Pagi yang cerah, menampakkan rona pelangi pada setiap embun pagi yang bertengger pada dedaunan akibat terpaan sinar matahari. Musim semi telah tiba. Helai demi helai kuncup bunga mulai menggeliat dibalik salju putih yang sedikit demi sedikit menyingkir dari permukaan. Burung - burung pun turut bernyanyi menyambut awal pergantian musim. Bunga sakura pun sedikit demi sedikit mulai menampakkan semburat merah muda meski terlihat malu - malu menghias dahannya.
Halwa terbangun dari lelap tidurnya. Udara dingin subuh tadi telah terbayar dengan cuaca hangat di pagi hari.
Iya beranjak dari peraduannya, menyusuri semburat sinar yang masuk melalui celah bilik jendela.
Ia singkapkan tirai yang menghalanginya dari cahaya menyilaukan di luar sana.
Matanya mengerjap, berupaya beradaptasi dengan sinar menyilaukan di depan sana. Aroma sakura mulai menguar melalui semilir angin di udara.
Di depannya nampak pemandangan hilir mudiknya para pejalan kaki yang tengah menikmati aroma musim semi. Masing-masing berjalan bersama pasangan mereka, baik yang muda maupun yang tua.
Hal yang paling menarik perhatian adalah pasangan tua yang tengah duduk di bangku taman. Terlihat betapa setia Kakek tua itu dengan pasangannya, meski istrinya telah lumpuh total ia masih setia menjaganya. Seperti..... sepasang merpati.
Halwa tersenyum melihat kemesraan mereka. Ia sempat berharap memiliki pasangan seperti itu. Tapi.... Seketika moodnya kembali memburuk.
Ia berbalik dan beranjak pergi dari sana. Hangat musim semi masih terasa. Tapi.... Ia kembali terduduk dalam diam yang tak bernyana.
--------------------------------------
Sedang apa ia disana?Apa ia masih mengingatku?
Bodoh!
Untuk apa?
Gadis dingin. Dengan baju terusan dan kain yang menutup kepalanya... Hah. Dia membuat ku gila.
Apa bagusnya? Cantik tidak. Ah biasa.
Bodoh. Bodoh. Bodoh.......
Kenapa aku mengingatnya......
Kenapa aku menolongnya...... Ada apa dengan ku?
*********
Terima kasih sudah membaca ceritanya....
Saran & kri