3

72 3 0
                                    

6 Bulan Berlalu

"Lihatlah barisan kapal itu" Tunjuk seseorang pada gadis disampingnya.
"Apa serunya?" Balasnya ketus.
"Seperti barisan kapal perang yang siap menghancurkan musuh. " Jawabnya penuh semangat.
" Aku lebih suka padang ini. " Balasnya.
" Apa kau kembali teringat dengan filosopi rumput. " Jawab nya balik.
" heh itu basi" helanya
"Tidak. Selama kita masih meyakininya. " Balasnya kembali, seraya seringai kecil terselip dalam senyumnya.
" Merasa menang. "
" Of course not. "
" So? " Selanya, sementara matanya masih terus menatap lurus ke depan.
" Hamparan rumput itu mengingatkan ku tentang Hemingway. " Jawabnya kembali.
" Hemingway?"
"Kenapa? Cemburu? " Gadis itupun menatap pria di depannya. Seperti biasa, perseteruan kecil seperti makanan pembuka bagi mereka.
" Tidak " Jawabnya balik.
" Hamparan padang rumput itu, seperti Hamparan permadani hijau penyelubung granit. "
Pria itu kembali menatap gadis itu lekat.
" Kita selalu bertemu, tertawa bahkan.... berdebat bersama. Apa sebenarnya yang kamu cari?"
"Kamu yang mengajakku bicara bukan! " balasnya dingin.
" Jangan lupa, kamu yang pertama kali bertanya dan menggampiriku. " Balasnya lagi, sambil tersenyum puas.
" itu hanya formalitas pengunjung."
"Sudahlah. Tak ada guna terus berdebat. " Rajuknya.
" Itu bukan mauku tapi maumu."
"Kau." Geram.
Sementara.... Gadis itu masih sibuk mengamati riak riak sungai yang bergemericik di atas kakinya.
"Some drink?" Tawarnya, berusaha menghangatkan suasana.
"Cuaca cerah khatulistiwa, membuatku haus. May I? " Pintanya halus.
Sementara si priapun berjalan menuju warung terdekat. Sesekali mulutnya mengoceh, mengeluarkan bunyi tak jelas, menimbulkan getaran amplitudo yang lemah.
" Cola atau air putih? " Tawarnya, seraya menyodorkan dua botol minuman dingin ke arah gadis tersebut.
" Air putih, Please." Jawabnya.
"Area you OK?" Tanyanya khawatir.
Yes, i'm fine." Jawabnya kembali dingin.
"Aku pikir kamu sakit."
"Jika kamu pikir demikian, baiklah."
"Hei tunggu. Apa maksud mu. "Teriak nya, memanggil gadis yang dari tadi menjadi teman bicaranya kini telah beranjak dan menjauh dari hadapannya.
" Wait! Who is Hemingway?" Tanyanya balik.

Tbc

Gaje ya......
Itu rahasia

Berdamai Dengan Masa Lalu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang