justin," aku mengangkat tanganku, meminta perdamaian. "Aku datang ke sini hanya untuk memintamu pergi denganku ke kedai temanku, Julianna. Kumohon kau harus memenuhinya, karena jika tidak ia akan datang ke rumahku! Aku tidak ingin dia datang lagi ke rumahku,"

"Jika aku tidak mau, apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan membujukmu terus menerus untuk memenuhinya. Dia menyukaimu!" seruku gemas. Justin berjalan, mengelilingiku. Matanya melihatku dari bawah kaki hingga kepalaku, menyimak-simak apa yang sedang ia lihat. Aku menelan ludahku, apa yang sedang ia lakukan?

KIDNAPPED || Herren JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang