Veve pov's
Angin sepoi sepoi menerpa rambut coklatku yang panjang dan bergelombang, sekarang aku sedang duduk di rooftop kamar untuk bersantai karena dengan duduk disana ia bisa menjadi tenang ketika ia merasa sedih. Tidak, saat ini aku tidak sedih aku hanya ingin menyendiri dan membiarkan angin angin menerpa wajahku dan memberikan efek yang menenangkan. Tiba tiba suara notif line masuk di hpku.
Hai Venus lagi ngapain?
from cowok gantengAku memutar bola mata malas ini pasti Tio mengingat si Tio maksa mau manggilku dengan panggila Venus alasannya katanya nama Venus lebih keren dari pada Veve aku sih setuju aja tapi yang membuatku kesal pada Tio adalah karena sikap percaya dirinya yang setinggi menara Eiffel.
Flasback on
"Eh gue manggil lo Venus aja ya karena menurut gue nama Venus lebih keren daripada Veve."ucap Tio.
"Sebenarnya sih belum ada yang manggil gue Venus gue lebih suka dipanggil Veve tapi buat lo gk papa deh."ucapku dengan ramah.
Entah kenapa gue sama Tio cepet banget bisa deket seolah olah kami udah lama berteman.
"Eh nus gue kan suka hal hal mistis gitu masa ya katanya tempat ini banyak penunggunya loh."ucap Tio dengan wajah serius.
Mendengar pernyataan itu bulu kudukku berdiri langsung, gue paling benci mendengar hal hal tentang mistis.
"Bwahaha lo gak liat muka lo tadi jelek banget hahaha coba gue foto tadi."ucap Tio ketawa sambil memegang perutnya.
"Jadi yang lo bilang tadi boong?"tanyaku was was.
"Ya iya lah Venusia Amorina Putri."ucap Tio masih ketawa memegang perutnya.
"Ihhh Tio gak lucu."
"Ih ngambek maaf deh." ucap Tio sambil menoel noel pipiku.
"Tapi jangan diulangi lagi ya."ucapku.
"Yes mom."Ucap tio tersenyum manis.
Flasback off
Aku tersenyum geli saat mengingat kejadian tersebut betapa malunya seorang Venusia Amorina Putri.
"Emang muka gue jelek banget ya waktu takut?"gumamku penasaran lalu aku langsung membalas pesan dari Tio.
Gue lagi bersantai kalo lo?
From kembarannya Kendal Jenner."Gue gak mau kalah sama si Tio." ucapku sambil memerkan evil smirk ketika melihat kalimat yang barusanku kerim ke Tio.
Gue lagi chattan sama kembarannya sendal jepit hahaha.
Sialan.
Lo gak bisa baca ya atau perlu gue beliin kacamata -_-
Gue bisa baca kok tapi menurut gue lo lebih mirip sendal jepit dari pada Kendal Jenner wkwkwk.
gue memutar mata kesal.
"serah Tio serah."gumamku lalu membalas pesannya untuk mengajak Tio untuk ke cafe di dekat sekolah besok karena kebetulan besok adalah libur dan aku pasti akan sangat bosan jika terus terusan berada di rumah.
eh btw besok ke cafe dekat sekolah kuy.
wah ada yang mau traktir nih kuy lah.
Eh enak aja gue cuma ngajakin kale bukan mau traktir kantong gue lagi tipiss kayak kerupuk.
Ah elah lo yaudah besok jam 2 ya bye sendal jepit nih bonus dari pengeran ganteng.
Akupun mendengus kapan sih tuh cowok pedenya dikurangin dikitt aja karena pede dia tuh udah kelewatan batas maksimal pantesan jomblo. Eh gue jomblo juga deng tapikan gue sadar diri walaupun gue cantik tapi gue gak pernah gitu amat (lah terus itu apa? (Abaikan)).
Tok!tok!!
Suara ketukan pintu menghentikan kegiatanku yang sedari tadi ngomong sendiri.
Aku langsung beranjak dari tempat tidar untuk membuka pintu untuk mengetahui yang mengetuk.
"Dek turun yuk mama udah buatin makan malam tuh."ucap bang Daka.
"Ah elah lo bang tumben amat ngetuk biasanya juga teriak teriak dari bawah."
"Gue udah manggil lo kali dari tadi lonya aja budek."
"Serah bang serah lelah hayati lebih baik hayati makan dari pada dengerin cerocosan abang yang kayak emak emak."
***
Siang ini aku dan Tio sudah berada di cafe du tempat kami janjian. Kami berdua udah barjanjian untuk datang ke tempat tersebut hanya untuk mengobrol ringan dan kami memilih duduk di bagian pojok karena menurutku disitu adalah tempat yang nyaman untuk mengobrol hangat dan selalu menjadi tempat favoritku bila datang ke cafe ini, cafe ini memang menjadi tempat favoriteku karena disini menyediakan cheesecake yang enak banget dan desainnya yang sederhana membuat pengunjung tertarik. Sambil menunggu aku sibuk dengan iphoneku karena sedang nge-stalk orang, yap itu adalah salah satu habiku jika aku sedang penasaran dengan seseorang. Tio yang kesal karenaku acuhkan sedari tadi langsung merampas iphoneku.
"Ihh Tio apaansih balikin sini."Ucapku kesal.
Sebelum sempat aku merebut kembali iphoneku Tio telah melihat isi iphoneku tersebut.
"Nus lo nge stalk Arthur?yaelah udah gue duga lo benera suka sama tuh anak."ucap Tio sambil mengerling jahil.
"Nas nus nas nus enak aja lu manggil gue gitu yang lebih bagus napa?lagiankan gue cuma penasaran samatuh orang."jawabku seadanya.
"Serah gue dong mulut mulut gue."
"Penasaran?emang apa yang bikin lo penasaran sama dia?"tambah Tio dengan wajah penasaran.
"K-E-P-O"
Tiba tiba pelayan datang dengan pesanan kami yaitu caramel mocchiato dan cheese cake untukku dan black coffee untuk Tio.
"Eh Nus kalo dipikir pikir nama lo sama nama Arthur sama lo sama sama ada nama planetnya gitu awwww."Ucap Tio dengan nada menggoda.
"Kalo lo masih manggil gue Nus gue mutilasi lo."
"Lagipula nama gituan mah banyak kali di bumi."ucap Veve dengan nada datar.
"Ampun nyaii."ucap Tio sambil memasang wajah ketakuta sambil merapatkan kedua tangannya.
"Lebay bangetsih."
Setelah itu aku sibuk dengan cheesecake favoritku dan menyantapnya dengan penuh kenikmatan karena cheesecake merupakan dessert terenak di cafe ini dan membuat moodku yang hancur karena Tio sekarang kembali membaik. Tio menatap pandangannya dengan memutar matanya.
"Lebay bangetsih."ucapnya dengan menirukan gaya bicaraku.
Sementara aku tidak menghiraukannya aku masih menikmati cheesecakeku dengan penuh kenikmatan. Sementara Tio mendengus kesal lalu menikmati black coffeenya.
***
Jangan lupa vote dan sarannya karna itu membantu banget
KAMU SEDANG MEMBACA
A Second Chance For True Love
JugendliteraturSaturnus Antariksa Putra atau biasa dipanggil Arthur adalah laki laki tampan yang baru memasuki SMU, dan mempunyai banyak penggemar tapi sangat disayangkan Arthur tidak pernah menemukan cinta karena masalah masa lalunya, hingga ia bertemu dengan Vev...